Jaga Rumah Sambil Ngewek... Asikkk Ughhhh

Jaga Rumah Sambil Ngewek... Asikkk Ughhhh


Jaga Rumah Sambil Ngewek... Asikkk Ughhhh

Jaga Rumah Sambil Ngewek... Asikkk Ughhhh



Bandar Ceme - Peristiwa ini berlangsung beberapa bulan yang lalu di awal 2011. Di Sabtu malam yang cerah aku terpaksa menunggu rumah sendirian. Keluarga semua pergi ke Jakarta menghadiri acara pernikahan saudara sepupuku.

aku perkenalkan diri dulu. Namaku Rendo, 28 tahun. Tampangku biasa-biasa aja dengan kulit sawo matang. dengan tinggi 170 cm dan berat 70 kg. Pembaca mungkin menyangka aku gendut. Itu sama sekali tidak tepat karena aku rajin fitness hingga otot2ku pun terbentuk walaupun tidak sekekar Ade Rai . aku bekerja di satu perusahaan swasta di kotaku. aku tinggal di kota kecil di bagian Barat pantura Jawa Tengah. Dan sekarang aku masih menyandang predikat jomblo. Namun selalu enjoy menjalaninya.

Sabtu malam itu tidak seperti biasanya. Teman-temanku yang sebagian jomblo juga (mungkinaku perlu bikin perkumpulan Jomblo Merana, hehehe...) tidak keliatan batang hidungnya. akuyang nungguin rumah sendirian akhirnya cuma bisa duduk sambil mengisap rokok putih di teras depan rumah sambil cuci mata pada cewe-cewe yang lewat di jalan depan rumahku. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Rasa kantuk sudah mulai menyerang. aku pun bergegas masuk ke rumah. Begitu tanganku hendak meraih gagang pintu, aku dikejutkan suara becak yang direm mendadak. Spontan aku liat ada yang terjadi. Ternyata seorang wanita kira2 berumur 40 tahunan turun dari becak kemudian membayar ongkos ke abang becak. aku masih terpaku melihat apa yang akan dilakukan oleh wanita dengan kulit sawo matang dan berwajah sensual itu. Tingginya kira-kira 160 cm dan beratnya mungkin 60 kg dengan payudara yang besar kira2 36C dan pantat yang besar pula serta perut yang sudah tidak rata lagi. Wanita itu memakai baju terusan dengan rambut digelung ke atas menambah kesensualannya. Tanpa dikomando penisku lagi berdiri tegang."Permisi...", suara lembutnya membuyarkan lamunanku. "Eh...iya, Bu...", jawabku sekenanya. "Pak Atmonya ada?"aku jadi bingung karena nama orang tuaku bukan Atmo. Dengan cepat aku baru sadar kalo rumah yang aku tempati sekarang dulu adalah milik Pak Atmo yang sekarang sudah pindah di kota di provinsi Jawa Tengah bagian Selatan.Akhirnya aku jelaskan padanya tentang keadaan saat ini. Dia pun bingung hendak ke mana karena tidak ada sanak sodara di kota ini. Kemudian aku persilakan masuk wanita itu ke dalam ruang tamu. Setelah melalui percakapan singkat dapat kuketahui kalo wanita itu bernama TuMurni, sepupu Pak Atmo dari Boyolali dan aku tahu kalo dia telah hidup menjanda selama 10 tahun semenjak kematian suaminya."Dik Rendo, ibu saat ini bingung mau tidur di mana. Lha wong sudah malam begini. Mau melanjutkan perjalanan sudah tidak ada bis lagi," kebingungan meliputi dirinya. "Sudahlah Bu Murni...Ibu sementara bermalam di sini dulu. Besok Ibu bisa ke tempat Pak Atmo," aku coba menenangkannya sambil mataku mencuri-curi pandang ke arah gundukan di dadanya yang membusung itu.Mengetahui hal itu Bu Murni jadi salah tingkah sambil tersenyum penuh arti. Akhirnya Bu Murni setuju untuk bermalam di rumahku. aku persiapkan kamarku untuk tidur Bu Murni. Tak lupa akubuatkan teh panas untuk menyegarkan tubuhnya. Kemudian aku persilakan Bu Murni untuk membersihkan badan dulu di kamar mandi.aku menunggu dengan menonton tivi di ruang tengah. Bayangan tubuh montok Bu Murni menjadikan burungku jadi makin berdiri keras. Ditimpali suara kecipakan air di kamar mandi terdengar dari tempatku."Mas Rendo..." aku dikejutkan panggilan Bu Murni dari kamar mandi. "Iya Bu... Ada apa?" akubergegas menuju ke kamar mandi. "Ibu lupa tidak bawah handuk. Ibu boleh pinjem handuk mas Rendo?" terdengar suara Bu Murni dari balik pintu kamar mandi. "Boleh kok, Bu. Saya ambilkan sebentar, Bu", aku ambil handukku di jemuran belakang."Ini Bu handuknya" perlahan pintu kamar mandi dibuka oleh Bu Murni. aku sodorkan handuk ke tangan Bu Murni yang menggapai dari balik pintu. Tak kusangka sodoran tanganku terlalu keras sehingga mendorong pintu terbuka lebar hingga badanku terhuyung ke depan ikut masuk ke kamar mandi. aku menubruk badan Bu Murni. aku peluk tubuh bugil Bu Murni agar aku tidak jatuh. Bu Murni pun memeluk tubuhku erat-erat agar tidak terpeleset. "Aahhh...", Bu Murni menjerit kecil. aku rasakan buah dada bu Murni yang besar itu dalam pelukanku. Penisku langsung tegang mengenai perus Bu Murni. Beberapa detik kami terdiam."Ih, mas Rendo kok meluk aku sih..." katanya manja tanpa melepas pelukannya padaku. Wajahku merah padam. aku tidak bisa menyembunyikan hasratku yang meletup-letup. "Kaalauu...akkuu lepass ...nantii akku liat ibu Murni telaanjaang donggg..", jawabku terbata-bata dengan nafas tersengal menahan gejolak birahi. aku tekan-tekan penisku yang masih terbungkus celana ke perutnya."Aacchh...sungguh nikmat sekali," batinku karena aku baru pertama kali ini memeluk wanita dalam keadaan telanjang bulat. "Burung mas Rendo nakal..." katanya manja sambil tangannya merogoh penisku dari balik celana training yang aku pakai. Dielus dan dikocoknya perlahan penisku. "Ouuugghhh..." aku hanya bisa mendesah. "Burung Mas Rendo besar sekali..." aku tidak tahu apakah dengan panjang 16 cm dan diameter 4 cm itu penisku termasuk besar, entahlah mungkin Bu Murni sebelumnya hanya tahu penis dibawah ukuranku. Dan aku pun tidak tinggal diam. aku remes-remes teteknya yang gede itu sambil aku emut putingnya."Mmmhhh... enak banget mas..."Tangan kiriku langsung turun ke vaginanya yang mulai basah itu. aku gesek-gesek dengan jariku dan aku mainkan klitorisnya..."Mas...." hanya itu yang bisa Bu Murni ucapkan dengan mata sayu sementara tangannya masih mengocok penisku dengan pelan. "Mas...Mas Rendo....aku wis ora kuat...." suaranya parau "Masukin sekarang ya, Mas...."aku jadi bingung karena belum pernah ml sebelumnya. Dengan malu-malu aku pun beranikan diri bertanya, "Bu, caranya gimana?" Bu Murni tersenyum genit. "Oh mas Rendo masih bujang tong-tong to?" Kemudian Bu Murni membalikan badannya dengan berpegangan pada bak mandi Bu Murni mengambil posisi nungging. aku yang udah gak sabar langsung mengarahkan penisku ke vagina yang merah merekah dengan rambut kemaluan yang tercukur rapi tapi gagal karenaaku tidak tahu lubang kenikmatan itu. "Sini mas Rendo biar aku bantu..." Bu Murni yang mengerti keadaanku langsung menyamber batang penisku kemudian diarahkannya ke lubang vaginanya.Kepala penisku menyentuh bibir vaginanya. Oouugghhh... sungguh kenikmatan yang luar biasa yang baru aku rasakan. Kemudian aku dorong penisku ke dalam vagina Bu Murni. Agak susah memang. "Mas...pelan-pelan. aku udah lama tidak kaya gini..." suara Bu Murni terdengar lirih tertahan. aku majukan lagi penisku hingga tinggal setengahnya yang belum masuk ke lubang kenikmatan. Bu Murni memaju mundurkan pantatnya berulang-ulang. Dan... Slleeepppp.... penisku seperti tertelah semuanya oleh vagina Bu Murni. aku maju mundurkan penisku dengan cepat seperti yang aku liat di BF."Ooohhhh....masss....mmmhhhh...." hanya itu yang keluar dari mulut Bu Murni. aku merasakan sensasi yang sangat luar biasa...Dan belum ada 30 kocokan aku merasakan akan memuntahkan spermaku."Bu.... aku mau keluar..." aku percepat sodokan-sodokan penisku ke vagina Bu Murni. Dengan gerakan yang luwes Bu Murni memutar-mutar pantatnya mengimbangi sodokanku. Melihat goyangan pantat Bu Murni yang erotis itu aku semakin tidak sanggup menahan laju spermaku. aku percepat sodokanku.... dan... "Ooouuugggghhhh....." aku tekan kuat2 penisku hingga menyentuh dasar rahim Bu Murni. "Crrootttt.....ccrrrooottt....cccrrottt...." penisku menyemburkan sperma sebanyak 15 kali ke vagina Bu Murni.Goyangan-goyangan erotis pantat Bu Murni mengiringi siraman spermaku. "Oooohhhhh...." akuterkulai lemas. aku peluk tubuh Bu Murni dari belakang dengan tangan meremas2 tetek Bu Murni yang besar walopun sudah agak kendur. Sementara penisku yang masih tegang tenggelam dalam vagina Bu Murni yang enak itu. Nafas kami masih tersenggal-senggal. Lama kami terdiam meresapi sisa-sisa kenikmatan yang baru saja dilalui."Mas Rendo...." Bu Murni lirih memanggilku. "Udahan dulu ya Mas.., aku capek banget. aku mau istirahat dulu". aku bisa memahami kondisi tubuh Bu Murni setelah melakukan perjalanan panjang.Akhirnya aku tidur bareng Bu Murni di kamarku. Dan tentunya masih ada kejadian2 kenikmatan yang kami lakukan berdua setelah itu. Nanti akan aku ceritakan buat pembaca semua.


0 komentar:

Posting Komentar