ManiakQQ Promo New Member Dan Bonus Harian

Maniakqq menyediakan bonus berikut : - Bonus New Member 20% - Bonus Deposit Rp.5.000,-.

ManiakQQ Mempunyai Beberapa Game Poker Dan Domino

100% Player VS Player Minimal Depo Dan WD : Rp.20.000,- Menyediakan banyak games dalam 1 web : Ceme , Capsa , Ceme Keliling , Poker , Live Poker , Q-Kick.

ManiakQQ Menyediakan Berbagai Bonus

Bonus ManiakQQ : Bonus New Member. Bonus Harian , Bonus TO 0,3% , Bonus Rafferal 20% Tunggu Apa Lagi Buruan Daftar.

ManiakQQ Juga Bisa Bermain Di HP Kamu.

Silakan download aplikasi nya di website kami www.maniakqq.com

Bonus New Member ManiakQQ

Syarat Dan Ketentuan Bonus New Member: - Berlaku hanya untuk new member dan pada deposit pertama saja - Minimal Deposit 200.000 - Syarat untuk melakukan Withdraw adalah dengan mencapai TO 3x.

Istri Tetangga Yang Lebih Mantap Dan Serr

Istri Tetangga Yang Lebih Mantap Dan Serr

Istri Tetangga Yang Lebih Mantap Dan Serr
Istri Tetangga Yang Lebih Mantap Dan Serr

Bandar Ceme
- Erni, 27 tahun, isteri dari Indra, 31 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga yang lumayan supel dalam bergaul di lingkungan tempat tinggalnya. Penampilan Erni biasa saja. Erni bersikap selalu apa adanya dan bersahaja. Indra adalah seorang suami yang cukup baik dan bertanggung jawab kepada keluarga. Apapun kekurangan dalam rumah tangganya, maka Indra akan selalu berusaha untuk memperolehnya. Bisa dibilang, rumah tangga mereka adalah harmonis.
Pada waktu malam acara 17 Agustusan tahun 2012, Erni & Indra beserta warga lingkungan dimana mereka tinggal mengadakan malam hiburan berupa Organ tunggal. Tua muda, laki-laki perempuan, semua ikut bergembira. Semua turun berjoget mengikuti alunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi. Mula-mula mereka berjoget dengan pasangan masing-masing. Semua bergembira sambil tertawa bebas mengikuti irama musik..
Setelah beberapa lagu, mereka terus asik berjoget dengan berganti pasangan. Mereka terus bergembira. Erni berjoget dengan seorang bapak, Indra berjoget dengan seorang perempuan remaja.. Begitulah mereka berjoget sampai beberapa lagu dengan berganti pasangan sampai beberapa waktu. Menjelang akhir acara, pada lagu terakhir, Erni berjoget dengan seorang bapak, sedangkan Indra berjoget dengan Lili, seorang ibu rumah tangga yang tinggal beberapa rumah dari rumah mereka. Lili, sekitar 40 tahun, ibu dari seorang karyawan swasta yang bekerja dengan sistim shift, mempunyai 2 orang anak yang sudah cukup besar.
Walau sudah berumur tapi penampilan Lili selalu tampak muda karena cara berpakaiannya yang selalu agak seksi dan pandai bermake up. Selintas Erni melirik pada Indra yang sedang berjoget dengan Lili. Terlihat Indra sedang tertawa dengan Lili sambil berjoget. Setelah itu kembali Erni pun berjoget dan tertawa dengan pasangannya. Menjelang tengah malam acara usai. Semua kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira walaupun capek.. Sesampai di rumah, setelah mandi air hangat, Erni dan Indra segera ke tempat tidur.
“Bagaimana tadi, sayang?” tanya Indra sambil memeluk Erni.
“Apanya?” kata Erni sambil menempatkan kepalanya di salah satu tangan Indra.
“Ya tadi waktu kita di tempat pesta tadi,” kata Indra sambil mengecup bibir mungil Erni.
“Saya benar-benar gembira…” kata Erni sambil tersenyum sambil tangannya mengusap-ngusap dada serta jarinya memainkan puting susu Indra.
“Harusnya kita sering melakukan acara seperti tadi, jangan cuma setahun sekali…” kata Indra sambil tangannya masuk ke pakaian tidur Erni. Buah dada Erni diremas dengan mesra.
“Mmhh.. Memangnya kenapa?” kata Erni sambil mencium pipi Indra lalu mengecup bibirnya.
“Ya kita kan bisa bergembira dengan tetangga yang ada. Jarang sekali kita ngumpul bareng mereka,” ujar Indra sambil membuka seluruh kancing pakaian tidur Erni.
Lalu dijilatnya puting susu Erni sambil tangannya meremas buah dada Erni yang satu lagi.
“Mmhh…” desah Erni sambil memejamkan matanya.
Sambil tetap menciumi dan menjilati buah dada Erni, tangan Indra yang tadinya meremas buah dada, turun ke perut lalu disusupkan ke celana dalam Erni. Segera jarinya menyentuh bulu-bulu kemaluan Erni yang tidak terlalu banyak. Erni tetap terpejam sambil sesekali mendesah.. Jari-jari tangan Indra lalu turun menyusuri belahan belahan memek Erni.
“Ohh…” desah Erni keras sambil menggerakkan pinggulnya.
Jari Indra terus menggosok-gosok belahan memek Erni sampai cairan memek Erni keluar banyak.
“Mmhh…” desah Erni sambil tangannya memegang tangan Indra yang sedang bermaik di memeknya.
“Enak, sayang,” kata Indra sambil melumat bibir Erni.
Sementara jari tengah Indra masuk ke lubang memek Erni. Tanpa menjawab pertanyaan Indra, Erni membalas ciuman Indra dengan hebat sambil menjepitkan pahanya lalu menggoyangkan pinggulnya karena menahan kenikmatan ketika jari tangan Indra keluar masuk lubang memeknya. Sementara tangan Erni segera menyelusup ke dalam celana piyama Indra, dan kemudian menggenggam dan meremas kontol Indra yang sudah tegang.
“Buka pakaiannya dong, sayang,” kata Erni berbisik ke telinga Indra. Indra segera bangkit lalu melepas seluruh pakaiannya. Kontol Indra terlihat sudah tegak dengan ditumbuhi bulu yang sangat lebat. Melihat itu, Erni segera bangkit dan duduk di tepi ranjang. Digenggamnya kontol Indra lalu dikocok perlahan. Cairan bening terlihat keluar dari lubang kontol Indra. Tanpa banyak cakap ujung lidah Erni segera menjilati cairan tersebut sambai habis. Tak lama, mulut Erni sudah mengulum batang kontol Indra yang lumayan besar. Cpok.. Cpok.. Cpok.. Terdengar suara kuluman mulut Erni pada kontol Indra.
“Ohh.. Enak, sayang.. Ohh…” desah Indra sambil memegang kepala Erni lalu memompa pelan kontolnya di mulut Erni.
“Gantian, dong…” kata Erni sambil melepas kulumannya lalu menatap mata Indra. Indra tersenyum.
“Naiklah ke ranjang…” ujar Indra.
Ernipun segera naik ke atas ranjang lalu telentang dan membuka lebar pahanya. Tak lama, Erni mendesah karena lidah Indra pintar bermain dan menjilati kelentit dan lubang memek Erni.
“Ohh, sayangg.. Teruss…” desah Erni agak keras.
Apalagi ketika jari Indra masuk ke lubang memeknya sambil lidahnya tak henti menjileti kelentit Erni. Gerakan pinggul Erni makin keras mengikuti rasa nikmatnya. Tak lama kemudian tangan Erni dengan keras meremas rambut Indra dan mendesakkan kepalanya ke memek. Lalu..
“Ohh.. Enak, sayangg.. Mmff.. Sshh…” jerit kecil Erni terdengar ketika Erni mencapai puncak kenikmatan.. Orgasme..
Indra segera menghentikan jilatannya lalu naik ke atas tubuh istrinya itu. Walau mulut masih basah oleh cairan memek Erni, Indra langsung melumat bibir Erni. Ernipun langsung membalas ciuman Indra dengan hebat. Sambil tetap berciuman, tangan Erni segera memegang dan membimbing kontol Indra ke lubang memeknya. Selang beberapa detik kemudian.. Bless.. Bless.. Bless.. Kontol Indra lansgung keluar masuk memek Erni. Keduanya bermandi peluh sambil sesekali terdengar desahan kenikmatan mereka.
“Memeknya legit, sayang.. Enak…” bisik Indra. Erni tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Memang kenapa?” tanya Erni.
“Aku tidak pErnih bosan menyetubuhi kamu…” bisik Indra sambil terus memompa kontolnya. Erni tersenyum.
“Kalau wanita lain rasanya bagaimana,” tanya Erni lagi.
“Aku tidak pErnih bersetubuh dengan wanita lain, kok…” kata Indra.
Erni tersenyum lalu merangkulkan kedua tangannya ke pundak Indra sambil tetap menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontol Indra.
“Saya mau tanya, sayang…” kata Erni.
“Apa?” kata Indra.
“Tubuh Mbak Lili, tetangga kita itu, bagus tidak..?” tanya Erni.
“Ah kamu pertanyaannya ada-ada saja…” kata Indra tak menghiraukan.
“Saya serius, sayang.. Jawab jujurlah. Tidak apa-apa kok…” kata Erni.
“Tadi lihat belahan buah dadanya tidak?” tanya Erni.
Indra mengangguk. Erni tersenyum sambil terus menggoyangkan pinggulnya.
“Jujur.. Iya, tubuh dia bagus. Dan tadi aku sempat lihat belahan buah dadanya. Marah?” kata Indra sambil mengentikan gerakannya.
Erni tersenyum sambil terus menggoyang pinggulnya.
“Jangan berhenti dong, sayang.. Terus setubuhi saya.. Mmhh…” kata Erni.
“Saya tidak marah kok. Justru saya suka mendengarnya…” kata Erni.
“Kenapa?” tanya Indra heran.
“Tadi waktu saya lihat kamu berjoget dengan Mbak Lili, tidak tahu kenapa ada perasaan aneh…” kata Erni.
“Tadi tiba-tiba saya membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Lili…” lanjut Erni lagi.
“Kenapa begitu?” tanya Indra.
“Saya tidak tahu…” kata Erni.
“Kamu cemburu?” tanya Indra.
“Tidak sama sekali. Justru sebaliknya, saya sangat ingin melihat kamu bermesraan dengan Mbak Lili…” kata Erni.
Indra tersenyum.
“Kamu lagi horny kali ya, tadi…” kata Indra tanpa menghentikan gerakan kontolnya.
Erni kembali tersenyum. Setelah beberapa lama memompa kontolnya, Indra mengejang, gerakannya bertambah cepat.
“Aku mau keluar, sayang.. Ohh…” bisik Indra.
“Tahan dulu sebentar, sayang.. Saya juga mau keluar.. Mmhh…” bisik Erni sambil mempercepat gerakan pinggulnya.
Tak lama tubuhnya mengejang, tangannya kuat memeluk tubuh Indra.
“Mau keluar, sayangghh…” jerit Erni.
“Ohh.. Nikmat, sayang.. Ohh…” jerit kecil Erni ketika mencapai orgasme.
Selang beberapa detik, Indra juga semakin mempercepat gerakannya. Sampai akhirnya.. Crott.. Crott.. Crott.. Air mani Indra menyembur di dalam memek Erni. Indra mendesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Erni.. Tubuh keduanya lemas saling berpelukan sementara kontol Indra masuk berada di dalam memek Erni.
“Mau tidak kalau saya minta kamu maen dengan Mbak Lili.. Saya serius,” kata Erni sambil memeluk pundak Indra.
“Kenapa sih kamu mau yang aneh-aneh begitu?” tanya Indra.
“Saya tidak tahu jawabnya, sayang.. Yang jelas ada perasaan horny ketika membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Lili…” kata Erni.
“Mau kan, sayang?” tanya Erni memaksa.
“Kalau aku mau, bagaimana caranya, sayang…” kata Indra sambil mengecup bibir istrinya.
“Nanti aku yang mengatur…” kata Erni sambil tersenyum.
Indra juga tersenyum sambil mencabut kontolnya dari memek Erni, lalu bangkit dan berpakaian. Merekapun tidur kemudian.. Banyak cara yang dilakukan Erni agar Lili bisa dekat dengan dan akrab dengan dia dan Indra. Dan hal itu membuahkan hasil. Lili sekarang mulai sering bertandang ke rumah mereka walaupun hanya untuk sekedar ngobrol.
Sampai suatu malam Erni mengundang Lili datang ke rumahnya.
“Mas Wiro sudah pergi kerja kan, Mbak?” tanya Erni.
“Sudah dari tadi dong.. Dia dapat bagian shift malam,” ujar Lili.
“Eh ada apa undang saya ini malam?” tanya Lili.
“Tidak ada apa-apa kok, Mbak…” kata Erni.
“Kami hanya ingin ajak Mbak nonton VCD baru yang dibeli Mas Indra,” kata Erni sambil melirik kepada Indra.
Indra membalas dengan senyuman.
“VCD begituan ya?” tanya Lili bersemangat.
Erni tersenyum sambil melirik Indra.
“Cepatlah putar!” ujar Lili tidak sabar. Indra bangkit dari tempat duduknya lalu menuju ke VCD player.
“Mbak Lili suka film jenis apa?” tanya Indra sambil menyodorkan beberapa keping VCD.
Setelah memilih, Lili segera menyerahkan film yang ingin dilihatnya. Indra segera memutarnya. Mereka bertiga menonton film BF tanpa banyak bicara. Mereka duduk bertiga di karpet. Erni duduk berdampingan dengan Lili, sementara Indra duduk dibelakang mereka.
“Udah ada yang bangun, ya..?” kata Erni tersenyum sambil melirik ke arah Indra.
“Lumayan…” kata Indra.
“Lumayan apa?” tanya Lili sambil matanya sedikit melirik ke arah selangkangan Indra yang mulai agak menggembung. Indra tersenyum sambil menutupi kakinya dengan bantal.
“Mbak Lili seberapa sering begituan dengan Mas Wiro?” tanya Erni.
“Ah, jarang sekali.. Mungkin karena dia capek,” kata Lili sambil matanya terus melihat adegan seronok di video.
Kembali mereka terdiam selama beberapa saat sambil melihat video.
“Sini dong..!” kata Erni kepada Indra sambil matanya berkedip memberi isyarat. Indra beringsut mendekati Erni.
“Ada apa sih..?” tanya Indra.
“Duduk dekat sini dong…” kata Erni dengan suara manja.
Dengan sengaja tangan Erni segera masuk ke dalam Celana Hawaii Indra. Lalu digenggamnya kontol Indra yang sudah tegang dan diremasnya pelan. Lili yang melihat hal itu, perasaannya menjadi tak karuan.. Antara rasa malu dan rasa ingin melihat bercamput baur.
“Udah pengen ya?” kata Erni kepada Indra.
Suaranya sengaja agak keras. Indra tersenyum sambil matanya melirik ker arah Lili. Lili yang semakin tidak menentu perasaannya, kebetulan melirik ke arah Indra. Pandangan mereka beradu selama beberapa detik. Lili lalu membuang pandangannya ke arah video. Hatinya berdebar ketika berpandangan dengan Indra.. Erni melirik ke arah Indra sambil tersenyum. Lalu dengan tanpa ragu-ragu, Erni menurunkan celana Indra hingga kontolnya yang besar tampak tegak terlihat. Lalu dikocoknya pelan.. Indra tetap diam sambil matanya melirik ke arah Lili yang jelas kelihatan gelisah.
“Mbak suka tidak pada barang lelaki yang berbulu banyak?” tanya Erni sambil menatap Lili.
“Mm.. Eh.. Iya.. Iya.. Saya suka…” kata Lili tergagap menatap Erni sambil matanya sekilas melirik ke tangan Erni yang sedang meremas kontol Indra.
“Kalau kayak gini suka tidak, Mbak?” tanya Erni sambil matanya mengisyaratkan agar Lili melihat ke kontol Indra.
“Ah, kamu ini…” kata Lili sambil matanya melihat kontol Indra beberapa saat.
Erni tersenyum. Tangannya meraih tangan Lili, lalu ditariknya ke arah kontol Indra. Lili menuruti kemauan Erni walau hatinya merasa serba salah..
“Coba pegang, Mbak…” kata Erni sambil tangannya membimbing jari-jari Lili untuk menggenggam kontol Indra.
Kontol Indra terasa hangat dan berdenyut di tangan Lili. Nafas Lili memburu. Ada desiran tertentu yang menuntun tangannya bergerak meremas pelan kontol Indra. Indra tersenyum sambil melirik ke arah Erni. Erni juga tersenyum sambil mundur agak menjauh. Indra tanpa diduga tangannya meraih dagu Lili, lalu dengan segera mengecup bibirnya, lalu dilumatnya dengan hangat. Lili yang sudah terangsang gairahnya langsung membalas ciuman Indra dengan hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok kontol Indra. Tangan Indrapun dengan segera menyusup ke balik daster Lili. Ditelusuri paha Lili. Elusan tangannya segera naik ke pangkal paha, lalu jarinya diselipkan ke celana dalam Lili.
“Mmhh…” desah Lili sambil menggelinjang ketika jari tangan Indra menyusuri belahan memeknya yang sudah sangat basah.
“Ohh.. Mmhh…” desah Lili tambah keras ketika jari Indra keluar masuk lubang memknya.
Pinggulnya sedikit digoyang karena nikmat. Sementara Erni sengaja menjauhkan diri dari mereka. Erni mendapat suatu rangsangan yang amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dengan wanita yang Erni sukai. Erni tidak melakukan apapun hanya diam sambil melihat mereka bermesraan. Hanya nafas Erni yang mulai cepat yang terdengar.. Ketika tangan Indra mulai mencoba melepas pakaian Lili, Lili agak tersentak sesaat. Dengan segera matanya menatap Erni. Tapi ketika dilihatnya Erni tersenyum sambil matanya mengisyaratkan agar Lili melanjutkan bercinta lagi..
Lili sesaat terdiam. Tapi ketika tangan Indra merangkul dari belakang dan tangannya meremas buah dada Lili, Lili terpejam dan memegang tangan Indra yang sedang meremas buah dadanya.
“Ohh…” desah Lili seiring dengan jilatan dan pagutan Indra di lehernya sambil tak lepas tangannya meremas buah dada Lili.
Tak lama Indra segera melepas daster Lili. Lili tampak agak canggung ketika Indra melepas BH dan celana dalamnya dari belakang. Indrapun melepas seluruh pakaiannya. Segera setelah itu Indra menindih tubuh telanjang Lili. Jilatan lidah dan remasan tangan Indra pada buah dada Lili membuat Lili menggelinjang merasakan nikmat.
“Ohh.. Oohh…” desah Lili ketika jilatan lidah Indra turun ke perut lalu turun lagi menyusuri selangkangannya.
Pinggulnya bergoyang mengikuti desiran rasa nikmat.. Erni tetap diam menyaksikan tubuh telanjang suaminya yang bergumul mesra dengan Lili. Nafasnya makin memburu waktu melihat kontol Indra dihisap sambil dikocok oleh Lili. Tanpa terasa tangannya menyelusup ke dalam celana dalamnya. Lalu jarinya mulai menggosok-gosok belahan memeknya sendiri. Entah mengapa Erni sangat menikmati ketika Indra memompa kontolnya ke dalam mulut Lili. Nafas Erni semakin memburu, juga satu jarinya semakin cepat keluar masuk memeknya sendiri ketika melihat Indra mulai menyetubuhi Lili. Desahan dan erangan mereka membuat gairah Erni bertambah naik..
“Ohh.. Sshh…” desah Lili ketika Indra dengan perkasa mengeluar masukkan kontol di memeknya.
“Gimana rasanya, Mbak?” tanya Indra sambil mengecup bibir Lili.
“Ohh sangat enakk.. Mmhh…” kata Lili sambil merangkul pundak Indra, sementara pinggulnya bergoyang mengikuti gerakan Indra.
Entah sudah berapa lama mereka bersetubuh disaksikan Erni, sampai akhirnya Lili memeluk tubuh Indra kuat-kuat. Memeknya didesakan ke kontol Indra dalam-dalam. Gerakan pinggulnya makin cepat. Lalu tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil mendesah panjang.
“Oohh.. Oohh…” desah Lili terkulai lemas setelah mendapat orgasme.
Sementara Indra masih terus menggenjot kontolnya di memek Lili yang sudah lemas. Gerakannya makin cepat ketika Indra merasakan ada sesuatu yang mendesak nikmat di kontolnya. Tak lama segera dicabut kontolnya dari memek Lili, lalu digesek-gesekannya pada belahan memek Lili.
Sampai akhirnya.. Crott! Crott! Crott! Air mani Indra tumpah banyak di atas bulu-bulu memek Lili. Tubuh Indra lalu lemas terkulai di atas tubuh telanjang Lili. Erni yang melihat hal itu segera menghampiri mereka. Diusapnya pantay Indra.
“Masih kuat tidak, sayang..?” bisik Erni ke telinga Indra.
Indra segera mencabut kontolnya dari memek Lili lalu bangkit. Lili juga demikian.
“Kenapa sayang?” tanya Indra sambil mengecup bibir Erni.
“Saya pengen…” kata Erni sambil memegang kontol Indra yang lemas dan masih basah.
“Aku masih lemas, sayang…” kata Indra.
“Sebentar lagi saya minta jatah ya, sayang…” kata Erni sambil mencium bibir Indra.
“Gimana, Mbak?” tanya Erni kepada Lili sambil tersenyum. Lili tersenyum sambil berpakaian.
“Aku bisa ketagihan, loh…” kata Lili.
“Kapan saja Mbak perlu, datang saja kesini…” kata Erni tersenyum pula.
“Aku pulang dulu ya,” kata Lili sambil memeluk Erni erat.
Erni menggangguk
*****
Menurut pengakuan Erni, sudah beberapa puluh kali Lili bersetubuh dengan suaminya di depan mata. Erni bukan biseks. Erni hanya merasa mendapat suatu gairah dan rangsangan yang sangat kuat ketika melihat suaminya menyetubuhi wanita lain yang disukai Erni sendiri. Dan menurut Erni juga, sampai detik ini mereka tidak pErnih main bertiga. Hal ini yang membuat suasana hidup Erni menjadi berwarna cerah


Mbak Nini Tetanggaku Yang Kusetubuhi

Mbak Nini Tetanggaku Yang Kusetubuhi 

Mbak Nini Tetanggaku Yang Kusetubuhi
Mbak Nini Tetanggaku Yang Kusetubuhi 

Bandar Ceme
- Disebuah Kota yang sejuk dan indah disitulah aku tinggal, saat itu usiaku baru 18 tahun, aku sekolah disebuah SMA swasta dikotaku, kegiatanku selain sekolah aku juga suka berolah raga, maka tidak aneh jika postur badanku atletik sebut saja namaku Santo
Kisah ini dimulai saat aku menginap di rumah seorang tetangga sebelah rumahku, dia seorang ibu dengan 2 orang anak suaminya seorang wiraswasta yang kadang jarang pulang ke rumah, sebut saja namanya mbak Nini, malam itu aku diminta menginap dirumah oarng tuanya mbak Nini yang letaknya tidak jauh dari rumahku mengingat orangtuanya sedang pergi keluar kota dan kebetulan malam itu ada siaran langsung pertandingan sepakbola yang memang menjadi hobbyku makanya aku mengiyakan saat mbak Nini memintaku untuk menginap di rumah orangtuanya, memang hubungan keluargaku dengan mbak Nini sudah seperti saudara jadi dia nggak segan-segan meminta pertolongan padaku.
Malam itu saat aku sedang asik menonton per tandingan sepakbola, dia datang dengan anaknya yang masih kecil umurnya kira-kira 2 tahun.
“ Lagi nonton apa to ?” Tanya dia padaku
“ Biasa mbak” jawabku sambil terus menonton pertandingan di televise
“ kamu udah maka to?” tanyanya lagi padaku
“ sudah mbak, tadi sebelum kesini saya makan dulu “ jawabku lagi
“oh…”, “ ya udah kalo begitu,mbak tidurin lia dulu ya” kata mbak Nini padaku sambil membawa anaknya ke kamar, “ Oh, iya to, nanti kamu tidur di kamar depan aja ya” kata mbak Nini sebelum masuk kekamarnya. “ iya, mbak “ jawabku singkat.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00, sebentar lagi pertandingan sepakbola akan segera selesai, tiba-tiba mbak Nini keluar dari kamarnya dengan menggunakan pakaian tidur yang memperlihatkan lekukan badannya. “kamu belum tidur, to ? “ Tanya mbak Nini padaku. “ belum mbak, sebentar lagi “ jawabku sambil aku mencuri pandangan kea rah mbak Nini yang tampak begitu menggoda hasrat kelelakianku.
“ mbak sendiri belum tidur ?” tanyaku pada mbak Nini
“ mbak, gak bisa tidur to… gak tau kenapa ? “ jawab mbak Nini padaku
“mbak boleh temenin kamu disini to ?” Tanya mbak Nini “ nanti kalo mbak udah ngantuk baru mbak tidur “ lanjutnya.
“ Boleh dong mbak, “ jawabku
Malam itu aku habiskan waktu dengan mengobrol dengan mbak Nini, saat aku ngobrol sesekali aku memperhatikan lekuk badan mbak Nini yang menggodaku walaupun dia sudah mempunyai 2 orang anak tapi dia pandai merawat tubuhnya sehingga terlihat masih segar, apa lagi kedua buah dadanya yang berukuran cukup besar yang selalu tidak pernah lepas dari pandanganku saat aku mengobrol dengannya. Malam semakin larut akhirnya aku tak kuasa menahan hasrat kelelakianku, aku takut mbak Nini tau apa yang sedang aku rasakan dan aku bayangkan, aku nggak mau mbak Nini marah.
“mbak, udah malam”, “ saya tidur dulu ya…” kataku sambil beranjak dari tempat dudukku.
“ emang kamu udah ngantuk ya, to ? “ Tanya mbak Nini padaku
“ iya mbak”. “ lagian nanti pagi saya harus latihan mbak “ jawabku
“ ya udah kalo begitu “ jawab mbak Nini singkat.
Malam itu aku tidur dikamar depan, hayalanku melayang dan membayangkan apa yang aku lihat saat aku ngobrol sama mbak Nini tadi. Malam itu kebetulan hujan turun di daerahku menambah suasana mendukung hayalanku tentang mbak Nini, andai saja mbak Nini mau malam ini tidur denganku, semakin aku menghayal semakin hilang rasa ngantukku padahal sudah hampir 2 jam aku berada di kamar, tapi rasa ngantuk itu gak kunjung datang juga.
Saat aku menghayal tentang mbak Nini, nggak tau setan apa yang menghampiriku sehingga aku berani melangkahkan kakiku menuju kamar mbak Nini, sesampainya aku didepan kamar mbak Nini aku beranikan diri untuk membuka pintu kamarnya, ternyata pintunya tidak di kunci, setelah pintu terbuka aku beranikan diri masuk ke kamar mbak Nini dengan perasaan yang nggak karuan antara nafsu dan takut, aku dekati tempat tidur mbak Nini, disana aku lihat mbak Nini sedang tertidur dengan pulas dan disampingnya anaknya yang berumur 2 tahun juga tertidur disisinya.
Aku tertegun beberapa saat memperhatikan tubuh indah yang ada di hadapanku, ingin rasanya aku menjamahnya tapi aku tidak memiliki keberanian untuk melakukannya karena aku takut mbak Nini marah padaku. Dengan hati berdebar-debar aku beranikan diri membangunkan mbak Nini yang sedang tertidur “ mbak….mbak rin “ kataku sambil menyentuh kakinya. Mendengan suaraku mbak Nini terbangun dari tidurnya, ia sepertinya kaget karena aku sudah ada di dalam kamarnya.
“ ada apa to?” tanyanya sambil kebingungan. “ saya nggak bisa tidur mbak “ jawabku dengan suara bergetar menahan nafsuku. “kamu mau tidur disini ?” Tanya mbak Nini sambil menggeser posisinya. “ lia gimana mbak ?” tanyaku dengan perasaan yang gak karuan. “ Emang kamu mo ngapain to?” Tanya mbak Nini dengan suara yang agak meninggi dan rasa takut. Mendengar pertanyaan itu aku langsung pergi meninggalkan kamar mbak Nini dengan perasaan bersalah dan takut mbak Nini marah. Sesampainya aku di kamarku aku rebahkan diriku di tempat tidur, aku menyesali apa yang sudah terjadi tadi tapi tetap saja bayangan tubuh mbak Nini tetap mengodaku sampai akhirnya aku tertidur lelap.
Pagi hari saat matahari mulai menyapa, aku terbangun dan langsung mengarahkan kakiku kea rah kamar mandi yang terletak di dekat dapur, saat aku melintas aku melihat mbak Nini sedang menyiapkan sarapan pagi. “ udah bangun to ?” Tanya mbak Nini mengagetkanku. “ ehhh.. udah mbak” jawabku dengan suara gugup, sambil terus berlalu menuju kamar mandi. Sesampai dikamar madi aku bergegas mandi dank arena aku sudah tidak sanggup menahan hasrat nafsuku maka aku melakukan o**ni maka tumpahlah lahar panas pagi itu di kamar mandi.
Selesai mandi aku bergegas kekamarku untuk segera pergi latihan dengan menahan rasa malu dan bersalah. “mbak, saya pamit ya” kataku pada mbak Nini yang saat itu masih asik di dapur. “ saya mau latihan dulu mbak “ kataku lagi. “ loh, kamu nggak makan dulu to ?” Tanya mbak Nini padaku. “makasih mbak”.”udah terlalu siang” kataku sambil menuju keluar. “ ya udah ati-ati perginya ya” kata mbak Nini. “ya, mbak” jawabku singkat. “makasih ya to” katanya lagi sambil memperhatikanku keluar dari rumahnya, aku hanya mengangguk tanpa berani menatapnya.
Cerita Sex Main Kuda Bareng Mbak Rin Seminggu setelah kejadian itu, aku sering kali menghindar untuk ketemu dengan mbak Nini, aku merasa malu atas apa yang aku lakukan waktu itu. Di suatu siang saat keluargaku sedang tidak ada di rumah tiba-tiba pintu rumahku diketuk oleh sesorang dari luar. Aku bergegas membukakan pintu, aku pikir orang tuaku pulang dari undangan, saat pintu aku buka. Aku terkejut ternyata yang datang adalah mbak Nini.”ehh..mbak” kataku sambil menahan rasa malu. “ kamu kemana aja to?”Tanya mbak Nini. Aku tidak menjawab. “masuk mbak” kataku sambil mempersilahkan mbak Nini masuk. Mbak Nini melangkah masuk kerumahku. “pada kemana to?”.”kok sepi” Tanya mbak Nini. “lagi pada pergi ke undangan mbak” jawabku singkat. Mbak Nini duduk di kursi sopa di hadapanku .”to….kamu marah sama mbak ya?” Tanya mbak Nini padaku. “marah kenapa mbak?” tanyaku dengan perasaan bingung. “ akhir-akhir ini kamu selalu menghindar untuk ketemu mbak kan?” tanyanya lagi. Aku terdiam “ nggggak kok mbak” jawabku.
“kalo nggak, kenapa setelah kejadian yang kamu nginep di rumah orang tua mbak kamu selalu mnghindak ketemu mbak?” Tanya mbak Nini. “saya malu mbak”.”saya minta maaf, kalo saya udah lancang masuk kekamar mbak”.”saya takut mbak marah” jawabku sambil tertunduk malu.”kamu ini aneh to” kata mbak Nini sambil tertawa “masa begitu aja mbak marah sih” kata mbak Nini lagi. “emang apa sih yang kamu mau dari mbak?” Tanya mbak Nini padaku. Mendengar pertanyaan itu aku memandang mbak Nini dengan pandangan tajam. “loh kok malah bengong !!!“ kata mbak Nini lagi yang mengejutkaku. Aku hanya tersenyum . “ kapan kamu mau nginep lagi?” Tanya mbak Nini lagi. “nggak tau mbak” jawabku singkat. Sedang asik-asiknya kami mengobrol tiba-tiba ibuku pulang “ehhh…ada mbak Nini” sapa ibuku . “ dah lama mbak ?” Tanya ibuku. “ iya…tante”. “ tadi sih tante” jawab mbak Nini singkat. “ ini tante, saya mau minta tolong sama Santo buat jagain rumah mama lagi mala mini “ kata mbak Nini pada ibuku. “ ohhhh… boleh aja “ jawab ibuku. Setelah itu kami ngobrol banyak hal sampai akhirnya mbak Nini pamit pulang dan sebelum pulang Ia sempat mengingatkan aku untuk menjaga rumah ibunya dan memberikan kunci rumah kepadaku.
Malam itu aku tidur di rumah orang tuanya mbak Nini, suasana malam yang begitu dingin ditambah hujan rintik-rintik membuat suasana hening. Untuk melepas rasa sepiku aku mencoba mencari hiburan dengan menonton televisi, tapi setelah beberapa kali aku cari acara yang menarik untuk aku tonton ternyata nggak ada yang menarik maka aku putuskan untuk menonton video yang ada di leptopku, kebetulan di leptopku banyak sekali video yang dapat mengusir penatku. Satu demi satu video blue yang ada di leptopku aku putar tanpa aku perhatikan keadaan disekitarku karena aku pikir aku hanya sendirian di rumah itu. Tapi tiba-tiba “ Santo…… “ suara itu mengejutkan aku. Aku terkejut dan memalingkan muka ke arah suara itu. Ternyata mbak Nini sudah berdiri di depan pintu kamarku. “ loh..kok mbak bisa masuk sih “ tanyaku pada mbak Nini “ kan pintunya udah saya kunci mbak?” tanyaku lagi. Mbak Nini hanya tersenyum “ mbak jugakan punya kunci rumah ini to “ jawab mbak Nini. “mbak udah lama ?” tanyaku pada mbak Nini. “ iya…” jawab mbak Nini singkat. “kamu lagi nonton film apa to” Tanya mbak Nini padaku. “ini mbak…” jawabku sambil malu-malu. Mbak Nini berjalan mendekati meja dimana leptopku diletakkan. “ ohhhhhhh….” Ujar mbak Nini. Sampil terus memperhatikan adegan yang terjadi dalam film di leptopku. “kamu suka nonton film gituan ya to” Tanya mbak Nini sambil duduk di samping tempat tidur. “ iya…mbak “ jawabku polos.
“kalo mbak suka juga?” aku balik bertanya sama mbak Nini. “ sapa sih yang gak suka nonton film begituan” jawab mbak Nini. “ tapi mbak lebih seneng praktekinnya” kata mbak Nini sambil tertawa nakal. “ ahh..mbak bisa aja “ jawabku sambil memandang kearah mbak Nini. Akhirnya kami berdua ngobrol tentang banyak hal terutama tentang seks ternyata mbak Nini suka juga membicarakan masalah yang satu ini, makin lama obrolan kami makin seru dan tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 malam. “mbak..gimana hubungan seks mbak sama om Doni” tanyaku dengan berhati-hati. Mbak Nini menarik napas panjang “ mbak nggak mau cerita itu to” jawabnya. “ loh..emang kenapa?” tanyaku. Akhirnya setelah beberapa saat mbak Nini mau juga menceritakan hubungannya dengan om Doni suaminya, dia bercerita bahwa hubungannya baik-baik aja hanya beberapa bulan belakangan ini mbak Nini merasakan hubungannya dengan om doni kurang greget tidak seperti sebelum-sebelumnya .
aku mendengarkan cerita mbak Nini dengan seksama. “mbak, kalo saya denger cerita mbak tadi rasanya mbak ama om doni harus mencari vareasi dong” saranku. “ jangan gitu-gitu aja” ujarku lagi.”gitu-gitu aja gimana maksudnya?” Tanya mbak Nini. “ ya.. gitu “. “ saya nggak bisa jelasin mbak” jawabku dengan nada gugup. “maksud kamu mbak harus nonton film dulu?”. “ atau vareasi posisi berhubungan gitu?” Tanya mbak Nini. “ ya…mungkin itu salah satu yang bisa membantu mbak ama om doni supaya lebih hot lagi “ jawabku nakal. “ kamu bisa aja to” kata mbak Nini. “ kaya kamu udah pengalamn aja” kata mbak Nini lagi sambil tersenyum. “ ada saran lain gak ?” Tanya mbak Nini. Aku tersenyum “ maaf ya mbak mungkin saran saya ini konyol “ kataku. “ Apa?” Tanya mbak Nini penasaran. “ Mungkin mbak harus coba ama orang lain “ kataku. “ maaf ya mbak, jangan marah”.”inikan Cuma saran” ujarku lagi.
Mbak Nini terdiam. Mungkin dia sedang memikirkan matang-matang saranku tadi.
“tapi dengan siapa mbak harus melakukannya to?” Tanya mbak Nini
“siapapun pasti mau mbak, soalnya mbak kan masih cantik, seksi lagi “ jawabku nakal
“ kamu bisa aja to “. Kata mbak Nini sambil tersipu manja. “ kalo mbak pilih kamu, kamu mau nggak?” Tanya mbak Nini.
Aku terkejut mendengar pertanyaan itu. Padahal dalam hatiku itulah yang aku inginkan. Tapi aku berusaha jual mahal . “ loh…kenapa harus saya mbak ?” tanyaku.
Mbak Nini menarik napas panjang. “ ya..udah lupain aja to…” jawab mbak Nini sambil beranjak dari duduknya. “ mbak tidur dulu ya.” Katanya. “ slamat malam to” ujarnya lagi.
Aku terdiam dan terpaku dan tidak menjawab apa yang mbak Nini ucapkan. Aku hanya memandang berlalunya mbak Nini di hadapanku dan keluar dari kamarku.
Aku merasa menyesal kenapa tidak aku iyakan aja pertanyaan mbak Nini tadi. Hayalanku melambung jauh membayangkan kami berdua bercinta, bergumul dan saling meregang. Ohhhh indahnya jika terwujud gumanku dalam hati.
Karena aku merasa haus aku melangkahkan kakiku menuju dapur untuk mengambil segelas air minum, sesampainya didapur aku terkejut karena aku melihat mbak Nini ada disana sedang mengambil air minum juga. Tetapi yang membuat aku terpesona adalah mbak Nini hanya menggunakan kaos putih yang tipis tanpa menggunakan bawahan.
“ mbak….” Kataku.
“ ehhh…kamu to “ katanya. “ mo ambil minum ya?” tanyanya lagi
“ iya …mbak “ jawabku sambil terus memperhatikan tubuh mbak Nini yang terlihat menggodaku
Aku melangkahkan kakiku mendekati mbak Nini. Pikiranku sudah tidak karuan antara hasrat dan takut. Tapi aku beranikan diri untuk lebih dekat dengan mbak Nini. Saat sudah dekat entah kenapa keberaniaku timbul lebih besar untuk memeluk mbak Nini.
“ mbak….boleh saya minta sesuatu, mbak ?” tanyaku
“ kamu mau minta apa to “ tanyaku
“ boleh saya peluk mbak “ tanyaku
Mbak Nini tersenyum. “ sini …” katanya sambil mengulurkan kedua tanganya ke arahku.
Tanpa pikir panjang aku peluk mbak Nini dengan eratnya. Dan tanpa aku sadari kemaluanku ternyata sudah tegang. Dengan sedikit keberanian aku kecup kening mbak Nini dan diapun terbawa suasana itu. Mbak Nini memejamkan matanya. Tanpa menunggu waktu lama aku kecup bibir dan aku lumat habis bibir mbak Nini yang terlihat sangat menikmati permainanku, aku telusuri rongga mulutnya dengan lidahku….dan diapun membalasnya dengan nafsunya yang membara.
Tidak hanya disitu, tanganku mulai beraksi meremas kedua buah dadanya yang montok. Diapun mendesah “ ahhhhhh….Santo “ desahnya. Aku tidak peduli aku coba singkapkan kaos yang dia gunakan aku masukkan tanganku ke celana dalamnya, aku elus kemaluannya. Ternyata sudah basah. “ ohhhhh.. Santo kamu nakal “ desahnya lagi. Aku makin bernapsu. Aku angkat kaos yang dipakain mbak Nini ternyata dia tidak menggunakan BH langsung aku isap putingnya yang selama ini menggoda imanku, aku lumat putingnya, aku isap. “ ooohhhhh….annntooooo” desahnya membuat napsuku semakin membara.
“ mbak, aku saying mbak” kataku
“ mmmmhhhmmmm ….” Desahnya tanpa bisa mnjawab
“ to…. Jangan disini, dikamar aja ya “ ajaknya padaku
Akupun mengikuti kemauannya menuju kamarnya.
Sesampainya dikamarnya, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, aku langsung lucuti kaos yang dipakai mbak Nini dan sedikit memaksa aku pelorotkan celana dalam yang dipakainya.
“ sabar dong toooo “ kata mbak Nini
Aku tidak pedulikan perkataan mbak Nini, aku dorong dia ke tempat tidur aku buka kakinya dan aku jilat kemaluannya dengan lidahku. “ uhhhh….ssstttt… ohhhhhh “ desahnya
Aku terus mempermainkan lidahku di dalam kemaluannya, ia menggelinjang penuh kenikmatan dan setelah beberapa saat aku mempermainkan lidahku dikemaluannya ia menekan kepalaku sehingga aku makin terpendan di dalam kemaluannya.
“ ohhhh…Santooo….yesssss…terussssss tooooo “ desahnya penuh napsu
“ ohhhhh….ssssssSSSSssss….Santo kamu nakal “ ujarnya
Akhirnya aku merasakan ada cairan manis yang keluar dari kemaluannya, aku tidak berhenti dan terus menjilat dan menghisapnya. “ to…udah saying, gentian ya “ kata mbak Nini
Akupun menghentikan kegiatannku. Mbak Ninipun duduk di atas tempat tidur dan ia menariku untuk lebih mendekat. Tanpa ragu-ragu ia membuka celanaku dan tanpa kemaluanku yang sudah menegang
Ia mengusap kemaluanku dengan lembutnya dan akhirnya ia mengulumnya dengan penuh napsu
“ ohhh… mbak…..SSsssss “ desahku
Dia terus mengocok kemaluanku, mbak Nini memang sudah berpengalaman dengan hal ini.
“ ohhhhh….yesssssss “ desahku lagi
“ mmmmhhhhmmm…. “ desahnya
“ mbak udah, mbak “ kataku
Mbak Ninipun menghentikan kegiatannya.
“ aku masukin ya mbak “ pintaku dengan penuh napsu
Mbak Nini nggak menjawab ia hanya mengangguk tanda setuju.
Maka dengan bantuan tangannya aku arahkan kemaluanku kea rah kemaluannya. blesssssssssssssssssssss, mbak Nini sedikit tersentak sambil menyeringai….bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess ooohhh bleess bleess bleess aku tarik ulur penisku keluar masukandalam vag|na mbak Nini……..
“ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh “ desahan panjang keluar dari mulut mbak Nini
Setelah puas dengan gerakan tadi aku lanjutkan pergerakan ku, kulipat kakinya keatas sehinga aku merasakan kemaluannya menyempit kugoyang kemaluanku dengan penuh napsu….srelp srelp srelp sreppppp kutahan dan ku putar kemaluanku dalam vaginanya…
“mbaaaaaaaaaaaaakkk aku…oooohhhh”. cretttttttttt cretttttt crettttttttt “ ooohhh “ mbak Nini memeluku dengan erat
“oooooohhhhhh….” dia juga berteriak ternyata dia juga merasakan lahar panas tumpah dari dalam vaginanya.
Tubuh kami basah oleh keringat, kamipun saling berpandangan dan tersenyum tanda suka dan gembira.
“ Santo, makasih ya “ katanya
“ makasih apa mbak?” tanyaku
“ kamu udah memberikan kepuasan sama mbak “ katanya
Aku hanya tersenyum. Dan akhirnya malam itu kamipun tidur berdua dengan tanpa sehelai benangpun. Dan kami ulangi beberapa kali hubungan itu layaknya suami istri.
Setelah kejadian itu, kami selalu menyempatkan untuk melakukannya baik itu dirumah mbak Nini, dirumah orang tuanya malah sempat waktu itu karena mbak Nini tahu dirumahku hanya ada aku ia memintaku untuk melayaninya dikamarku. Dan sejak hubungan gelapku dengan mbak Nini aku sering mendapat tambahan uang saku untuk sekolahku. 


Keponakanku Yang Kupaksa...Ogghh

Keponakanku Yang Kupaksa...Ogghh

Keponakanku Yang Kupaksa...Ogghh
Keponakanku Yang Kupaksa...Ogghh

Bandar Ceme - Perkenalkan nama Juna cerita ini berawal ketika gw beliburan di rmah tante gw di daerah salah satu sumatra utara, tempat tante gw ini daerah nya masih perkampungan bnget tpi udara yg di hsil kan dsini tuh msih sejuk bnget cocok buat gw nenangin diri gw di sini yg kebetulan lgi galau krna abis putus sma cwe gw, 3 thun gw ngejalani hbungan sma cwe gw ini akhir nya kandas juga krna cwe gw ternyata udh di jdohin smenjak dri dy kecil oleh anak tman orang tua nya
sdih, terseyum sendiri di kala gw lgi inget kenangan bersama cwe gw ini..
SINGKAT CERITA! pagi itu tiba2 gw mrasa kangen sma mantan gw ini , akhir nya gw coba nenangin diri gw di sebuah pondok yg ada di kbun mlik tante gw ini tpi tetep aja gw galau krna kngen sma mantan gw ini , gw terdiam di situ sampe tiba2 ada ponakan gw dteng menghampiri gw ! DOOORRR.. ponakan gw yg cba mengejutkan gw..! HAMPIR AJJA OM JANTUNGAN KRNA KMU VER.. kata gw yg sangat terkejut oleh perbuatan nya..!
HABIS OM AQ LIAT MELAMUN AJJA , NTAR ADA SETAN LEWAT AJA OM SKIT LO.. itu kta nya yg cba membela diri..!
EHMM KMU INI BSA AJA KLO UDH BELA DIRI, NGAPAIN QM KE SNI VER .. kata gw yg heran ada apa dy ke kebun ini..??
DI SURUH NENEK NYARI OM, KATA NENEK OM DI SRUH MKAN TUH.. !
BILANG AJA KE NENEK NANTI AJJA OM MKAN NYA OM BLOM LAPER….
Bner om blom laper ntar om sakit ajja..! .. IYA om blom laper ntar jga klo om laper om plang ke rmah mkan….!
.. Oh ydh deh, mang om lgi ngapain sih di sini
.. OM lgi liat2 ajja kbun nenek kmu ajja kok! ga mungkin kan gw bilang gw lgi galau sma anak kecil malu kan gw , oh iya sdikit tntang ponakan gw ini..
si Vira ini anak dri slah satu anak nya tante gw, umur nya msih 14 thn kulit putih , dan yg bikin jdi perhatian gw tuh badan nya sekel bnget yg di hiasin payudara seukuran buah apel .. LANJUT KE CERITA! ..
Oh kirain om lgi galau gtu abis aq liat om melamun aja tdi…. ?? sial dlem hti gw ketahuan dah gw klo lgi galau sma anak bocah! ..
IYA sbener nya om lgi galau ver, om bru abs putus sma pcar om..! tiba2 lgi asik2 nya ngobrol ada seranga yg msuk dlam baju ponakan gw ini, sih Vira pun langsung berteriak ketakutan!…
IH om apaan ini yg msuk ke baju aq tolong om ??.. sambil mengangkat baju nya hinga smpai bagian dada nya dy menyuruh gw mengambil seranga itu, gw yg bkn membantu dy mlah asik ngeliatin tuh toket nya si Vira dlam hati gw berkata!.. GILA NIH ANAK TOKET NYA MANTEP BANGET.. hehehe..
IHS om bukan bantuin aku mlah diem ajja?? kata dy dengan nada sdikit kesal krna gw mlah diem bkan ngebantuin dy, akhir nya gw bantuin dy gw ambil seranga yg ada di tubuh nya! UDAH nih udh om ambil segitu bngt tkut nya cma belalang kok..! kata gw yg smbil memegang belalang tersebut ..,,
Buang om geli tau aku ??..
gw pun membuang belalang tersebut, tiba2 senjata gw bangun dengan gagah nya! sial gara2 tdi liat toket si Vira jdi bngun nih senjata gw! dlam hti gw berkata sperti itu…….
klo udh bngun gni repot nih harus di puasin nih senjata klo ampe ga di puasin kacau tpi mw puasin pke apaan nih!.. akhir nya gw pnya pikiran jahat sma si Vira , gw pake paksa aja nih anak bdo amat apa pun resiko nya ntar yg penting senjata gw puas! Om udh di buang belalang nya om??.. kata dia yg msih ketakutan…
UDAH kok ver!…
Oh bgus deh om, plang yuk om ??.. mungkin krna skin sgitu tkut nya dy mlah nganjak gw plang, bisa gagal nih rencana gw pengen pake dy mna nih snjata mkn tegang lagii..
..
EH tungu dulu ver jngn plang dulu ! .. gw yg cba menahan dy agar jngn plang dlu..
Knapa om mw ngapain lgii, Vira tkut ada seranga lgii??..
GAK usah takut kan ada om, om boleh minta tlong ga sma Vira !…
Minta tlong apa om??.. akhir nya gw beraniin cba ngomong lngsung sma dy klo gw mw pake tubuh nya buat puasin senjata gw…!
OM bleh ga pinjam tubuh Vira buat puasin ini om!.. gw smbil menunjuk dan mengeluarkan senjata gua…
Ih om apaan sih ga boleh Vira gmw om??…
dy pun menolak gw dan cba untuk pergi plang, gw pun langsung menarik tangan nya dan menyudutkan badan nya di sebuah pohon besar jdi posisi nya gw sling berhadapan sma dy!…
BIAR pun Vira nolak om, tpi om tetap bkal puasin senjata om pke tubuh qm dngn cara paksa!…
Jangan om Vira mhon jang…??..
BELOM smpat dy selesaikan bicara nya gw pun langsung melumat bibir kcil nya ! ..
JANGAN OM.. EUUUMM.. EUUMMM… itu yg terdengar dri mulut nya krna gw terus melumat bibir kecil nya ….
tangan nya pun gw gengam dan gw bimbing untuk mengocok senjata gw, tpi dy menahan tangan nya dan menolak untuk mengocok senjata gw
akhir nya gw gigit bibir nya dan smbil berkata sma dy!.. KALO KMU GMW NGOCOK SENJATA OM BKAL OM GIGIT TERUS BIBIR KMU..! ..
mungkin karna kesakitan bibir nya gw gigit akhir nya dy menyerah jga dan mengocok kontol gw..
ANJRITT TANGAN NYA AJA UDH ENAK APA LGI MEMEK NYA NIH ANAK! dlam hati gw berkata sperti itu krna skin enak nya ….
Bibir gw mencoba pindah untuk mencium leher dan toket nya yg msih terbungkus baju, tangan gw pun aktik mengesek-gesek memek nya yg msh terbungkus jga oleh celana..!
OM.. UDAH.. OM VIRA MHON JNGN LKUIN INI SMA VIRA! .. sambil bertetesan air mata dy berkata sperti itu, gw pun sdikit kasian melihat dy yg menangis akhir nya gw berentiin smua permainan gw ajak dy duduk di pondok yg ada di situ, akhir nya kmi duduk di situ, gw cba ngomong sma dy baik2 di situ
Vira maafin om yah, sbener nya om gmw ngelakuin ini sma kmu om terpaksa om janji ga bkal ngerusak keperawanan Vira tpi om mhon sama Vira mw bantu om puasin senjata om ??….
Bner om ga bkal ngerusak perawan Vira??…
IYYA om janji tpi Vira bntuin om yah!…
Tpi Vira gtw om cara nya gimana om ??…
VIRA tingal ikutin apa kata om ajja, sekarang Vira kulum ini om kaya Vira mkan lolipop!…. akhir nya dy pun mengiyakan permintaan gw, gw pun segara berdiri dan dy jongok gw keluarin lah senjata gw lgi
dy meraih senjata gw dengan tangan nya dan mulai memasukan senjata gw ke mulut kecil nya,, AHHSS.. rasa nya nikmat banget di blowjob sma anak baru gede!.. Terus Vira .. AHH.. AHH.. tangan gw pun meraih toket nya dan gw pencet2 toket nya dy pun terus mengulum senjata gw, rasa nya tuh beda banget sama sepongan mantan gw dulu, sampe2 cpet bnget gw pengen keluar peju tpi gw tahan gw suruh dy diri sayang kan kalo barang bagus gini di mainin sebentar doank!.. UDAH YAH OM.. Dy berkata sperti itu
krna heran gw suruh dy diri!… BELOM koq om mw nyusu sma Vira boleh kan ??… iyya boleh om tpi kan Vira blom ada susu nya om!…
GPP koq om cma isap2 aja , biar cpet udhan nya!….
Ydh deh nih om!… dy pun membuka baju dan miniset nya .. WOW! baru ngeliat gw toket yg kaya gini udh putih pentil nya warna pink dan bentuk bulet sempurna meski ukuran nya kecil, gw pun lang menghisap pentil nya yg sebelah kanan dan sterus nya bergantian gw isap… AHS.. itu yg gw dngar dri mulut nya si Vira
udh mulai sange dy ternyata!… BUKA yah Vira celana nya ??.. GA ah om kata nya tdi ga bkal ngerusak perawan Vira !…. OM ga bkal ngerusak perawan Vira koq om cma mw liat dan jilat memek Vira doank??…. JANJI yah om ga bkal ngerusak perawan Vira!… IYA om janji ,ydh Vira diri biar om yg buka celana Vira!.. dy pun lngsung berdiri dan celana nya pun gw langsung buka .. ANJRITT.. mang brang bagus nih anak bagus bnget memek nya bentuk nya kaya gunung dan tanpa bulu sedikit pun
langsung ajja gw jilattin tuh memek dengan lahap dan terdengar suara desahan si Vira.. AHS.. AHS.. OM,, ternyata dy mulai udh mulai ngerasain keenakan nya! langsung aja dy gw sruh tduran dy….! OM mw ngapain jangan… om! tanpa inget lagi gw dengan janji gw sma dy lngsung aja gw arahin kontol gw ke lobang memek dy, dy pun sdikit berontak tpi krna badan gw jauh bsar dri dy apalah daya dy! susah banget nembus memek cwe yg baru gede dengan usaha 45 tanpa menyerah gw pun terus berusaha
akhir nyah terdengar suara .. KREKK! pala senjata gw pun berhasil memasukkin lubang memek nya, gw tahan sbentar karna si Vira merintih kesakitan !.. ADUH sakit om udh sakit banget itu aku!.. itu kata dy yg memohon gw berhenti melakukan itu sma dy…
tpi gw ga memperdulikan nya, gw coba lagi buat masukin seluruh kontol gw,, akhir nya.. KREKK.. KREKK BLESS.. akhir nya masuk smua kontol gw ke memek! GILA enak banget rasa nya apa ini yg nama nya surga dunia beda waktu sma mantan gw dlu rasa nya
sperti ada air mengalir ke luar dri dlam memek nya, ternyata itu darah keperawanan dy!… OM sakit om .. sambil nangis dy berkata sperti itu! sekali lgi gw ga perduliin dy, gw tarik perlahan senjata gw, ADUH.. AW,, SAKIT OM.. gw genjot perlahan .. AHHSS,, ADUH.. ADUH ampun om.. dy msih merintih kesakitan krna genjotan gw itu! sumpah nyedot bnget rasa memek nya! sambil mengenjot gw cium bibir nya dan leher.. mungkin krna udh brasa enak dy pun diam dan mana nya terpejam
tpi badan nya sperti mengikuti permainan gw, setelah 30 menit gw mengenjot dy, akhir nya senjata gw sperti mw menembakan sesuatu..
gw percepat genjotan gw.. Sleeebbb.. Sleeeebbb.. Sleeebb! akhir nya gw cabut senjata gw dan .. CROOOTT.. CROOTT.. CROOT .. peju gw keluar di atas perut nya, dan gw pun langsung rubuh di samping nya , gw belai rambut nya dan gw berkata! MAAFIN OM YAH VER, OM JANJI BAKAL TANGUNG JAWAB KALO KMU KNAPA2.. dan gw pun mencium kening nya dy pun memeluk gw sambil menangis !
TAMAT…


Bersetubuh Dengan Sepupuku

Bersetubuh Dengan Sepupuku 


Bersetubuh Dengan Sepupuku
Bersetubuh Dengan Sepupuku 

Bandar Ceme - Aku lihat sekali lagi catatanku. Benar, itu rumah nomor 27. Pasti itu rumah Om Andro, kerabat jauh ayahku. Kuhampiri pintu dan kutekan bel rumahnya. Tidak lama kemudian dari balik pintu muncul muka yang sangat cantik.

“Cari siapa Mas?” tanyanya.
“Apa betul ini rumah Om Andro? nama saya Rendi.”
“Oh.. sebentar ya,”
“ Pa.. ini Rendinya sudah datang”, teriaknya ke dalam rumah.

Kemudian aku dipersilakan masuk, dan setelah Om Andro keluar dan menyambutku dia pun berkata dengan ramah..

“Rendi, ayahmu barusan nelpon, nanyain apa kamu sudah datang. Ini kenalin, anak Om, namanya Lina,”

“ terus anterin Rendi ke kamarnya, kan dia cape, biar dia istirahat dulu, nanti baru deh ngobrol-ngobrol lagi.”

Aku datang ke kota ini karena diterima disalah satu Universitas, dan oleh ayah aku disuruh tinggal dirumah Om Andro. Lina ternyata baru kelas 1 SMA. Dia anak tunggal. Badannya tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 165 cm, tapi mukanya sangat lucu, dengan bibir yang agak penuh. Di sini aku diberi kamar di lantai 2, bersebelahan dengan kamar Lina.

Aku sudah 3 bulan tinggal di rumah Om Andro, dan karena semuanya ramah, aku jadi betah. Lebih lagi Lina. Kadang-kadang dia suka tanya-tanya soal pelajaran sekolah, dan aku berusaha membantu. Aku sering mencuri-curi untuk memperhatikan Lina. Kalau di rumah, dia sering memakai daster yang pendek hingga pahanya yang putih mulus menarik perhatianku. Selain itu buah dadanya yang baru mekar juga sering bergoyang-goyang di balik dasternya. Aku jadi sering membayangkan betapa indahnya badan Lina seandainya sudah tidak memakai apa-apa lagi.

Suatu hari pulang kuliah sesampainya di rumah ternyata sepi sekali. Di ruang keluarga ternyata Lina sedang belajar sambil tiduran di atas karpet.

“Sepi sekali, lagi belajar yah? Tante kemana?” tanyaku.
“Eh.. Rendi, iya nih, aku minggu depan ujian, nanti aku bantuin belajar yah.., Mami sih lagi keluar, katanya sih ada perlu sampai malem.”
“Iya deh, aku ganti baju dulu.”

Kemudian aku masuk ke kamarku, ganti dengan celana pendek dan kaos oblong. Terus aku tidur-tiduran sebentar sambil baca majalah yang baru kubeli. Tidak lama kemudian aku keluar kamar, lapar, jadi aku ke meja makan. Terus aku teriak memanggil Lina mengajak makan bareng. Tapi tidak ada sahutan. Dan setelah kutengok ke ruang keluarga, ternyata Lina sudah tidur telungkup di atas buku yang sedang dia baca, mungkin sudah lelah belajar, pikirku. Nafasnya turun naik secara teratur. Ujung dasternya agak tersingkap, menampakkan bagian belakang pahanya yang putih. Bentuk pantatnya juga bagus.

Memperhatikan Lina tidur membuatku terangsang. Aku merasa kemaluanku mulai tegak di balik celana pendek yang kupakai. Tapi karena takut ketahuan, aku segera ke ruang makan. Tapi nafsu makanku sudah hilang, maka itu aku cuma makan buah, sedangkan otakku terus ke Lina. Kemaluanku juga semakin berdenyut. Akhirnya aku tidak tahan, dan kembali ke ruang keluarga. Ternyata posisi tidur Lina sudah berubah, dan dia sekarang telentang, dengan kaki kiri dilipat keatas, sehingga dasternya tersingkap, dan celana dalam bagian bawahnya kelihatan.

Celana dalamnya berwarna putih, agak tipis dan berenda, sehingga bulu-bulunya membayang di bawahnya. Aku sampai tertegun melihatnya. Kemaluanku mengeras di balik celana pendekku. Buah dadanya naik turun teratur sesuai dengan nafasnya, membuat kemaluanku semakin berdenyut. Ketika sedang nikmat-nikmat memandangi, aku dengar suara mobil masuk ke halaman. Ternyata Om Andro sudah pulang. Aku pun cepat-cepat naik kekamarku, pura-pura tidur.

Dan aku memang ketiduran sampai agak sore, dan aku baru ingat kalau belum makan. Aku segera ke ruang makan dan makan sendirian. Keadaan rumah sangat sepi, mungkin Om dan Tante sedang tidur. Setelah makan aku naik lagi ke atas, dan membaca majalah yang baru kubeli. Sedang asyik membaca, tiba-tiba kamarku ada yang mengetuk, dan ternyata Lina.

“Rendi, aku baru dibeliin kalkulator nih, entar aku diajarin yah cara makainya. Soalnya rada canggih sih”, katanya sambil menunjukkan kalkulator barunya.

“Wah, ini kalkulator yang aku juga pengin beli nih. Tapi mahal. Iya deh, aku baca dulu manualnya. Entar aku ajarin deh, kayaknya sih ga terlalu beda dengan komputer”, sahutku.
“Ya sudah, dibaca dulu deh. Lina juga mau mandi dulu sih”, katanya sambil berlalu ke teras atas tempat menjemur handuk. Aku masih berdiri di pintu kamarku dan mengikuti Lina dengan pandanganku. Ketika mengambil handuk, badan Lina terkena sinar matahari dari luar rumah. Dan aku melihat bayangan badannya dengan jelas di balik daster. Aku jadi teringat pemandangan siang tadi waktu dia tidur.

Kemudian sewaktu Lina berjalan melewatiku ke kamar mandi, aku pura-pura sedang membaca manual kalkulator itu. Tidak lama kemudian aku mulai mendengar suara Lina yang sedang mandi sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Kembali imajinasiku mulai membayangkan Lina yang sedang mandi, dan hal itu membuat kemaluanku kembali mengeras. Karena tidak tahan sendiri, aku segera mendekati kamar mandi dan mencari cara untuk mengintipnya, dan aku menemukannya.

Aku mengambil kursi dan naik di atasnya untuk mengintip lewat celah ventilasi kamar mandi. Pelan-pelan aku mendekatkan mukaku ke celah itu, dan ya Tuhan… aku! Melihat Lina yang sedang menyabuni badannya, mengusap-usap dan meratakan sabun ke seluruh lekuk tubuhnya. Badannya sangat indah, jauh lebih indah dari yang kubayangkan.

Lehernya yang putih, pundaknya, buah dadanya, putingnya yang kecoklatan, perutnya yang rata, pantatnya, bulu-bulu di sekitar kemaluannya, pahanya, semuanya sangat indah. Dan kemaluanku pun menjadi sangat tegang, Tapi aku tidak berlama-lama mengintipnya, karena selain takut ketahuan, juga aku merasa tidak enak mengintip orang mandi. Aku segera ke kamarku dan berusaha menenangkan perasaanku yang tidak karuan.

Malamnya sehabis makan, aku dan Om Andro sedang mengobrol sambil nonton TV, dan Om Andro bilang kalau besok mau keluar kota dengan istrinya seminggu. Dia pesan supaya aku membantu Lina kalau butuh bantuan. Tentu saja aku bersedia, malah jantungku menjadi berdebar-debar. Tidak lama kemudian Lina mendekati kita.

“Rendi, tolongin aku dong, ajarin soal-soal yang buat ujian, ayo!” katanya sambil menarik-narik tanganku. Aku tak bisa menolak. Aku pun mengikuti Lina berjalan ke kamarnya dengan diiringi Om Andro yang senyum-senyum melihat Lina yang manja. Beberapa menit kemudian kita sudah terlibat dengan soal-soal yang memang butuh konsentrasi.

Lina duduk sedangkan aku berdiri di sampingnya. Aku bersemangat sekali mengajarinya, karena kalau aku menunduk pasti belahan dada Lina kelihatan dari dasternya yang longgar. Aku lihat Lina tidak pakai beha. Kemaluanku berdenyut-denyut, mengeras di balik celana dan kelihatan menonjol.
Aku merasa bahwa Lina tahu kalau aku suka curi melihat buah dadanya, tapi dia tidak berusaha merapikan dasternya yang semakin terbuka sampai aku bisa melihat putingnya. Karena sudah tidak tahan, sambil pura-pura menjelaskan soal aku merapatkan badanku sampai kemaluanku menempel ke punggungnya. Lina pasti juga bisa merasakan kemaluanku yang tegak. Lina sekarang cuma diam saja dengan muka menunduk.

“Lina, kamu cantik sekali..” kataku dengan suara yang sudah bergetar, tapi Lina diam saja dengan muka semakin menunduk. Kemudian aku meletakkan tanganku di pundaknya. Dan karena dia diam saja, aku jadi makin berani mengusap-usap pundaknya yang terbuka, karena tali dasternya sangat kecil. Sementara kemaluanku semakin menekan pangkal lengannya, usapan tanganku pun semakin turun ke arah dadanya.
Aku merasa nafas Lina sudah memburu seperti suara nafasku juga. Aku jadi semakin nekad. Dan ketika tanganku sudah sampai kepinggiran buah dada, tiba-tiba tangan Lina mencengkeram dan menahan tanganku. Mukanya mendongak kearahku.

“Rendi aku mau diapain..” Rintihnya dengan suara yang sudah bergetar. Melihat mulutnya yang setengah terbuka dan agak bergetar-getar, aku jadi tidak tahan lagi. Aku tundukkan muka, kemudian mendekatkan bibirku ke bibirnya.

Ketika bibir kita bersentuhan, aku merasakan bibirnya yang sangat hangat, kenyal, dan basah. Aku pun melumat bibirnya dengan penuh perasaan, dan Lina membalas ciumanku, tapi tangannya belum melepas tanganku. Dengan pelan-pelan badan Lina aku bimbing, aku angkat agar berdiri berhadapan denganku. Dan masih sambil saling melumat bibir, aku peluk badannya dengan gemas. Buah dadanya keras menekan dadaku, dan kemaluanku juga menekan perutnya.

Pelan-pelan lidahku mulai menjulur menjelajah ke dalam mulutnya, dan mengait-ngait lidahnya, membuat nafas Lina semakin memburu, dan tangannya mulai mengusap-usap punggungku. Tanganku pun tidak tinggal diam, mulai turun ke arah pinggulnya, dan kemudian dengan gemas mulai meremas-remas pantatnya. Pantatnya sangat empuk. Aku remas-remas terus dan aku semakin rapatkan kebadanku hingga kemaluanku terjepit perutnya.

Tidak lama kemudian tanganku mulai ke atas pundaknya. Dengan gemetar tali dasternya kuturunkan dan dasternya turun ke bawah dan teronggok di kakinya. Kini Lina tinggal memakai celana dalam saja. Aku memeluknya semakin gemas, dan ciumanku semakin turun. Aku mulai menciumi dan menjilat-jilat lehernya, dan Lina mulai mengerang-erang. Tangannya mengelus-elus belakang kepalaku.

Tiba-tiba aku berhenti menciuminya. Aku renggangkan pelukanku. Aku pandangi badannya yang setengah telanjang. Buah dadanya bulat sekali dengan puting yang tegak bergetar seperti menantangku. Kemudian mulutku pelan-pelan kudekatkan ke buah dadanya. Dan ketika mulutku menyentuh buah dadanya, Lina mengerang lagi lebih keras sambil mendongakkan kepalanya, dan menekan pantat dan dadanya ke arahku. Nafsuku semakin naik. Aku ciumi susunya dengan ganas, putingnya aku mainkan dengan lidahku, dan susunya yang sebelah aku mainkan dengan tanganku.
“Aduuhh.. aahh.. aahh”, Lina semakin merintih-rintih ketika dengan gemas putingnya aku gigit-gigit sedikit.

Badannya menggeliat-geliat membuatku semakin bernafsu untuk terus mencumbunya. Tangan Lina kemudian menelusup kebalik bajuku dan mengusap kulit punggungku.
“Rendiii.. aahh.. baju kamu dibuka dong.. aahh..” Akupun mengikuti keinginannya. Tapi selain baju, celana juga kulepas, hingga aku juga cuma pakai celana dalam. Mulutnya kembali kucium dan tanganku memainkan susunya.

Penisku semakin keras karena Lina menggesek-gesekkan pinggulnya sembari mengerang-erang. Tanganku mulai menyelinap ke celana dalamnya. Bulu kemaluannya aku usap-usap, dan kadang aku garuk-garuk. Aku merasa vaginanya sudah basah ketika jariku sampai ke mulut vaginanya. Dan ketika tanganku mulai mengusap clitorisnya, ciumannya di mulutku semakin liar. Mulutnya mengisap mulutku dengan keras.

Clitorisnya kuusap, kuputar-putar, makin lama semakin kencang, dan semakin kencang. Pantat Lina ikut bergoyang, dan semakin rapat menekan, sehingga penisku semakin berdenyut. Sementara clitorisnya masih aku putar-putar, jariku yang lain juga mengusap bibir vaginanya. Lina menggelinjang semakin keras, dan pada saat tanganku mengusap semakin kencang, tiba-tiba tanganku dijepit dengan pahanya,dan badan Lina tegang sekali dan tersentak-sentak selama beberapa saat.
“aahh aahh Rendiii.. adduuuhh aahh aahh aahh”,
Dan setelah beberapa saat akhirnya jepitannya berangsur semakin mengendur. Tapi mulutnya masih mengerang-erang dengan pelan.
“Ran.. aku boleh yah pegang punya kamu”, tiba-tiba bisiknya di kupingku. Aku yang masih tegang sekali merasa senang sekali.
“Iyaa.. boleh..” bisikku. Kemudian tangannya kubimbing ke celana dalamku.
“Aahh…” Akupun mengerang ketika tangannya menyentuh penisku. Terasa nikmat sekali. Lina juga terangsang lagi, karena sambil mengusap-usap kepala penisku, mulutnya mengerang di kupingku. Kemudian mulutnya kucium lagi dengan ganas. Dan penisku mulai di genggam dengan dua tangannya, di urut-urut dan cairan pelumas yang keluar diratakan keseluruh batangku.

Badanku semakin menegang. Kemudian penisku mulai dikocok-kocok, semakin lama semakin kencang, dan pantatnya juga ikut digesekkan kebadanku. Tidak lama kemudian aku merasa badanku bergetar, terasa ada aliran hangat di seluruh tubuhku, aku merasa aku sudah hampir orgasme.
“Linaaa.. aku hampir keluar..” bisikku yang membuat genggamannya semakin erat dan kocokannya makin kencang.

“Aahh.. Rinna.. uuuhh.. aahh..” akhirnya dari penisku memancar cairan yang menyembur kemana-mana. Badanku tersentak-sentak.
Sementara penisku masih mengeluarkan cairan, tangan Lina tidak berhenti mengurut-urut, sampai rasanya semua cairanku sudah diperas habis oleh tangannya. Aku merasa sperma yang mengalir dari sela-sela jarinya membuat Lina semakin gemas. Spermaku masih keluar untuk beberapa saat lagi sampai aku merasa lemas sekali.
Akhirnya kita berdua jatuh terduduk di lantai. Dan tangan Lina berlumuran spermaku ketika dikeluarkan dari celana dalamku. Kita berpandangan, dan bibirnya kembali kukecup, sedangkan tangannya aku bersihkan pakai tissue. Dan secara kebetulan aku melihat ke arah jam.

“Astaga, sekarang sudah jam 11! Wah, sudah malam sekali nih, aku ke kamarku dulu yah, takut Om curiga nanti..” kataku sembari berharap mudah-mudahan suara desahan kita tidak sampai ke kuping orang tuanya. Setelah Lina mengangguk, aku bergegas menyelinap ke kamarku.Malam itu aku tidur nyenyak sekali.

Pagi itu aku bangun kesiangan, seisi rumah rupanya sudah pergi semua. Aku pun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah sangat padat, pikiranku tidak bisa konsentrasi sedikit pun, yang kupikirkan cuma Lina. Aku pulang ke rumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Lina keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.

“Rendi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..”
“Eh.. apa? Iya, iya aku tidak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu” jawabku, dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, aku pun segera mengajaknya berangkat. Lina menyarankan agar kita pergi dengan mobilnya. Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Lina duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia pakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku tidak bisa lepas melirik kepahanya.

Sesampainya di bioskop, aku beranikan memeluk pinggangnya, dan Lina tidak menolak. Dan sewaktu mengantri di loket kupeluk dia dari belakang. Aku tahu Lina merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya. Lina meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang menonton tidak begitu banyak, dan di sekeliling kita tidak ditempati.

Kami segera duduk dengan tangan masih saling meremas. Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya, kemudian kudekatkan ke mukaku, dan kita segera berciuman dengan gemasnya. Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut.

Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya. Dan karena tidak sabar, langsung saja kuselinapkan ke balik behanya, dan susunya yang sebelah kiri aku remas dengan gemas. Mulutku langsung dihisap dengan kuat oleh Lina. Tanganku pun semakin gemas meremas susunya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Lina mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.

Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya kusingkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya. Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Lina berpindah menciumi kupingku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah.

Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya. Kuelus-elus pelan-pelan, kuusap dengan penuh perasaan, kemudian kuputar-putar, semakin lama semakin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badannya tersentak-sentak beberapa saat.

“Rendi.. aduuuhh.. aku tidak tahan sekali.. berhenti dulu yaahh.. nanti di rumah ajaa..” rintihnya. Aku pun segera mencabut tanganku dari selangkangannya.
“Rendi.. sekarang aku mainin punya kamu yaahh..” katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol.

Kubantu dia dengan kubuka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak.
“Rendi.. ini sudah basah.. cairannya licin..” rintihnya di kupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan.

Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya.
“Lina.. teruskan sayang..” kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi.
Aku merasa penisku sudah keras sekali. Lina meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.

“Lina.. aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..” kataku dengan suara yang tidak yakin, karena masih keenakan.
“Waahh.. Lina belum mau berhenti.. punya kamu ini bikin aku gemes..” rengeknya.
“Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..!” ajakku, dan ketika Lina mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Lina, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai.

Di mobil tangan Lina kembali mengusap-usap celanaku. Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, “Nanti aku boleh yah nyiumin ininya yah..” Aku pengin segera sampai kerumah.

Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Lina membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan kuciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Lina kubimbing ke ruang keluarga. Sambil berdiri kuciumi bibirnya, kulumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya.

Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi susunya yang masih dibalut beha. Dengan tak sabar behanya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga kuturunkan dan semuanya teronggok di karpet.
Badannya yang telanjang kupeluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Lina yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang ada di depan mataku Kemudian tangan Lina juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Lina melakukannya sambil memeluk badanku. Penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya.

Uuuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kita yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kita saling melumat dengan nafas yang semakin memburu. Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi susunya dengan bergantian. Tangan Lina juga sudah menggenggam dan mengelusi penisku. Badan Lina bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.

Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Lina mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat di depan selangkanganku. Matanya memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak.

Mulutnya perlahan mulai didekatkan ke kepala penisku. Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku. Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku. Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku.
Aku semakin mengerang, dan karena tidak tahan, kudorong penisku sampai terbenam kemulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ketenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju mundurkan di dalam mulutnya. Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin nikmat. Isapan mulutnya dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuat aku merasa sudah tidak tahan. Apalagi sewaktu Lina melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.

Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya. Tapi Lina menahannya dan tetap menghisap penisku. Maka aku pun tidak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa.
Spermaku langsung ditelannya dan dia terus menghisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali. Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Lina masih terus menjilat. Akupun akhirnya tidak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.

“Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali”, kataku berbisik.
“Ah.. aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu.”
Kemudian ujung hidungnya kukecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan kuciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kami mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi susunya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri.

Lina mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya. Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian ke bawah lagi sampai merasakan bulu kemaluannya, kuelus dan kugaruk sampai mulutnya menciumi kupingku.
Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi susunya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga. Cairan vaginanya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan vaginanya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris dan vaginanya, membuat Lina semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya kuputar-putar terus, juga mulut vaginanya bergantian.

“Ahh.. Rendiii.. aahh.. terusss… aahh.. sayaanggg..” mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantatnya juga mulai terangkat-angkat. Aku pun segera menurunkan kepalaku ke arah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya. Kedua kakinya kulipat ke atas, kupegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga vagina dan clitorisnya terbuka di depan mukaku.

Aku tidak tahan memandangi keindahan vaginanya. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan vaginanya. Cairan vaginanya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi mulut vaginanya dengan ganas, dan lidahku kuselip-selipkan ke lubangnya, kukait-kaitkan, kugelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya. Aku jilati terus, clitorisnya kuputar dengan lidah, kuhisap, kusedot, sampai Lina meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.
“Rendii.. aku tidak tahan.. aduuhh.. aahh.. enaakk sekaliii.. ” rintihnya berulang-ulang.
Mulutku sudah berlumuran cairan vaginanya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian kulepaskan mulutku dari vaginanya Sekarang giliran penisku kuusap-usapkan ke clitoris dan bibir vaginanya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan di vaginanya. Lina juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut membantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.
“Lina.. aahh.. enakkk.. aahh..”
“aahh.. iya.. eeennaakkk sekaliii..”
Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke mulut vaginanya. Lina semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke vaginanya.
“Aduuuhh.. Rendii.. saakiiitt.. aadduuuhh.. jaangaann..” rintihnya
“Tahan dulu sebentar… Nanti juga hilang sakitnya..” kataku membujuk
Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian kutekan lagi, kukeluarkan lagi, kutekan lagi, kemudian akhirnya kutekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Lina sampai terbuka tapi sudah tidak bisa bersuara.

Punggungnya terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan kukeluarkan lagi, kudorong lagi, kukeluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini kudorong sampai amblas semuanya ke dalam. Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras. Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka kuciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding vaginanya.

Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya. Mulut kami saling menghisap dengan kuat. Kita sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka aku pun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, semakin cepat, semakin cepat, dan goyangan pantat Lina juga semakin cepat.

“Rendii.. aduuuhh.. aahh.. teruskan sayang.. aku hampir niihh..” rintihnya.
“Iya.. nihh.. tahan dulu.. aku juga hampirr.. kita bareng ajaa..” kataku sambil terus menggerakkan penis semakin cepat.

Tanganku juga ikut meremasi susunya kanan dan kiri. Penisku semakin keras, kuhunjam-hunjamkan ke dalam vaginanya sampai pantatnya terangkat dari karpet. Dan aku merasa vaginanya juga menguruti penisku di dalam. Penisku kutarik dan kutekan semakin cepat, semakin cepat.. dan semakin cepat.. dannn..”Raaniii.. aku mau keluar niihh..””Iyaa.. keluarin saja.. Lina juga keluar sekarang niiihh.”Aku pun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Lina yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding vaginanya dengan keras.
Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Vaginanya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami vaginanya.

“aahh… aahh.. aahh..” kita sama-sama mengerang, dan vaginanya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantatnya masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya tidak akan berakhir.

Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan vaginanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa tersisa sedikitpun.

“aahh.. aahh.. aduuuhh…” Kita sudah tidak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.
Ketika sudah mulai kendur, kuciumi Lina dengan penis masih di dalam vaginanya. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Kuciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Lina sedang menangis. Tanpa berbicara kita saling menghibur.
Aku menyadari bahwa selaput daranya telah robek karena penisku. Dan ketika penisku kucabut dari sela-sela vaginanya memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku. Kita terus saling membelai, dan Lina masih mengisak di dadaku, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.

Aku terbangun sekitar jam 11 malam, dan kulihat Lina masih terlelap di sampingku masih telanjang bulat. Segera aku bangun dan kuselimuti badannya pelan-pelan. Kemudian aku segera ke kamar mandi, kupikir shower dengan air hangat pasti menyegarkan. Aku membiarkan badanku diguyur air hangat berlama-lama, dan memang menyegarkan sekali. Waktu itu kupikir aku sudah mandi sekitar 20 menit, ketika aku merasa kaget karena ada sesuatu yang menyentuh punggungku. Belum sempat aku menoleh, badanku sudah dilingkari sepasang tangan.

Ternyata Lina sudah bangun dan masuk ke kamar mandi tanpa kuketahui. Tangannya memelukku dari belakang, dan badannya merapat di punggungku.

“Aku ikut mandi yah..?” katanya.
Aku tidak menjawab apa-apa. Hanya tanganku mengusap-usap tangannya yang ada di dadaku, sambil menenangkan diriku yang masih merasa kaget. Sambil tetap memelukku dari belakang, Lina mengambil sabun dan mulai mengusapkannya di dadaku. Nafsuku mulai naik lagi, apalagi aku juga merasakan susunya yang menekan punggungku.

Usapan tangan Lina mulai turun ke arah perutku, dan penisku mulai berdenyut dan berangsur menjadi keras. Tidak lama kemudian tangan Lina sampai di selangkanganku dan mulai mengusap penisku yang semakin tegak. Sambil menggenggam penisku, Lina mulai menciumi belakang leherku sambil mendesah-desah, dan badannya semakin menekan badanku.

Selangkangan dan susunya mulai digesek-gesekkan ke pantat dan punggungku, dan tangannya yang menggenggam penisku mulai meremas-remas dan digerakkan ke pangkal dan kepala penisku berulang-ulang sehingga aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.

“Lina oohh.. nikmat sekali sayang.”
“Rendiii uuuhh”, erangnya sambil lidahnya semakin liar menciumi leherku.
Aku yang sudah merasa gemas sekali segera menarik badannya, dan sekarang posisi kita berbalik. Aku sekarang memeluk badannya dari belakang, kemudian pahanya kurenggangkan sedikit, dan penisku diselinapkan di antara pahanya, dan ujungnya yang nongol di depan pahanya langsung di pegang lagi oleh Lina. Tangan kiriku segera meremasi susunya dengan gemas sekali, dan tangan kananku mulai meremasi bulu kemaluannya.

Kemudian ketika jari tangan kananku mulai menyentuh clitorisnya, Lina pun mengerang semakin keras dan pahanya menjepit penisku, dan pantatnya mulai bergerak-gerak yang membuat aku semakin merasa nikmat. Mukanya menengok ke arahku, dan mulutnya segera kuhisap dengan keras. Lidah kami saling membelit, dan jari tanganku mulai mengelusi clitorisnya yang semakin licin. Kepala penisku juga mulai dikocok-kocok dengan lembut.
“Lina aku tidak tahan nih aduuuhh.”
“Iya Ran.. aku juga sudah tidak tahan.. uuuhh.. uuuhh.”

Badan Lina segera kubungkukkan, dan kakinya kurenggangkan. Aku segera mengarahkan dan menempelkan ujung penisku ke arah bibir vaginanya yang sudah menganga lebar menantang.
“Rendi.. cepat masukkan sayang cepat uuhh ayoo.” Aku yang sudah gemas sekali segera menekan penisku sekuat tenaga sehingga langsung amblas semua sampai ke dasar vaginanya. Lina menjerit keras sekali. Mukanya sampai mendongak.

“aahh.. kamu kasar sekali.. aduuhh sakit aduuhh..” Aku yang sudah tidak sabar mulai menggerakkan penisku maju mundur, kuhunjam-hunjamkan dengan kasar yang membuat Lina semakin keras mengerang-erang. Susunya aku remas-remas dengan dua tanganku.

Tidak lama kemudian Lina mulai menikmati permainan kita, dan mulai menggoyangkan pantatnya. Vaginanya juga mulai berdenyut meremasi penisku. Aku menjadi semakin kasar, dan penisku yang sudah keras sekali terus mendesak dasar vaginanya. Dan kalau penisku sedang maju membelah vaginanya, tanganku juga menarik pantatnya ke belakang sehingga penisku menghunjam dengan kuat sekali. Tapi tiba-tiba Lina melepaskan diri.

“hh sekarang giliranku aku sudah hampir sampai.” katanya. Kemudian aku disuruh duduk selonjor di lantai di antara kaki Lina yang mulai menurunkan badannya. Penisku yang mengacung ke atas mulai dipegang Lina, dan di arahkan ke bibir vaginanya.
Tiba-tiba Lina menurunkan badannya duduk di pangkuanku sehingga penisku langsung amblas ke dalam vaginanya. Kita sama-sama mengerang dengan keras, dan mulutnya yang masih menganga kuciumi dengan gemas.

Kemudian pantatnya mulai naik turun, makin lama makin keras. Lina melakukannya dengan ganas sekali.

Pantatnya juga diputar-putar sehingga aku merasa penisku seperti dipelintir.
“Rendii.. aku.. aku.. sudah.. hampirrr, uuuhh…” Erangnya sambil terus menghunjam-hunjamkan pantatnya. Mulutku beralih dari mulutnya ke susunya yang bulat sekali. Putingnya kugigit-gigit, dan lidahku berputar menyapu permukaan susunya. Susunya kemudian kusedot dan kukenyot dengan keras, membuat gerakan Lina semakin liar.

Tidak lama kemudian Lina menghunjamkan pantatnya dengan keras sekali dan terus menekan sambil memutar pantatnya.

“Sekaranggg aahh sekaranggg Rendi, sekaranggg”, Lina berteriak-teriak sambil badannya berkelojotan.
Vaginanya berdenyutan keras sekali. Mulutnya menciumi mulutku, dan tangannya memelukku sangat keras. Lina orgasme selama beberapa detik, dan setelah itu ketegangan badannya berangsur mengendur.

“Ran, makasih yah.., sekarang aku pengin ngisep boleh yah..?” katanya sambil mengangkat pantatnya sampai penisku lepas dari vaginanya. Lina kemudian menundukkan mukanya dan segera memegang penisku yang sangat keras, berdenyut, dan ingin segera memuntahkan air mani. Mulutnya langsung menelan senjataku sampai menyentuh tenggorokannya.

Tangannya kemudian mengocok pangkal penisku yang tidak muat di mulutnya. Kepalanya naik turun mengeluar-masukkan penisku. Aku benar-benar sudah tidak tahan. Ujung penisku yang sudah sampai di tenggorokannya masih aku dorong-dorong. Tanganku juga ikut mendesakkan kepalanya. Lidahnya memutari penisku yang ada dalam mulutnya.

“Lina isap terus terusss hampirr terusss yyyaa sekaranggg sekarangg.. issaapp..”, Lina yang merasa penisku hampir menyemburkan sperma semakin menyedot dengan kuat.Dan…
“aahh.. sekaranggg.. sekaranggg.. issaappp..” spermaku menyembur dengan deras berkali-kali dengan rasa nikmat yang tidak berkesudahan. Lina dengan rakusnya menelan semuanya, dan masih menyedot sperma yang masih ada di dalam penis sampai habis. Lina terus menyedot yang membuat orgasmeku semakin nikmat. Dan setelah selesai, Lina masih juga menjilati penisku, spermaku yang sebagian tumpah juga masih di jilati.

Kemudian setelah beristirahat beberapa saat, kami pun meneruskan mandi sambil saling menyabuni. Setiap lekuk tubuhnya aku telusuri. Dan aku pun semakin menyadari bahwa badannya sangat indah. Setelah itu kami tidur berdua sambil terus berpelukan.

Pagi-pagi ketika aku bangun ternyata Lina sudah berpakaian rapi, dan dia cantik sekali. Dia mengenakan rok mini dan baju tanpa lengan yang serasi dengan kulitnya yang halus. Dia mengajakku belanja ke Mall karena persediaan makanan memang sudah habis. Maka aku pun segera mandi dan bersiap-siap.

Di perjalanan dan selama berbelanja kita saling memeluk pinggang. Siang itu aku menikmati jalan berdua dengannya. Kita belanja selama beberapa jam, kemudian kita mampir ke sebuah Café untuk makan siang. Di dalam mobil dalam perjalanan pulang kita ngobrol-ngobrol tentang semua hal, dari masalah pelajaran sekolah sampai hal-hal yang ringan.
Ketika ngobrol tentang sesuatu yang lucu, Lina tertawa sampai terpingkal-pingkal, dan saking gelinya sampai kakinya terangkat-angkat. Dan itu membuat roknya yang pendek tersingkap. Aku pun sembari menyetir, karena melihat pemandangan yang indah, meletakkan tanganku ke pahanya yang terbuka.

“Ayo.. nakal yah..” kata Lina, bercanda.
“Tapi suka kan?” kataku sambil meremas pahanya. Kami pun sama-sama tersenyum. Mengusap-usap paha Lina memang memberi sensasi tersendiri, sampai aku merasa penisku menjadi tegang sendiri.
“Rendi.. sudah kamu nyetir saja dulu, tuh kan itunya sudah bangun.. pingin lagi yah? Lina jadi pengin ngelusin itunya nih..” kata Lina menggodaku.cerita porno 2016,cerita porno terupdate,cerita porno terbaru,cerita porno, Aku cuma senyum menanggapinya, dan memang aku sudah kepingin mencumbunya lagi.

“Rendi, bajunya dikeluarin dong dari celana, biar tanganku ketutupan. Dipegang yah?” Aku semakin nyengir mendengarnya. Tapi karena memang kepingin, dan memang lebih aman begitu dari pada aku yang meneruskan aksiku.

Sambil menyetir aku pun mengeluarkan ujung bajuku dari celanaku. Kemudian tanpa menunggu, tangan Lina langsung menyelinap ke balik bajuku, ke arah selangkanganku. Tangannya mencari-cari penisku yang semakin tegang.

“Ati-ati, masih siang nih, kalau ada orang nanti tangan kamu ditarik yah!” kataku. Lina diam saja, dan kemudian tersenyum ketika tangannya menemukan apa yang dicari-cari. Tangannya kemudian mulai meremas penisku yang masih di dalam celana. Penisku semakin tegang dan berdenyut-denyut.
Karena terangsang juga, Lina mulai berusaha membuka ritsluiting celanaku, dan kemudian menyelinapkan tangannya, dan mulai memegang kepala penisku. Cairan pelumas yang mulai keluar diusap-usapkan ke kepala dan batang penisku.

“Rendi.. aku pengin ngisep ininya.. aku pengin ngisep sampai kamu keluar dimulutku..” katanya sambil agak mendesah. Aku juga ingin segera merasakan apa yang dia ingini. Yang ada di otakku adalah segara sampai di rumah, dan segera mencumbunya.
Tapi harapan kita ternyata tidak segera terwujud karena sesampainya di rumah, ternyata orang tua Lina sudah pulang. Kita cuma saling berpandangan dan tersenyum kecewa.
“Eh, sudah pada pulang yah..” Lina menyapa mereka.
“Iya nih, ada perubahan acara mendadak. Makanya sekarang cape banget. Nanti malem ada undangan pesta, makanya sekarang mau istirahat dulu. Kamu masak dulu saja ya sayang.. sudah belanja kan?” kata maminya Lina.

“Iya deh, sebentar Lina ganti baju dulu. Eh, Rendi, katanya kamu pengin belajar masak, ayo, sekalian bantuin aku”, kata Lina sambil tersenyum penuh arti. Aku cuma mengiyakan dan ke kamarku ganti pakaian dengan celana pendek dan T-shirt. Kemudian aku ke dapur dan mengeluarkan belanjaan dan memasukkannya ke lemari es.

Tidak lama kemudian Lina menyusul ke dapur. Dia pun sudah berganti pakaian, dan sekarang memakai daster kembang-kembang. Tante juga ikut-ikutan menyiapkan bahan makanan dan Lina mulai mengajariku memasak.

“Sudah Mami istirahat saja sana, kan ini juga sudah ada yang ngebantuin..” kata Lina.
“Iya deh, emang Mami cape banget sih, sudah yah, Mami mau coba istirahat saja”, kata Maminya Lina sambil keluar dari dapur. Aku yang sedang memotongi sayuran cuma tersenyum. Setelah beberapa saat, Lina tiba-tiba memelukku dari belakang, tangannya langsung ditelusupkan ke dalam celanaku dan memegang penisku yang masih tidur.

“Eh.. kok ininya bobo lagi.. Lina bangunin yah?” tangannya dikeluarkan kemudian Lina mengambil salad dressing yang ada di depanku, masih sambil merapatkan badannya dari belakangku.
Kemudian salad dressingnya dituangkan ke tangannya, dan langsung menyelinap lagi ke celana dan dioleskan ke penisku yang langsung menegang. Sambil merapatkan badannya, susunya menekan punggungku, Lina mulai meremasi penisku dengan dua tangannya. Nikmat yang aku rasakan sangat luar biasa. Aku segera melingkarkan tangan ke belakang, meremas pantatnya yang bulat itu.
Tanganku aku turunkan sampai ke ujung dasternya, kemudian kusingkapkan ke atas sambil meremas pahanya dengan gemas. Ketika sampai di pangkal pahanya, aku baru menyadari kalau Lina ternyata sudah tidak memakai celana dalam. Maka tanganku menjadi semakin gemas meremasi pantatnya, dan kemudian menelusuri pahanya ke depan sampai ke selangkangannya. Jari-jariku segera membuka belahan vaginanya dan mulai memainkan clitorisnya yang sudah sangat basah terkena cairan yang semakin banyak keluar dari vaginanya. Tangan Lina juga semakin liar meremas, meraba dan mengocok penisku.

“Lina.. sana diliat dulu, apa Om dan Tante memang sudah tidur..” kataku berbisik karena merasa agak tidak aman.

Lina kemudian melepaskan pegangannya dan keluar dapur.
Tidak lama kemudian Lina kembali dan bilang semuanya sudah tidur. Aku segera memeluk Lina yang masih ada di pintu dapur, kemudian pelan-pelan pintu kututup dan Lina kupepet ke dinding. Kita berciuman dengan gemasnya dan tangan kita langsung saling menelusup dan memainkan semua yang ditemui. Penisku langsung ditarik keluar oleh Lina dan aku segera menyingkap dasternya ke atas, kemudian kaki kirinya kuangkat ke pinggulku, dan selangkangannya yang menganga langsung kuserbu dengan jari-jariku.

Tangan Lina menuntun penisku ke arah selangkangannya, menyentuhkan kepala penisku ke belahan vaginanya dan terus-terusan menggosok-gosokkannya. Untuk mencegah agar Lina tidak mengerang, mulutnya terus kusumbat dengan mulutku. Kemudian karena sudah tidak tahan, aku segera mengarahkan penisku tepat ke mulut vaginanya, dan menekan pelan-pelan, terus ditekan, terus ditekan sampai seluruh batangnya amblas.

Kaki Lina satunya segera kuangkat juga ke pinggangku, sehingga sekarang dua kakinya melingkari pinggangku sambil kupepet di dinding. Kita saling mengadu gerakan, aku maju-mundurkan penisku, dan Lina berusaha menggoyang-goyangkan pantatnya juga. Vaginanya berdenyutan terasa meremasi batang penisku. Tidak lama kemudian aku merasa Lina hampir orgasme.

Denyutan vaginanya semakin keras, badannya semakin tegang dan isapan mulutnya di mulutku semakin kuat. Kemudian aku merasa Lina orgasme. Kontraksi otot vaginanya membuat penisku merasa seperti diurut-urut dan aku juga merasa hampir mencapai orgasme. Setelah orgasme, gerakan Lina tidak liar lagi, dia cuma mengikuti gerakan pantatku yang masih menghunjam-hunjamkan penisku dan mendesakkan badannya ke dinding.

Kemudian sementara penisku masih di dalam dan kaki Lina masih di pinggangku, aku melangkah ke arah meja dapur dan duduk di salah satu kursi, sehingga sekarang Lina ada di pangkuanku dengan punggung menyandar di meja dapur. Selama beberapa saat kita cuma berdiam diri saja. Lina masih menikmati sisa kenikmatan orgasmenya dan menikmati penisku yang masih di dalam vaginanya.
Sementara aku menikmati sekali posisi ini, dan menikmati melihat Lina ada di pangkuanku. Tanganku mengusap-usap pahanya dan menyingkapkan dasternya ke atas sampai melihat bulu kemaluan kami yang saling menempel. Belahan vaginanya kubuka dan aku melihat pemandangan yang sangat indah. Penisku hanya kelihatan pangkalnya karena seluruh batangnya masih di dalam vagina Lina, dan di atasnya aku melihat clitorisnya yang sangat basah.

Jari-jariku mulai mengusap-usap clitorisnya sampai Lina mulai mendesis-desis lagi, dan pantatnya mulai bergerak lagi, berputar dan mendesakkan penisku menjadi semakin masuk. Aku merasa vaginanya mulai berdenyutan lagi meremas-remas penisku. Karena gemas, kadang-kadang clitorisnya kupelintir dan kucubit-cubit.

Kemudian dasternya kusingkap semakin ke atas sampai aku melihat susunya yang menantangku untuk segera memainkannya. Dengan tak sabar segera susunya yang kiri kulumat dengan mulutku, yang membuat kepala Lina mendongak merasakan kenikmatan itu. Sambil melumati susunya, lidahku juga memainkan putingnya yang sudah sangat tegang. Kadang-kadang putingnya juga kugigit-gigit kecil dengan gemas. Tanganku dua-duanya meremasi pantatnya yang bulat.
“Ya Tuhan Rendiii aahh aahh”, rintihnya di kupingku, sambil kadang menjilati dan menggigit kupingku.

“Rendii.. aahh.. aku hampir dapet lagii.. ahh.., terus gitu sayang”, rintihnya dengan gerakan yang semakin liar.

Pantatnya semakin keras menekan dan berputaran, yang membuat penisku juga seperti dipelintir dengan lembut.
Aku pun menuruti dan terus memberikan kenikmatan dengan terus memainkan susunya bergantian yang kiri dan kanan, dan tanganku juga ikut memainkan puting susunya, sampai Lina tiba-tiba menggigit kupingku dengan keras dan setelah menghentakkan pantatnya dia memelukku dengan eratnya.

“hh Randdiii.. hh. hh.” Aku merasakan Lina orgasme untuk kedua kalinya dan lebih hebat dari yang pertama.

Denyutan vaginanya keras sekali dan berlangsung selama beberapa detik, dan kenikmatan yang aku rasakan membuatku merasa sudah hampir orgasme. Tapi setelah orgasme, ternyata Lina masih ingat keinginannya untuk menghisap penisku.

“Rendi.. jangan dikeluarin dulu.. nanti di mulutku saja yah”.
Maka setelah turun dari pangkuanku, Lina segera jongkok di depanku dan langsung mengulum penisku. Lidahnya memutari batangnya dan mulutnya menyedot-nyedot membuat aku merasa orgasmeku sudah sangat dekat. Tanganku memegang belakang kepala Lina, dan kutekan agar penisku semakin masuk di mulutnya, kemudian aku juga membantu memasuk-keluarkan penisku di mulutnya, dan

“aahh Lina aku keluarrr terus isaappp.. aahh..” dan memang Lina dengan lahapnya terus menghisap spermaku yang langsung berhamburan masuk ke tenggorokannya. Penisku yang masih mengeluarkan sperma terus disedot dan dikenyot-kenyot dan pangkal penisku juga terus-terusan dikocok-kocok. Orgasmeku kali ini kurasakan sangat luar biasa.
Setelah itu kita kembali berciuman, dan kembali meneruskan memasak.

“Rendi.. makasih yah, tapi aku belum puas, habis kurang bebas sih, entar malem lagi yah..!” aku yang merasa hal yang sama cuma mengangguk.
“Ran, aku nanti malem pengin menikmati seluruh tubuhmu.”
“Maksudmu..? apa selama ini belum?”
“Aku pengin melakukan hal yang lain sama kamu.., tunggu saja..”
“Ihh.. apaan sih.., Lina jadi merinding nih”, kata Lina sambil memperlihatkan bulu-bulu tangannya yang memang berdiri, dan sambil tersenyum aku mengelusi tangannya.