Akhirnya Dapat Ngerasain Nonok Kak Niken

Akhirnya Dapat Ngerasain Nonok Kak Niken

Akhirnya Dapat Ngerasain Nonok Kak Niken
Akhirnya Dapat Ngerasain Nonok Kak Niken

Bandar Ceme
- Niken, 21 tahun, adalah mahasiswi dari salah satu Perguruan Tinggi cukup ternama di Bandung. Sangat cantik, kulit putih, tinggi badan sekitar 165 cm mungkin lebih, buah dada tidak terlalu besar tapi terlihat kenyal dan menantang dibalik kaos atau kemeja ketat yang suka dia pakai. Di kampus, Niken berpacaran dengan seniornya, Riandy, 25 tahun. Mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Cantik dan ganteng. Usia hubungan mereka yang sudah cukup lama, juga karena gaya hidup mereka yang bisa dibilang bebas, mereka sudah sering melakukan hubungan badan.
"Niken, aku pengen nih?" kata Riandy berbisik kepada telinga Niken suatu saat di kantin kampus.
"Dasar.. Kamu kan sudah aku kasih semalam," ujar Niken sambil mencubit tangan Riandy.
"Tapi sekarang aku horny, nih..." ujar Riandy sambil mengusap selangkangannya.
"Ini kan masih di kampus.. Emangnya mau main di kantin sini?" tanya Niken sambil menatap Riandy.
"Kita ke aula, yuk!" ajak Riandy sambil tersenyum.
"Kita tidak usah main, isepin saja punya aku, ya..." pinta Riandy.
Niken tersenyum sambil bangkit. Setelah membayar jajanannya, mereka bergegas menuju aula yang memang selalu sepi kalau hari biasa. Mereka tidak langsung masuk, tapi sebentar melihat dulu situasi yang ada. Setelah dinilai aman, mereka segera masuk. Lalu mereka langsung menuju balik panggung podium. Riandy menarik tangan Niken agar mendekat. Lalu sambil mengecup bibir Niken, Riandy membuka sabuk dan resleting celananya. Setelah itu diperosotkan celananya sampai lutut.
"Ayo dong, sayang.. cepat isep," pinta Riandy tak sabar.
Terlihat celana dalam bagian depannya sudah menggembung. Niken tersenyum lalu berjongkok.
"Tidak sabaran amat sih," ujar Niken sambil mengelus celana dalam Riandy yang menggembung.
Sejurus kemudian diperosotkan celana dalam Riandy sampai lutut. Kontol Riandy yang sudah tegang dan tegak lalu dikocoknya perlahan sambil sesekali ujung lidah Niken menjilat lubang kontol Riandy.
"Uhh..." Riandy mendesah sambil menatap wajah Niken.
Tak lama mulut Niken sudah penuh mengulum kontol Riandy yang besar. Jilatan dan hisapan serta kocokan tangan Niken membuat Riandy terpejam dan memompa pelan kontolnya di mulut Niken.
"Ohh.. Terus sayangg.. Ohh..." desah Riandy.
Selang beberapa menit, tubuh Riandy mengejang. Didesakannya kepala Niken ke selangkangannya. Kontolnya agak ditekan dalam-dalam ke mulut Niken. Lalu.. Crott! Crott! Crott! Air mani Riandy keluar di dalam mulut Niken. Niken dengan mendongak menatap Riandy sambil menelan semua air mani Riandy di mulutnya. Sambil tersenyum Nike bangkit berdiri lalu memeluk dan melumat bibir Riandy. Riandypun dengan hangat membalasnya..
"Sudah puas?" tanya Niken sambil merapikan pakaian Riandy.
Riandy tersenyum lalu mengecup bibir Niken. Merekapun keluar aula..
Suatu hari selesai jam kuliah, Riandy mengantar Niken pulang. Setiba di rumah, adik kandung Niken, Anton, sedang menonton televisi.
"Kamu tidak sekolah, Ton?" tanya Niken sambil duduk di depan adiknya itu.
"Males ah.. Aku bolos hari ini?" kata Anton santai sambil tiduran di kursi dan menaikkan satu kakinya ke sandaran kursi.
"Gila kamu!" hardik Niken.
Anton tetap diam tak memberikan reaksi sambil terus menonton televisi.
"Nik, aku pulang dulu ya?" kata Riandy.
"Aku harus ketemu teman nih.. Sudah janji," kata Riandy sambil bangkit lalu menghampiri Niken.
"Iya deh.. Jangan nakal ya?" kata Niken.
"Iya..." kata Riandy sambil mengecup pipi Niken.
"Aku pulang dulu ya, Ton..." kata Riandy.
"O, iya..." kata Anton sambil tersenyum sementara kakinya tetap naik di sandaran kursi. Riandypun segera pulang.
"Mama kemana sih," tanya Niken.
"Tadi sih bilangnya mau ke Mall beli sesuatu," kata Anton.
Mereka terdiam sambil menonton acara di televisi. Tiba-tiba mata Niken menoleh ke Anton ketika adiknya itu menggaruk pahanya karena gatal. Dan dengan santai, Anton menggaruk pahanya terus sampai ke pangkal paha. Celana pendeknya ikut naik seiring garukan tangan. Niken sebetulnya merasa biasa saja melihat hal itu. Tapi ketika tangan Anton agak lama menggaruk selangkangannya, mata Nikne melihat sebagian celana dalam Anton menyembul. Terutama bagian depan celananya yang jadi perhatian Niken. Entah perasaan apa yang datang dalam hati Niken, yang jelas mata Niken terus tertuju ke arah selangkangan Anton walau Anton sendiri sudah selesai menggaruk dan merapikan celana pendeknya.
"Kenapa sih kamu melototin celana aku?" tanya Anton mengagetkan Niken.
"Eh.. Ihh! Aku tidak lihat apa-apa kok," kata Niken sambil memalingkan wajahnya dan pura-pura menonton televisi lagi.
"Kamu tuh horny ya lihat aku garuk selangkangan?" kata Anton sambil tertawa.
"Yee..!!" teriak Niken lalu tertawa sambil melempar Anton dengan bantal. Anton juga tertawa.
"Eh, kamu sudah pernah begini tidak dengan si Riandy?" tanya Anton sambil menyelipkan jempol tangannya diantara telunjuk dan jari tengah.
"Kamu nanya apaan sih? Tau ah!" kata Niken sambil melotot.
"Aku kan cuma nanya..." kata Anton tenang.
Niken bangkit lalu menghampiri Anton. Diambilnya bantal lalu dipukulkannya ke wajah Anton.
"Nakal kamu ya!" kata Niken sambil tertawa dan terus memukulkan bantal.
Antonpun tertawa sambil mencoba merebut bantal. Ketika sudah terebut, ditariknya bantal tersebut sampai Nike ikut terjatuh menimpa badan Anton di kursi. Sesaat Tubuh Niken berada di atas tubuh Anton. Entah kenapa perasaan Niken yang tadi datang tiba-tiba datang lagi ketika tubuhnya berada di atas tubuh Anton. Apalagi ketika wajah mereka sangat berdekatan hampir bersentuhan. Mereka saling bertatapan sambil diam.
Entah gairah seperti apa yang menuntun bibir Niken mengecup dan melumat bibir Anton. Antonpun dengan hangat membalas ciuman kakaknya itu. Tangan Anton dengan lembut mengusap punggung Niken lalu turun dan mulai meremas pantat Niken. Mereka berdua terus menikmati ciuman demi ciuman dengan mata terpejam dan nafas mulai memburu.
"Pindah yuk?" bisik Niken.
"Kamar siapa?" tanya Anton.
"Kamar kamu," bisik Niken lagi.

Mereka segera bangkit lalu menuju kamar Anton. Anton, waktu itu 17 tahun, masih duduk di bangku SMA. Wajah ganteng, malah mirip dengan Niken. Sebagai pemuda yang mulai masuk pubertas, obsesinya terhadap seks sangat besar. Mulai dari bacaan, majalah dan film porno banyak dia koleksi. Di kamarnyapun banyak tertempel poster-poster porno. Di dalam kamar, mereka kembali berciuman di atas ranjang. Elusan, rabaan, dan remasan pada tubuh masing-masing sudah mulai gencar dilakukan. Anton yang baru pertama kali menyentuh wanita terlihat sangat agresif. Tangannya segera melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuh Niken. Kemudian Anton melepas pakaiannya sendiri.
"Ohh, Ton..." desah Niken ketika lidah Anton menjilati puting susunya sambil tangannya yang satu meremas buah dadanya. Anton terus memainkan buah dada Nike dengan lidah dan tangannya sementara kontolnya yang sudah tegak digesek-gesekannya ke memek Nike.
"Uhh.. Sshh..." desah Niken sambil terpejam ketika lidah Anton turun menuruni perut lalu mulai menyusuri dan menjilati selangkangannya.
"Ooww.. Mmhh..." desah Niken makin keras ketika belahan memeknya terasa hangat dan nikmat waktu lidah Anton menjilatinya. Tubuh Niken agak melengkung merasakan nikmat ketika lidah Anton menjilati kelentitnya.
"Ohh.. Cepat masukkan, Ton.. Cepatlahh..." desah Niken.
Anton menurut. Setelah mengelap mulutnya yang basah oleh cairan memek Nike, Anton segera mengangkangi tubuh Niken. Diarahkan kontolnya ke lubang memek Niken. Tangan Niken segera memegang dan membimbing kontol Anton agar bisa masuk ke memeknya. Setelah Anton menekankan kontolnya, bless.. cleb.. cleb.. Kontol Anton sudah mulai keluar masuk memek Niken. Mata Anton terpejam sambil terus menyetubuhi Niken.
"Mmhh..." desah Anton di sela-sela genjotannya.
"Ohh.. Teruss.. Teruss.. Mmhh..." desah Niken sambil memeluk tubuh adiknya itu. Anton terus memompa.
"Mmhh.. Aku capek..." bisik Anton.
"Gantian..." bisiknya lagi.
Niken mengangguk sambil tersenyum. Anton mencabut kontolnya lalu merebahkan badannya. Niken langsung bangkit lalu naik ke atas tubuh Anton dan mengarahkan lubang memeknya ke kepala kontol Anton. Kemudian dengan mata terpejam sambil memeluk tubuh Anton, pinggul Niken bergerak naik turun sesekali berputar dan menekankan memeknya keras ke kontol Anton. Desahan-desahan kenikmatan memenuhi kamar Anton yang memang sudah terhias dengan poster-poster porno menambah suasana romantis adik kakak kandung tersebut. Tak lama gerakan Niken makin cepat dan keras, tangannya mencengkram pundak Anton. Dengan mata terpejam terdengar desahan panjang dari mulut Nike.
"Ohh.. Uuhh..." desah Niken sambil mendesakkan memeknya ke kontol Anton lebih dalam. Kemudian tubuh Niken lemas.
"Sudah?" tanya Anton.
Niken mengangguk sambil tersenyum lalu turun dari badan Anton. Anton segera menaiki lagi tubuh Niken. Kembali kontolnya keluar masuk memek Niken lebih hebat karena Anton ingin segera mendapat kepuasan. Semakin lama gerakan Anton semakin cepat, sampai akhirnya dengan cepat Anton mencabut kontolnya dari memek Niken. Kemudian disodorkan kontolnya ke mulut Niken. Setelah sedikit mengelap kontol Anton yang basah, Niken segera menghisap kontol Anton sambil mengcocoknya. Tak lama kemudian Niken merasakan kontol Anton berdenyut dan terasa ada cairan hangat dan asin di lidahnya yang keluar dari kontol Anton. Anton mengejang ketika air maninya menyembur di dalam mulut Niken. Niken dengan tenang menelan semua air mani Anton, lalu menjilati sisa air mani yang ada di kepala kontol Anton sampai bersih. Anton merebahkan tubuhnya di samping tubuh Niken.
"Kamu hebat," puji Niken.
Anton tersenyum sambil mengecup pipi Niken. Kemudian mereka bangkit lalu berpakaian.

Sesuai dengan cerita dari Niken, persetubuhan dengan Anton berlangsung sampai sekarang walau Niken sudah menikah dengan Riandy dan dikaruniai 2 orang anak. Bahkan menurut Nikenjuga, satu hari menjelang pesta pernikahan dengan Riandy, dia dan Anton sengaja menyempatkan diri pergi ke hotel dan menumpahkan semua kasih sayang disana selama beberapa jam sebagai tanda hadiah perkawinan. Anton juga sekarang sudah menikah, dikaruniai 1 orang anak.

0 komentar:

Posting Komentar