Ku Setubuhi Adik Kawanku Yang Cantik
Ku Setubuhi Adik Kawanku Yang Cantik |
Bandar Ceme - Aqu sengaja memilih tempat yg terletak disudut ruangan. Kita
duduk di sofa yg menempel pada kedua sisi ruangan. Kita memesan dua piring
spagheti, dan jus untuk makan siang kita. Setelah pelayan yg mencatat pesanan
kita pergi, aqu sibuk memeriksa sekeliling kita. Suasana masih sepi dan
tak ada yg memperhatikan kita, yg terpenting adalah taplak meja yg panjangnya
sampai ke lantai.
Benar-benar cocok untuk melaksanakan rencanaqu. Dgn sekejap aqu masuk ke bawah
meja.
“Ko Andra..” Sabila berusaha menyingkap kain yg menutupiku.
“Ssst.. Jangan keras-keras, nanti ketahuan..” Bisikku.
“Mau ngapain sih?”
“Ada deh..” Jawabku dgn senyum nakal.
Kurapikan kain penutup meja itu sehingga menutupi seluruh bagian
pinggang Sabila. Kemudian
kubuka kedua kaki Sabila yg menutupi selangkangannya. Lalu aqu belai-belai
kemaluannya yg
terbalut oleh pantyhose putih yg seksi.
“Ko Andra.. Jangan di sini nanti ada yg melihat..” Bisiknya.
Aqu mengacuhkan bisikannya, karena aqu merasakan bahwa Sabila
tak memakai celana dalam dan
pantyhose yg dikenakannya adalah yg ‘sheer to waist’. Langsung saja kukulum
kemaluannya sambil
membelai-belai kakinya yg panjang dan lembut.
“Ko Andra..”
Aqu dapat merasakan sensasi nikmat yg menghanyutkan bersamaan
dgn perasaan taqut begitu pula
dgn Sabila. Kujilati seluruh bagian dari selangkangan Sabila. Tak lama kemudian
aqu dapat
merasakan cairan manis yg khas mengalir dari kemaluannya dan bercampur dgn
kulumanku yg
basah. Aqu menjadi semakin bersemangat dan horny. Kupercepat kuluman dan tarian
erotis lidahku.
Sensasi yg menggelitik dan eksotis membuat tubuh Sabila bergetar-getar. Aqu
yakin Sabila pasti
sedang berusaha keras untuk menahan ekspresinya dan menahan desahannya.
Kemaluanku
meronta-ronta untuk keluar dari dekapan celana dalamku. Aqu terus melahap Sabila
dgn penuh
nafsu, dan tanganku tak henti-hentinya membelai dan mengelus-elus kakinya.
“Silahkan Minumnya.” Terdengar suara dari seorang pelayan wanita
yg mengantarkan minuman.
“Terima kasih..” jawab Sabila dgn suara yg sedikit bergetar.
Aqu dapat merasakan Sabila sedang menyedot jus yg baru saja di
antar. Tangan kanannya
menyelinap masuk ke dalam taplak meja dan mengelus-ngelus kepalaqu. Tak lama
kemudian
terdengar lagi suara dari pelayan wanita yg sama, membawakan pesanan kita.
Setelah meletakan
pesanan kita, pelayan itu meninggalkan Sabila.
“Sayg ayo dimakan dulu.” Bisikku dari bawah.
Sabila dgn kikuk mencoba memakan spagheti yg telah kita pesan.
Dia berusaha untuk tenang dan
mencoba menikmati makanannya. Aqu tahu dgn pasti sensasi yg dihasilkan oleh
kemaluannya (dgn
pertolongan lidahku yg nakal) telah mengambil alih kesadarannya. Tiba-tiba saja
terdengar suara
langkah kaki yg mendekat, bersamaan dgn itu pula kedua kaki Sabila menjepit
kepalaqu dgn
kencang. Akhirnya aqu merasakan otot-otot pinggul dan kakinya berkontraksi dgn
keras. Cairan
orgasmenya mengalir makin banyak, kulahap semua sampai tak tersisa. Tubuh Sabila
sedikit
berguncang dan mengeluarkan suara seperti tersedak.
“Apa Ibu tak apa-apa?”
“Oh.. Tak.. Cuma sedikit tersedak..” Jawabnya dgn gugup.
Tak kusangka Sabila masih dapat berbicara menutupi keadaannya yg
sedang orgasme. Setelah
beberapa waktu, Sabila mulai mengendorkan jepitan kakinya, otot-otot
pinggulnyapun mulai rileks.
Aqu mengintip dari belakang kain untuk melihat keadaan dan langsung aqu keluar
dari kolong meja
dan duduk di sebelahnya.
“Batuk ya?” tanyaqu.
“Ko Andra! Hampir saja tadi ketahuan!” Serunya sambil mencubit kecil pahaqu.
“Tapi seru kan?” jawabku sambil tertawa kecil.
“Iya.. Tapi sekarang waktunya pembalasan!”
Dgn cepat Sabila memeriksa keadaan dan langsung turun ke bawah
meja. Dgn cekatan Sabila
membuka resleting celanaqu dan membebaskan kemaluanku dari kurungan celana
dalamku.
Langsung saja kemaluanku berdiri dgn tegak. Tanpa mengulur waktu Sabila mulai
menjilati
ujungkepala kemaluanku, menikmati cairan pra orgasme yg telah membasahi kepala
kemaluanku.
Lidahnya yg lembut dan hangat menari-nari indah, diselingi dgn kuluman yg
dalam. Gerakan Sabila
sangat agresif seakan-akan ingin membuatk meledak waktu itu juga. Aqu tentu
saja tenggelam
dalam kenikmatan eksotis dan erotis yg diberikan oleh Sabila.
Seperti halnya Sabila, aqu tak dapat berkonsentrasi menikmati
makananku. Untung saja porsinya
sedikit. Seluruh tubuhku dipenuhi oleh listrik-listrik kecil yg semuanya
menyerbu pusat saraf
sensorikku. Tinggal suapan terakhir, oral yg diberikan oleh Sabila membawaqu ke
puncak
kenikmatan duniawi, yaitu orgasme. Tubuhku ikut bergetar dan menimbulkan suara.
Aqu berhasil
menahan desahan nikmatku dalam-dalam. Seorang pelayan wanita datang untuk
menawarkan
tambahan minuman atau makanan.
“Tak.. Telah cukup..” dgn seluruh kesadaran yg tersisa aqu
menjawab.
Gelombang demi gelombang orgasme melanda kemaluanku. Dgn setia Sabila
menampung semua
itu di dalam mulutnya dan kemudian menelan madu murni yg keluar dari
kemaluanku. Setelah reda,
dia masih saja menjilati dan menghisap kemaluanku sampai kering, sampai semua
madu yg melekat
di kemaluanku dihabiskannya, baru kemaluanku yg masih setengah berdiri disimpan
kembali ke
dalam celanaqu.
Aqu memberinya isyarat untuk keluar. Dgn Senyum nakal yg manis, Sabila
berkata:
“Benar nih nggak mau tambah lagi?”
Kita tertawa terbahak-bahak sambil berpelukan. Setelah
menghabiskan minuman kita, aqu
memanggil pelayan dan meminta bon.
Setelah membayar, kita berdiri, menenteng belanjaan kita, pada waktu itu juga
manajer cafe datang
menghampiri kita.
“Terima kasih atas kedatangannya. Apakah rasa makanannya cocok?”
Dgn spontan kujawab, “Dessertnya enak sekali.”
“Appetizernya juga enak.” sambung Sabila.
Dgn senyum nakal kita meninggalkan manajer yg sedang kebingungan
karena jelas-jelas kita tak
memesan makanan pembuka maupun pencuci mulut.
Petualangan yg menegangkan di cafe tersebut ternyata makin
membangkitkan nafsu horny kita.
Akhirnya kita memutuskan untuk nonton film di bioskop. Ternyata cara ini tak
banyak membantu.
Film tak kita gubris sama sekali selama hampir satu setengah jam kita bercumbu
dgn liar. Leher dan
kuping tak luput dari kuluman kita. Jari-jari mungil Sabila berkelana ke
selangkanganku dan masuk
ke dalam celanaqu dan bermain-main dgn kemaluanku. Jarinya yg halus dan lembut
membelai-belai
kejantananku, kadang-kadang membuat lingkaran-lingkaran kecil pada ujung kepala
kemaluanku.
Benar-benar kenikmatan tiada tara. Tanganku tak dapat menjangkau
selangkangannya karena posisi
duduk yg tak memungkinkan.
Setelah film selesai, kita masuk ke kamar kecil untuk merapikan
diri. Aqu tak mengalami orgasme,
meskipun demikian itu merupakan pengalaman yg tak terlupakan. Aqu juga yakin
pasangan yg
duduk tak jauh dari kita juga melaqukan hal yg sama karena kita.
Setelah itu kita langsung menuju ke sebuah hotel yg telah
kubooking pada waktu pagi tadi. Ketika
pintu kamar ditutup dan dikunci, aqu langsung menarik lengan Sabila dan
memeluknya dgn erat.
Barang-barang belanjaan kita jatuh berceceran di lantai. Ku kulum bibir dan
lidahnya yg lembut dan
hangat. Aqu tak tahu Darimana asalnya french kiss, namun aqu yakin orang
pertama yg
menemukannya akan langsung horny melihat adegan french kiss kita yg dipenuhi
dgn hasrat dan
nafsu.
Di sebelah pintu masuk terdapat sebuah lemari baju dgn kaca yg
panjang. Posisi kita tepat di depan
kaca tersebut. Aqu melihat baygan kita yg sedang bercumbu. Benar-benar
pemandangan yg sangat
erotis dan indah. Mulut kita terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidahku dgn
lincah menelusuri bagian
luar dari mulut dan dagu Sabila. Lidah bidadariku pun tak kalah lincah dan
agresifnya. Semua dagu
dan mulutku, bahkan sampai ke pipi ku basah semua. Setiap kali lidahnya menyapu
permukaan
kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kita akhirnya
bertemu. Sabila makin
bertambah semangat dan terus mendesah nikmat. Tangannya menelusuri seluruh
bagian dari
punggungku. Kubelai kepalanya sambil meremas-remas rambutnya yg lembut, tangan
kiriku
meremas-remas pantatnya yg bulat dan kenyal.
“Kohh.. In.. Dra..”
Tiba-tiba saja Sabila menghentikan cumbuannya.
“Aqu punya sesuatu untuk Ko Andra.”
“Apa itu?” jawabku dgn tergesa-gesa, karena aquingin secepat mungkin bersetubuh
dgnnya.
“Lepas semua pakaian dan duduk di ranjang.”
Aqu ikuti permainannya dan melaqukan apa yg ia minta. Kemaluanku
mencuat bagaikan tiang
bendera. Sabila menghampiriku dan berlutut dihadapanku. Bibirnya langsung
mengecup
kebanggaanku yg telah membuatnya tenggelam dalam lembah kenikmatan duniawi yg
indah.
Lidahnya menjilati kepala kemaluanku, tepatnya menjilati cairan bening yg
keluar dari celah
kemaluanku, kemudian mulutnya melahap selurh kepala kemaluanku dan disedotnya
sampai kering,
tak lupa lidahnya yg lembut dan basah menari-nari dgn sensual.
Kubelai rambut dan kepalanya.
“Sabila..”
Dia melihatku dan tersenyum, kemudian bangkit dan mengulum bibir
dan lidahku. Aqu masih dapat
merasakan aroma memabukan dari cairan pra orgasmeku yg bercampur dgn ludahnya.
“Ko Andra duduk di sini dan nikmati pertunjukannya, tapi tak
boleh dalam bentuk atau cara apapun
merangsang atau menyentuh kemaluan milikku.”
Sabila mengatakan itu disebelah telinga kiriku, sambil
mengelus-elus kejantananku.
“Bagaimana Ko..?” Sabila menjulurkan lidahnya dan menjilat
rahang dan kupingku.
“Ok.” jawabku.
Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya aqu telah
membangkitkan sisi nafsunya yg terpendam.
Sabila mengambil barang-barang belanjaan kita dan menaruhnya di depanku. Ia
mengambil sebuah
pantyhose berwarna hitam transparan dan mengeluarkan isinya. Sabila menarik
bangku meja rias
dan menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga
sisi kanan
tubuhnya ada di hadapanku. Kaki kanannya diletakan sedikit lebih maju dari kaki
kirinya. Dgn
perlahan ia menunduk dan tangannya membelai dan mengelus-elus betisnya yg
ramping dan padat.
Terdengar suara gesekan halus yg terjadi karena gesekan antara
tangannya dgn pantyhose yg ia
kenakan. Suara ini bagaikan musik eksotis yg luar biasa, hingga cairan beningku
kembali menetes
keluar. Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis.
“Apa Ko Andra suka?”
Aqu cuma dapat mengagguk. Sabila kembali mengelus-elus betis,
pergelangan kaki, sampai jari-jari
kakinya. Benar-benar pemandangan yg tak ada bandingannya. Dia sengaja
merangsangku.
Dgn perlahan-lahan dan anggun jari-jari mungilnya menarik simpul
tali sepatunya yg terletak di
tengah-tengah betisnya. Tali tersebut diletakan dgn lembut olehnya. Ujung
kakinya ia kuncupkan
dan perlahan-lahan ditarik mundur dari sepatunya. Ujung kakinya di daratkan di
lantai dan kedua
tangannya membelai dan memijat-mijat kecil tumit dan telapak kakinya. Kembali
ia melihatku sambil
tersenyum nakal. Ia berbalik ke arah kiri dan hal yg sama ia ulangi sekali lagi
untuk kaki kirinya.
Kemaluanku makin bertambah keras dan basah melihat pertunjukan
erotis Sabila. Ia berdiri, baju
baby doll putihnya ia angkat setinggi pinggang. Pantyhose putih transparannya
yg sexy membuat
mataqu berkunang-kunang dan kemaluanku meronta-ronta untuk dapat masuk ke dalam
kemaluan
Sabila dan bersetubuh dgnnya habis-habisan. Itulah rencana balas dendam ku
karena Sabila telah
dgn sengaja menggoda dan membuatku demikian terangsang.
Sabila membelakangiku dan membungkuk sehingga pantatnya tepat di
depan mataqu. Ia turunkan
pantyhose putihnya pelan-pelan. Ketika Pantyhosenya telah melewati
selangkangannya, dgn jelas
dapat kulihat kemaluannya yg berwarna merah muda diseliputi oleh cairan
hornynya yg membuatku
ketagihan, dan mekar Dgn indah. Aqu yakin Sabila juga merasa terangsang dgn
pertunjukan solonya.
Satu persatu Kakinya diangkat dan keluar dari lapisan pantyhosenya. Setelah itu
Sabila
melemparkannya ke ranjang di sebelahku.
Ia mengambil Pantyhose berwarna hitam transparan (ultra sheer)
dan memasukan tangannya ke
kaki bagian kanan pantyhose tersebut, ia raih ujungnya dan ia tarik ke atas. Sabila
kembali duduk di
ujung bangku. Ia masukan ujung kaki kanannya ke dalam pantyhose dan tanganya
menarik
pantyhose itu ke atas mengikuti lekuk tumit dan betisnya sampai lutut. Dgn cara
yg sama ia laqukan
lagi dgn kaki kirinya sambil melihat kudgn tatapan penuh dgn nafsu. Pantyhose
di tarik ke atas
sampai ke pinggangnya. Sabila merapikan pantyhosenya mulai dari ujung kaki
sampai ke pangkal
pahanya.
Kemaluanku rasanya ingin meledak waktu itu juga. Setelah rapi ia
mengambil sepatu tali hitam dgn
tumit tinggi dan memakainya dgn sensual. Ia jilat bibirnya untuk menggoda ku.
Entah telah berapa
banyak cairan kenikmatanku mengalir. Baju babydoll nya ia rapikan kemudian dgn
gaya seperti
seorang peragawati Sabila berjalan lenggak-lenggok di hadapanku.
Sabila memang pernah menjadi model dan masuk TV. Warna hitam
pantyhosenya tipis sekali
sehingga cuma meninggalkan aksen hitam pada kakinya yg panjang. Dua pasang,
tiga pasang.. Yg
ketiga adalah sebuah stocking berwarna kulit sangat transparan yg terbuat dari
bahan yg halus
sekali. Waktu ini juga, Sabila telah telanjang bulat. Kemaluan dan
selangkanganku telah basah total.
Pikiranku cuma terfokus pada Sabila bidadariku. Kuperhatikan wajahnya yg cantik
dan manis seperti
sedang menahan sesuatu. Setiap pasang pantyhose yg telah ia pakai semuanya
meninggalkan bercak
basah pada selangkangannya.
Stocking yg ia kenakan tak dapat menahan cairan manisnya
sehingga dgn sinar matahari sore aqu
dapat melihat dgn jelas ujung stocking bagian atas berwarna lebih gelap seperti
terkena air. Tak lain
dapat kusimpulkan cairan itu berasal dari kemaluan Sabila yg telah sangat
sensitif dan horny.
“Sabila..”
Ia datang menghampiriku. Langsung kudekap dan kutidurkan Sabila
di atas ranjang. Kucumbu dgn
penuh nafsu pelampiasan dan tangan kiriku mendarat di selangkangannya yg telah
banjir. Kuelus-
elus bibir-bibir kemaluannya.
Sabila mendesah dan bergetar. Kukonsentrasikan jari tengahku
pada klitorisnya. Kutekan dgn sedikit
kencang dan kugetarkan tanganku. Sabila mendesah dgn kencang dan dalam hitungan
detik seluruh
tubuh Sabila menggeliat hebat dan otot-otot pinggulnya bergetar dgn kencang.
“Ko Andra..!” Sabila meneriakan namaqu.
Gelombang demi gelombang orgasme klitoris Sabila membuktikan
betapa nikmatnya kenikmatan
seksual. Setelah hampir satu menit, orgasmenya mulai mereda. Ia menatapku dgn
penuh kasih.
Kumasukan jariku ke dalam kemaluannya dan mencari titik G spotnya. Tubuhnya
kembali menggeliat
dan desahan yg keluar bagaikan musik erotis di telingaqu. Dgn variasi tekanan
kurangsang daerah G
spotnya.
Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Kukulum payudaranya
dan kuhisap kencang-
kencang. Otot-otot dinding kemaluannya berkontraksi kencang sekali mendorong
jariku.
Kupertahankan posisiku dan Sabila meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yg tak
pernah ia
baygkan sebelumnya. Cairan yg hangat mengalir keluar dari dalam kemaluannya.
Aqu berpindah
posisi dan mengulum kemaluannya dan madu murni yg keluar dari dalam. Lidahku
kujulurkan dan
merangsang kembali G spotnya. Sabila kembali bergetar tiada henti. Cairan
hangat itu kembali
keluar tiada habis. Kuhisap dan kutelan semuanya.
Setelah puas, aqu mengangkat kedua kakinya yg telah lemas ke
pundakku. Kepalaqu berada di
tengah-tengah kakinya. Kumasukan kemaluanku. Mulutnya terbuka lebar namun tak
ada suara.
Kemaluanku menemukan surga didalam kemaluannya. Kutarik keluar dan masuk lagi
dgn lembut dan
stabil. Ku belai dan elus kedua kakinya yg terbungkus stocking yg lembut dan
seksi. Sabila dgn
pasrah menikmati percintaan ini. Matanya terpejam dan nafasnya pendek dan
cepat. Aqu juga tak
akan dapat bertahan lama setelah semua rangsangan visual yg ia berikan, namun
aqu mencoba
untuk bertahan.
Kemaluannya yg telah terlalu sensitif langsung meledak lagi. Aqu
telah tak dapat bertahan lebih lama
lagi, karena dinding-dinding kemaluannya meremas-remas kemaluanku. Ku tarik
kemaluanku dan
memasukannya ke dalam mulut Sabila. Dgn setia ia menerima semua semburan
orgasme ku dan
menghabiskan madu ku. Tubuhku bergetar dan mendesah nikmat.
Sabila membuka matanya dan menatapku dgn manis. Aqu tahu dia
pasti kelelahan karena
mengalami orgasme kuat secara berturut-turut. Setelah bersih kukeluarkan
kemaluanku, namun
Sabila menolaknya. Dgn segenap tenaganya ia berbalik dan membaringkan aqu di
atas ranjang.
Bidadariku terus memberikan oral pada kejantananku yg tetap keras. Lidahnya
menelusuri seluruh
bagian dari batang kemaluanku. Makin lama Sabila semakin fasih meng-oral seks
kemaluanku.
Kuganjal kepalaqu dgn beberapa buah bantal agar dapat melihat pemandangan yg
indah ini. Bidadari
cantik ku benar-benar sangat menikmati dan menyukainya.
Aqu tak ingin sensasi dan waktu ini berlalu. Aqu benar-benar
laki-laki yg beruntung. Menit-menitpun
berlalu tanpa terasa. Orgasme kuat kembali mengambil alih tubuh dan pikiranku.
Kali ini Sabila
sengaja mengumpulkan madu orgasmeku di dalam mulutnya, kemudian ia bermain-main
dgn
kemaluanku dan air maniqu. Hasilnya kemaluanku berlusiaan madu putihku. Sambil
tersenyum dan
memandangku ia menjilat dan menghisap habis semua madu yg berceceran. Meskipun
telah
berorgasme dan ejaqulasi berkali-kali kejantananku masih menolak untuk
istirahat dan tetap horny.
Aqu tak mungkin melanjutkannya lagi karena Sabila telah lelah. Dia tertidur dgn
senyum puas di
dadaqu.
Setelah berselang beberapa menit,
“Ko Andra..”
“Iya sayg..” jawabku sambil membelai rambut dan pipinya.
“Cerita dong..”
“Cerita apa?”
“Cerita kenapa Ko Andra suka sekali sama pantyhose.”
“Wah kalo diinget-inget sih telah lumayan lama juga. Yg pasti
pertama kali aqu merasakan yg
namanya stocking itu waktu aqu masih SD, kira-kira kelas satu atau dua. Adik
terkecil dari ibuku yg
tinggal di medan sedang berkujung ke Jakarta. Dia menginap di rumahku. Suatu
hari kita sedang
berada di dalam mobil, aqu duduk di sebelahnya. Secara tak sengaja kakiku
menyenggol betisnya.
Sentuhan pertama itu bagaikan perkenalan dgn sebuah sensasi yg tak dapat
kulupakan. Tanteku
memakai stocking berwarna kulit. Sepanjang perjalanan kakiku selalu menempel
dgn kakinya dan
sesekali mengelus-elusnya. Dia tak mengatakan apa-apa mungkin karena aqu masih
kecil dan iseng.
Setelah itu aqu tak pernah dapat melupakan perasaan itu.”
“Terus..”
“Ketika aqu tumbuh makin besar aqu mulai suka memperhatikan perempuan-perempuan
yg
memakai stocking dan pantyhose, dan kemaluanku langsung berdiri dgn tegak. Rasa
nafsu dan horny
menguasai pikiranku. Ketika sampai di rumah dan tak ada yg memperhatikan, aqu
bermain-main dgn
kemaluanku sambil membaygkan bercinta dgn perempuan yg memakai
pantyhose/stocking tadi.”
Sabila tersenyum dan tangannya bermain-main dgn kemaluanku yg
masih keras.
“Semakin lama aqu semakin kecanduan, akhirnya dgn menahan malu
aqu nekat membeli sepasang
pantyhose di supermarket terdekat. Kubawa pulang dan langsung kukenakan.
Kemaluanku
menjulang tinggi, ketika kakiku saling bersentuhan, rasanya aqu langsung mabuk
kepayg. Benar-
benar sensual. Kukeluarkan kemaluanku dan aqu bermasturbasi.”
Sabila membuka matanya dan menatap wajahku dgn penuh rasa ingin
tahu, sambil me-
masturbasikan kemaluanku.
“Seperti ini?” tanya Sabila.
Kakinya digosok-gosokkan ke kakiku. Setiap gesekan menimbulkan
gelombang-gelombang listrik
kenikmatan ke seluruh tubuhku.
“Akhirnya aqu mempunyai banyak koleksi pantyhose dan stocking
namun yg benar-benar bagus dan
enak dipakai cuma beberapa merk. Aqu juga suka mencari gambar-gambar model yg
memakai
pantyhose maupun stocking atau lingerie di internet. Aqu selalu bermasturbasi
dgn koleksi-
koleksiku. Kelihatannya ceritaqu membuat Sabila horny. Sekarang ini ia sedang
menjilati putingku.
“Semua kawan wanita yg kukenal tak ada yg suka memakai pantyhose
atau stocking. Aqu suka sekali
pergi ke pameran mobil berskala besar karena SPG nya cantik-cantik dan hampir
semuanya memakai
pantyhose. Sampai akhirnya aqu melihat kamu memakai kemeja lengan pendek putih,
rok coklat dan
pantyhose. Rasanya aqu ingin langsung bercinta dgn Adik kawan baikku ini.”
Sabila meninggalkan putingku dan mengulum mulutku, tangannya
semakin agresif memainkan
kemaluanku.
“Bagaimana dgn Sabila, kelihatannya kamu juga suka.”
“Sama seperti Ko Andra.. Pertamanya aqu tak begitu suka, namun karena iseng
maka aqu membeli
sepasang. Ketika aqu memakainya, rasanya aqu sedang terbang dan tubuhku
terbuai. Kemaluanqu
rasanya seperti sedang bergetar. Akhirnya aqu beli lagi beberapa pasang dan aqu
sangat
menyukainya. Bekas lelakiu yg tolol itu tak suka. Aqu tahu Ko Andra melihat aqu
dgn penuh nafsu,
dan entah kenapa aqu tak merasa aneh atau taqut. Ketika Ko Andra memegang
pahaqu, rasanya
seluruh tubuhku menjadi lemas dan nyaman. Akhirnya aqu sadar kalo aqu juga
menyukai pantyhose.
Apa Ko Andra telah sering melaqukan ini?”
“Belum, percaya atau tak Sabila adalah yg pertama.”
“Lebih enak mana sama masturbasi?”
“Tentu saja lebih enak bercinta dgn Sabila.”
Tiba-tiba Sabila bangkit dan mencari sesuatu di lantai. Semua
pantyhose yg ada di taruh di atas
tubuhku. Tubuhku bergetar merasakan sentuhan lembut dari pantyhose yg lembut. Sabila
mengambil sebuah stocking berwarna putih transparan, kemudian menyarungkannya ke
kemaluanku. Getaran-getaran erotis menghujani kejantananku ketika stocking
tersebut bergesekan
dgn kemaluanku. Sekarang celah kecil pada ujung kejantananku bertemu dgn garis
jahitan pada
ujung kaki stocking. Garis itu dgn lembut membelah celah kepala kemaluanku.
“Stocking kondom.” seru Sabila dgn senyumnya yg manja.
Stocking tersebut ditarik agak kencang sehingga membaluti
seluruh bagian kemaluanku seperti
sebuah kondom. Lidah Sabila terjulur dan menjilati kepala kemaluanku yg
terbalut dgn kondom
stocking. Rasanya beda dgn biasanya. Tak lama kemudian kepala kemaluanku pun
hilang di dalam
mulutnya yg seksi. Aqu benar-benar tersesat dalam jalan kenikmatan duniawi yg
tak terbaygkan.
Permainan mulut dan lidah Sabila tetap tak berkurang nikmatnya, malah bertambah
nikmat. Aqu
terus mengerang nikmat.
Kuarahkan Sabila pada posisi doggy style. Sambil memegang ujung
Stocking pada pangkal
kemaluanku, ku masukan kejantananku ke dalam liang cintanya. Kemaluannya yg
telah kebanjiran
menerima kemaluanku tanpa gesekan yg berarti. Namun, tetap saja terasa berbeda.
Aqu tak dapat
menenggelamkan seluruh batang kemaluanku, karena terhalang tanganku yg
memegangi kondom
stocking agar tak lepas. Tak kusangka Sabila mengalami orgasme secepat ini.
Tubuhnya bergetar
hebat dan otot-otot kemaluannya menjepit erat kejantananku. Kutarik keluar kemaluanku
dan
stocking kondomku benar-benar basah akan cairan cinta Sabila.
Kuposisikan Sabila sehingga dia yg berada di atas dan mulai
bercumbu. Setelah beberapa waktu, aqu
arahkan kemaluanku ke dalam kemaluannya. Sabila memejamkan matanya dan merasakan
kejantananku memenuhi seluruh ruangan di dalam lembah kenikmatannya. Sabila
mengulum
telinga dan leher bagian kiriku yg sensitif. Kupegang pinggulnya dan kuangkat
naik-turun. Setelah
beberapa kali, Sabila langsung melaqukan gerakan memompa itu sendiri. Lama-lama
makin cepat. Ia
mengangkat pundaknya dan bertumpu pada kedua tangannya. Ia merasakan rangsangan
yg luar
biasa karena dalam posisi ini ia dapat dgn mudah merangsang G spotnya.
Kuputuskan untuk membantu Sabila mempercepat prosesnya. Ku tarik
dan kutekan pinggulku ke
bawah waktu pinggul Sabila terangkat dan ketika pinggulnya turun, langsung ku
sodok ke atas.
Sabila mendesah tiada hentinya. Sabila benar-benar mendapatkan rangsangan
ganda, karena
batang kemaluanku menggesek-gesek klitorisnya dan kepala kemaluanku memberikan
tekanan yg
mantap pada daerah G spotnya.
“Oh.. Ko Andra..” kutatap wajahnya yg manis yg sedang merasakan
getaran-getaran ekstasi yg hebat.
Bunyi ‘plak-plak’ terdengar nyaring setiap kali selangkangan
kita bertemu. Kemaluanku tertarik
keluar sampai ke ujungnya, kemudian langsung melesat ke dalam dgn cepat.
“Ko.. Andra.. Nanti.. Keluarin.. Di dalam ya..”
“Nanti kalo hamil bagaimana?”
“Lagi masa.. tak subur..”
Aqu semakin terpacu dan bersemangat, Bidadariku menginginkan aqu
ejaqulasi di dalam
kemaluannya. Waktu ini kemaluanku pun telah benar-benar dalam keadaan yg sangat
sensitif.
“Ko Andra.. Aqu telah.. nggak tahan lagi..”
“Sebentar ya.. Tahan sedikit lagi..”
Aqu menginginkan kita mencapai orgasme bersama-sama. Beberapa
waktu kemudian,
“Ko Andra.. Argh..”
“Sabila..”
Secara bersamaan kita mencapai puncak kenikmatan duniawi
bersama-sama. Pinggulku terangkat ke
atas dan pinggulnya menekan ke bawah dgn sepenuh tenaga, sehingga kejantananku
tertanam
dalam lembah cintanya dalam-dalam. Sebuah gelombang orgasme yg panjang
mengawali puncak
kenikmatan kita. Sabila berteriak seiring dgn gelombang pasang naik orgasmenya
yg dahsyat.
Orgasme yg kita rasakan serasa tiada habis-habisnya. Kemaluanku mengeluarkan
madu putihku
terus menerus karena diperah oleh otot-otot kemaluannya yg terus berkontraksi. Sabila
pun
merasakan hal yg sama, orgasmenya serasa tiada akhir.
Akhirnya Sabila roboh kehabisan tenaga dan jatuh di dalam
pelukanku. Nafasnya masih memburu
dan keringat membasahi sekujur tubuhnya. Kita saling berpelukan tanpa
memisahkan diri. Kubelai-
belai punggung dan kepalanya.
“Sabila.. Kamu benar-benar hebat.. Tak kusangka kita bisa
berorgasme sepanjang dan selama ini..”
pujiku.
“Ko Andra yg hebat.. Aqu benar-benar beruntung.. Ini adalah pengalaman seks ku yg
paling hebat..”
Kubelai Sabiladgn penuh kasih sayg. Tak lama kemudian kita masuk
kamar mandi bersama-sama. Air
pancuran yg hangat membawa kesegaran yg menenangkan. Ku gosok tubuh Sabila yg
mungil dgn
sabun. Ia pun melaqukan hal yg sama. Tanganku meluncur di atas tubuhnya yg
licin dan basah.
Payudaranya tak dapat kuremas karena licinnya sabun. Tubuhku kembali diselimuti
dgn perasaan
erotis yg sensual. Tak dapat dihindari lagi, kejantananku langsung terpanggil
dan menyahut dgn
siaga.
“Ko Andra..” seru Sabila dgn nada yg takjub.
“Masa Ko Andra terangsang lagi? Padahal kan tadi kita telah ML begitu lama, dan
Ko Andra pun telah
orgasme beberapa kali. Masa sekarang telah ereksi lagi?”
Angeka membelai-belai kemaluanku yg masih diselimuti oleh sabun.
“Sabila sayg, ini semua gara-gara Sabila. Siapa suruh Sabila
begitu cantik dan seksi, sampai Adik
kecil pun tak dapat menahan nafsu. Apa Sabila suka?”
“Tentu saja aqu sayg sekali dgn si kecil yg perkasa, yg telah membuatku orgasme
berkali-kali dan
merasakan kenikmatan yg tak ada bandingannya.”
Sabila segera membersihkan sabun yg ada pada kejantananku.
Tanganku meremas-remas
kemaluannya sambil membersihkan sisa-sisa sabun. Raut wajah Sabila terlihat
penuh dgn antisipasi
atas apa yg akan berikutnya terjadi. Setelah bersih, Sabila langsung
mengarahkan kemaluanku ke
kemaluannya. Kejantananku berada di dalam kenikmatan duniawi yg hangat dan
basah. Di bawah
siraman air hangat kembali kita bersetubuh dgn penuh nafsu.
Desahan manja dan kenimatan bercampur menciptakan rangsangan
exotis. Irama persetubuhan kita
makin lama makin cepat. Sabila memeluk tubuhku erat-erat supaya tak jatuh
lemas. Dgn kaki
kanannya yg kutahan dgn lenganku, kemaluanku meluncur jauh ke dalam dan keluar
sampai ke
ujungnya. bagaikan koreografi pada sebuah film yg berkualitas, kita mengalami
puncak kenikmatan
secara bersama-sama. Suara desahan meluncur keluar, tubuhku bergetar dgn hebat.
Seperti yg telah
Sabila antisipasi sebelumnya, kenikmatan orgasmenya menguasai semua akal
sehatnya. Di dalam
hatinya, ia telah menyerahkan tubuhnya, perasaannya, semuanya untuk kenikmatan
yg telah
kuberikan.
Waktu-waktuku bersama dgn Sabila adalah romantika yg indah penuh
dgn nafsu. Kita masih sering
bertemu dan bersetubuh dgn hebat dan liar. Entah kenapa, kita tak pernah
memutuskan untuk
menikah.
0 komentar:
Posting Komentar