Bersetubuh Dengan Janda Seksi
Bersetubuh Dengan Janda Seksi |
Bersetubuh Dengan Janda Seksi
Bandar Ceme - Namaku Alan, umurku 20
tahun dengan tinggi badan 185 cm dan berat badan 82 kg. Aku kini bekerja
sebagai tukang tagih di salah satu instansi di GTLO. Aku lebih menyukai wanita
setengah baya berbulu. Aku sangat suka membaca cerita di mustofaxxxzone.blogspot.com
khususnya di bagian “janda”. Aku ingin menceritakan kisah nyata dengan tanteku
sendiri, Tante Lia. Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi
yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah
kebetulan. Kejadian ini terjadi sekitar
6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 16 tahun. Aku mempunyai seorang
tante bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari
Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun.
Dari perkawinan dia dengan
almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri melanjutkan usaha
peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang
tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi.
Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali. Payudaranya besar bulat dengan
ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti
peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku
sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan
sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan dia itu
orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita denganku.
Dari cerita tante Lia bisa aku tebak bahwa dia itu orangnya
kesepian sekali semenjak suaminya meninggal. Maka aku berupaya menemaninya dan
sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya
yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil
membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh
dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut
nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku
untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja. Kadang-kadang kupergoki
tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya
jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis
tubuh seksinya itu.
Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk
mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai
pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama
teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lia.
Sesampai di rumahnya, tante Lia baru akan bersiap makan dan
sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah. Kami pun saling bercerita,
tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku menginap saja di
rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan
menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur dulu
ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap. “Belum
tante”, jawabku. “Oh ya tante, Alan boleh pakai komputernya nggak, mau cek
email bentar”, tanyaku. “Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke
kamarnya. Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs
porno.
Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah
tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus
batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah
terangsang sekali. Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong begitu
saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang
kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia sempat terbelalak melihat batang
kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil
tersenyum manis.
“Hayyoo lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa
tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau
aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku. “Ada apa sih tante?”
tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar”
jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi jangan
lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan
batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante dan menemani tante
Lia nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur.
Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah,
soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi. Malah Tante Lia sudah
memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa
melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat
pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat
macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa
bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat
gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke
arahku.
“Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah
nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku
sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan,
lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan
diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya
kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya.
Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Lia pun
rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih
dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi sekali
tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil
membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante
dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku. “Ah masa sih?” tanyanya. “Iya benar
tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat karena tante Lia terus
mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku..
“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu
tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku
sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri
pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan” katanya. “Ah tante bisa
aja.. Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes
deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan
tangannya di atas kemaluanku. “Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa
tambah gede loh” kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh
aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya
yang besar itu. “Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar,
tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang
malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk
mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sembari
tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepas sih
Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku. “Oohh nggak lah, Lan.. Kemari
deh”.
Tanganku digenggam tante Lia, kemudian diletakkan kembali di
payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya.
“Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun
mencoba mencium tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut
ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil
tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang
hebat Lan.. Terusin Lan..
Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh..
Arrhh”. “Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”,
sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan
puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku
menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..”
lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak
sekali..” Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang
kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas
kepalanya. Lalu sekilas kulihat tangan Tante Lia sedang mengelus-elus bagian
klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk
kulepaskan.
“Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah
menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi.
Sekarang Tante Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh
dengan bulu. Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang
kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali”
jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang
kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu.
Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti
mengecat saja. Tante Lia semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya
ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh
nggaakk tahaann laaggii..
Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat
kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin
basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan
orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa
keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh.. Tante udah keeluuaarr
Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih
terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati
sampai habis.
Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata
kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya
sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut
belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang
di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang
sudah semakin keras itu.
“Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang
giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”. Tangan
tante Lia segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang
kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa
enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah,
tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu.
Rupanya tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku
meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang
itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga
tante Lia menjadi semakin blingsatan. “Aahh kamu suka sekali sama dada tante
yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus
besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu memang pandai muji orang, Lan..”
Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya
sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus.
Lalu tante Lia mulai menciumi dadaku terus turun ke arah
selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa
sampai akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati
batang kemaluanku. Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku
yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh
kepala batang kemaluanku dengan lidahnya.
Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh
Tante Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang
kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh
bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Selang beberapa menit
setelah tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran
kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia
kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh
nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku.
“Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah..
Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan
kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke
arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku
gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante Lia lagi-lagi
menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan tanggung-tanggung
masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.
Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit
memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh
pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala batang
kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante Lia sehingga dia merasakan kenikmatan
yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian batang
kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar
sehingga pantat Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali
karena goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin
oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam.
Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi
keringatnya.
Sementara itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras
sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. “Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak
sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera
menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr.. Aahh”
Tubuh tante Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik.
Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala
batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya.
“Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang
menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan.. Tante sampe keok
dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Alan
keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang
berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Terus..
Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat merojok-rojok batang
kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh..
Sshh” “Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku.
“Aahh.. Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh..
Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku
mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit
batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Alan mau keluar nih..
Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas payudaranya. Sementara
itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. “Aahh
tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..”
lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga
kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr..
Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua
menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Lia untuk menuntaskan semprotan maniku
itu. Lalu Tante Lia menbelai-belai rambutku.
“Ah kamu ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia
mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali
ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku
dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam
itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah kejadian itu kami sering
melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno.
Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya
diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante Lia pun pindah ke Jakarta
dan menjalankan usahanya di sana. Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lia
dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku lagi.
0 komentar:
Posting Komentar