Aku Yang Mencintai Adikku dan Memerawaninya
Aku Yang Mencintai Adikku dan Memerawaninya |
Bandar Ceme - Adikku Christy kubuat knock-out pada usia 16 tahun, tiga tahun
dibawahku. Dia benar-benar sudah tumbuh sebagai seorang gadis yang sempurna.
Tubuhnya yang semampai, tinggi 165 cm dengan ukuran vital 35-22-34. Ditunjang
dengan kulitnya putih dan mulus, wajahnya yang oval sangat cantik dan
imut-imut. Benar-benar tubuh yang sangat ideal buat seorang gadis, bahkan
seandainya dia mau jadi gadis model atau cover majalah gadis, dia bisa menjadi
Top Model.
Pribadi Christy
juga sangat baik sekali, supel, mudah bergaul, murah senyum dan ramah. Bahkan
hubungan kami sebagai adik-kakak pun hampir tidak pernah ada masalah. Demikian
juga diluar lingkungan keluarga, adikku juga selalu jadi suporter utamaku yang
fanatik dalam aktivitas olah raga yang kuikuti. Dia menganggapku bukan hanya sebagai
kakak, tapi juga pahlawan dan type pemuda idamannya.
Hubungan
kami pun jadi semakin rapat seiring dengan pertumbuhan kami. Kami saling
membantu dan mensupport aktivitas kami masing-masing. Aku juga sangat bangga
akan prestasi-prestasi yang diraihnya. Aku benar-benar memberikan segalanya
buat Christy, perhatian dan kasih sayangku kepada Christy bahkan lebih besar
dari pada orang tua kami. Dan kebetulan kedua orang tua kami terlalu sibuk
dengan pekerjaannya, hampir sepanjang hari mereka tenggelam dalam kesibukan
bisnisnya sehingga seolah-olah kehabisan energy untuk mengurusi permasalahan
anak-anaknya.
Karena
kedekatan kami maka Christy selalu mengadukan semua permasalahannya kepadaku,
mulai dari hal yang paling rahasia sampai hal-hal yang paling sepele sekalipun.
Dan ketika Christy mulai menginjak remaja, aku jadi semakin proactive dan
protective terhadap persoalan remajanya melebihi dari kakak-adik pada umumnya.
Salah
satu permasalahan khususnya adalah hubungannya dengan pacarnya saat ini. Aku
benar-benar memberikan perhatian secara khusus. Aku selalu memonitor setiap
kali dia melakukan kencan. Adalah sangat mengherankan bahwa hubungan kami
berdua tetap terpelihara baik, karena Christy juga sangat menghagai akan
perhatianku. Walaupun kebribadian Christy yang demikian mengagumkan, tetapi dia
begitu peka dan rentan perasaannya, khususnya kalau menghadapi seorang pemuda,
sehingga kadang-kadang dia pulang kencan dengan mata merah habis menangis.
Akupun segera menghiburnya, membantunya memecahkan permasalahannya ataupun
menerangkan bagaimana sikap dan perasaan seorang pemuda dan juga memberikan
tip-tip strategi untuk melindungi kepentingannya secara bijaksana.
Salah
satu permasalahan yang dihadapi Christy adalah berhubungan dengan perkembangan
sexuality. Banyak permasalahan dan air matanya yang diberikan kepadaku untuk
masalah ini, dan akupun mencoba memecahkan persoalannya secara bijaksana dan
tuntas, langsung kepokok permasalahannya. Aku kadang-kadang menggunakan cerita
tentang madu dan lebah. Terkadang aku juga berusaha menerangkan dengan jelas
tentang isue hubungan sex yang pernah dia dengar dari teman-teman wanitanya.
Dari diskusi-diskusi yang kami lakukan, aku dapat mengambil kesimpulan bahwa Christy
masih perawan. Tapi dari aroma kewanitaannya yang tercium olehku setiap kali
dia pulang kencan, meyakinkanku bahwa status keperawanannya tidak akan bertahan
terlalu lama. Dan akupun sudah bersiap-siap untuk memberikan saran kepadanya
untuk memilih dan menggunakan pil anti hamil secara berkala.
Aku
berusaha mengantisipasi perkembangan ini dari berbagai sisi. Satu sisi,
perasaanku yang timbul secara otomatis untuk melindunginya dari kurang
pengalamannya dalam memilih pemuda idamannya. Disisi lain aku perlu
mengantisipasi karena melihat perkembangan sexualitynya yang begitu cepat, dan
sangat mengundang setiap lelaki, sehingga aku khawatir dia akan mendapat banyak
masalah. Disisi yang lain lagi, aku harus mengakui bahwa aku sangat cemburu.
Aku juga memahami bahwa perasaanku ini sangat salah. Tapi aku tidak dapat
menyembunyikan perasaanku ini manakala setiapkali mencium aroma kewanitaannya
ketika Christy pulang kencan.
Sering
kubayangkan bagaimana bentuk vagina kecilnya, aromanya, kelembutannya ataupun
sampai dimana kebasahannya. Dan setiap kali aku mencum aroma atau membayang kan
bagian tersebut, kurasakan ketegangan dikemaluanku. Aku terkadang agak frustasi
menghadapi persoalanku yang satu ini. Dan akupun menduga sedikit banyak Christy
juga tahu tentang perasaanku.
Jum'at
malam, tidak seperti biasanya Christy pulang kencan jam 9.00, biasanya jam
11.00 atau 11.30. Kebetulan aku sedang dirumah sendiri karena orang tua kami
pergi week end. Aku sedang melihat TV ketika Christy pulang. Biasanya Christy
akan berhenti sebentar dan mengucapkan hallo atau menceritakan sedikit tentang
acara kencannya. Tapi malam itu dia setengah lari menuju kamarnya tanpa
berhenti sama sekali. Akupun tercengang karena pemuda kencannya kali ini adalah
pemuda yang aku dukung, karena aku tahu cukup baik tentang pemuda ini dan aku
sangat mengharapkan pemuda ini akan bersikap baik kepada Christy, bahkan
seandainya Christy harus kehilangan keperawanannya sebaiknya pemuda seperti ini
yang melakukannya. Tapi yang pasti malam ini Christy sepertinya mendapat masalah
serius.
Sesaat
kemudian kudengar suara shower dihidupkan dari kamar mandi, sehingga akupun
perlu menunggu beberapa saat memberikan kesempatan Christy untuk menyelesaikan
mandinya, berpakaian dan lain-lain. Kemudian aku akan naik menemuinya sebagai
seorang kakak yang selalu siap melindunginya.
Beberapa
saat setelah shower berhenti, akupun naik kekamarnya. Kuketuk pintunya pelahan
sambil berkata,
"Christy,
boleh aku masuk?"
Kudengar Christy berkata, "Bila kamu juga menginginkannya".
Kudengar Christy berkata, "Bila kamu juga menginginkannya".
Ketika
pintu kubuka, kamar Christy tampak agak gelap, hanya ada lampu duduk yang
menyala. Christy sedang tiduran di ranjangnya, selimutnya menutupi sampai
leher. Sisa-sisa air mata tampak diwajahnya.
"Adikku
sayang, apa yang terjadi?" kataku lembut sambil duduk disampingnya. Kuusap-usap
rambutnya dan kuciup pipinya dengan kasih sayang. "Kamu dapat masalah
dengan kencanmu malam ini?"
"Ya," kata Christy pelan, tampak seperti mau nangis lagi.
"Masalah teman kencanmu?" tanyaku. Aku yakin permasalahannya sekitar hubungan sex.
"Tidak, tidak ada masalah dengan Jimmy. Kamu memang benar, dia benar-benar baik. Aku sangat menyukainya."
Aku jadi agak bingung menebak apa yang terjadi, "Lalu apa permasalahannya?" kataku sambil mengusap air mata dipipinya dengan tissue.
"Ya," kata Christy pelan, tampak seperti mau nangis lagi.
"Masalah teman kencanmu?" tanyaku. Aku yakin permasalahannya sekitar hubungan sex.
"Tidak, tidak ada masalah dengan Jimmy. Kamu memang benar, dia benar-benar baik. Aku sangat menyukainya."
Aku jadi agak bingung menebak apa yang terjadi, "Lalu apa permasalahannya?" kataku sambil mengusap air mata dipipinya dengan tissue.
Christy
berusaha tersenyum sambil berbisik, "Karena masalah Christy, itu
saja."
"Katakan lebih jelas, apa yang kau maksudkan dengan masalah Christy."
"Katakan lebih jelas, apa yang kau maksudkan dengan masalah Christy."
Air mata Christy
sudah berhenti, dia kemudian duduk diranjang, sepertinya dia akan menjelaskan
sesuatu yang serius. Akupun konsentrasi untuk mendengarkan permasalahannya. Christy
mengenakan pakaian tidur baby-doll yang tipis tanpa bra, sehingga samar-samar
dapat kulihat bayangan putting payu daranya yang mencuat menekan bajunya
keluar. Aku berusaha menekan perasaanku yang bergolak melihat pemandangan indah
tersebut. Akupun jadi bertanya-tanya, masalah apa yang bisa terjadi pada gadis
secantik Christy.
Christy
tidak memperhatikan kegelisahannku, kemudian menerangkan, "Aku sudah
memutuskan untuk melanjutkan hubungan lebih jauh dengan Jimmy, karena dia
memang pemuda yang baik. Aku sangat menyukainya."
Hatiku
bergetar dan napasku semakin cepat. Aku takut aku nggak mampu mendengarkan
ceritanya lebih lanjut. Berbagai macam pikiran saling bergolak di dadaku.
"Kita
pergi ke danau Chisolm dan parkir disana. Kami berciuman beberapa saat.
Kuletakkan tanganku dipahanya agar dia tahu aku menginginkan yang lebih jauh
lagi. Diapun kemudian menysupkan tangannya ke dalam bajuku dan mengusap-usap
pelan. Kurasakan dia sudah siap, maka aku menyarankan untuk pindah ke jok
belakang. Kemudian kulepas celana dalamku. Melihat itu diapun segera melepas
sabuk dan celana panjangnya. Dia meletakkan tangannya di celah pangkal pahaku
dan mengusap-usapnya."
Batang
kemaluan Robby lasung bergolak mendengar cerita Christy. Pemuda itu langsung
diliputi perasaan cemburu dan sekaligus terangsang berat mendengar cerita
adiknya tentang hilangnya kegadisannya. Robby membayangkan bagaimana Christy
membuka pahanya lebar-lebar, vaginanya yang sudah basah siap menanti, perasaan
cemburu paling berat yang selama ini tidak pernah dialami sebelumnya. Rasanya
dia ingin menggantikan posisi Jimmy, meraba bagian pangkal paha Christy dan
menjelajahi setiap sudut bagian itu.
Ketika Christy
menghentikan ceritanya sambil nenarik napas panjang, Robby yang tidak sabar,
"Terus apa yang terjadi selanjutnya?"
Sambil merendahkan suaranya Christy berkata, "Kemudian keadaan berubah menjadi buruk."
"Apa sakit sekali???" tanya Robby menduga kelanjutan cerita Christy.
"Tidak, tidak sakit sama sekali, karena dia tidak memasukkan anunya ke dalam milikku. Aku tidak mengijinkannya."
"Kamu tidak mengijinkan? Lalu apa yang terjadi kemudian?"
"Sebenarnya dia sudah siap untuk memasukkan 'anunya'... Kalian biasa menyebut 'cock'? ketika dia sudah akan memasukkan burungnya, aku segera menutup pahaku sehingga dia tidak bisa melakukan itu. Kelihatannya Jimmy benar-benar sudah tidak tahan, kemudian dia menggosok-gosokkan burungnya ke tubuhku, sebentar kemudian dia keluar. Makanya aku cepat pulang dan mandi. Oh... Robby, aku telah mengecewakannya! Aku yang memulai dan ketika menit-menit terakhir aku sendiri yang membatalkannya. Akupun minta Jimmy segera mengantarkanku pulang. Aku benar-benar frustasi, kecewa dan menangis tentang apa yang terjadi. Aku benar-benar bersalah!"
Sambil merendahkan suaranya Christy berkata, "Kemudian keadaan berubah menjadi buruk."
"Apa sakit sekali???" tanya Robby menduga kelanjutan cerita Christy.
"Tidak, tidak sakit sama sekali, karena dia tidak memasukkan anunya ke dalam milikku. Aku tidak mengijinkannya."
"Kamu tidak mengijinkan? Lalu apa yang terjadi kemudian?"
"Sebenarnya dia sudah siap untuk memasukkan 'anunya'... Kalian biasa menyebut 'cock'? ketika dia sudah akan memasukkan burungnya, aku segera menutup pahaku sehingga dia tidak bisa melakukan itu. Kelihatannya Jimmy benar-benar sudah tidak tahan, kemudian dia menggosok-gosokkan burungnya ke tubuhku, sebentar kemudian dia keluar. Makanya aku cepat pulang dan mandi. Oh... Robby, aku telah mengecewakannya! Aku yang memulai dan ketika menit-menit terakhir aku sendiri yang membatalkannya. Akupun minta Jimmy segera mengantarkanku pulang. Aku benar-benar frustasi, kecewa dan menangis tentang apa yang terjadi. Aku benar-benar bersalah!"
Perasaanku
benar-benar lega. Aku tidak bisa memahami atau menjelaskan sepenuhnya, yang
jelas hatiku jadi berbunga-bunga karena Christy tidak jadi kehilangan
kegadisannya. Akupun memahami perasaanku terlalu egois tanpa melihat kenyataan
bahwa bagaimanapun juga aku tidak boleh berpikiran seperti itu. Aku seharusnya
mendukung dan membujuknya untuk melanjutkan hubungannya, agar tidak sampai
menjadi bencana buat hubungannya.
"Christy
sayang, hal itu memang tidak biasa terjadi pada seorang gadis. Kegadisan memang
harus diberikan kepada orang yang tepat. Cobalah kamu usahakan untuk memahami
dirimu sendiri kenapa kamu harus menolaknya?"
Christy menatapku dengan tajam, kemudian dia menganggukkan kepala pelan-pelan.
"Kamu sudah mengerti?" tanyaku.
Christy menganggukkan kepalanya lebih tegas dan berbisik, "Ya, aku sudah tahu, tapi tidak dapat mengatakannya kepadamu."
Christy menatapku dengan tajam, kemudian dia menganggukkan kepala pelan-pelan.
"Kamu sudah mengerti?" tanyaku.
Christy menganggukkan kepalanya lebih tegas dan berbisik, "Ya, aku sudah tahu, tapi tidak dapat mengatakannya kepadamu."
Robby
sampai terperangah, untuk pertama kalinya Christy menyembunyikan perasaan
kepadanya. Pemuda itu benar-benar tidak paham atas sikap adiknya ini. Sambil
membelai-belai pipinya dengan lembut, Robby berkata,
"Christy, aku sangat menghormati privasimu, tapi ingatlah aku Robby kakakmu, kita biasanya selalu tidak pernah merahasiakan sesuatu. Apa kamu ingin kita saling merahasiakan sesuatu?"
Christy pun mulai menangis lagi. "Tidak," isaknya, "Aku tidak ingin merahasiakan."
"Kalau begitu kau mau cerita kepadaku?" kata Robby.
"Christy, aku sangat menghormati privasimu, tapi ingatlah aku Robby kakakmu, kita biasanya selalu tidak pernah merahasiakan sesuatu. Apa kamu ingin kita saling merahasiakan sesuatu?"
Christy pun mulai menangis lagi. "Tidak," isaknya, "Aku tidak ingin merahasiakan."
"Kalau begitu kau mau cerita kepadaku?" kata Robby.
Christy
kemudian mengatur posisi duduknya dan sambil menegakkan wajahnya dia pun
berkata,
"OK kalau kamu memang ingin tahu, aku akan katakan terus terang. Alasan aku menolak Jimmy adalah... Alasannya adalah karena Jimmy bukan kamu."
"OK kalau kamu memang ingin tahu, aku akan katakan terus terang. Alasan aku menolak Jimmy adalah... Alasannya adalah karena Jimmy bukan kamu."
Robby
benar-benar terkejut. Untuk beberapa saat mereka berdua saling berpandangan
tanpa mengucapkan sesuatu... Pemuda itu benar-benar terkejut dengan mendengar
kata-kata Christy. Pemuda itu seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja
didengarnya, apakah dia tidak sedang bermimpi? Apakah ini hanya pengaruh
fantasinya terhadap adiknya selama ini? Rasa cintanya yang selama ini
dipendamnya? Dan kecemburuannya? Apakah selama ini Christy juga memendam
perasaan yang sama kepadanya? Robby yakin bahwa Christy benar-benar mengatakan
sejujurnya apa yang dipikirkannya.
"Christy,
apa yang kau maksudkan... ?"
"Ya, kakakku yang baik. Memang itu yang aku maksudkan. Maksudku aku tidak ingin memberikan keperawananku kepada Jimmy. Aku bermaksud memberikannya kepada seseorang yang benar-benar memperdulikan aku dan lembut dan menjadikannya benar-benar sempurna. Aku tidak ingin saat pertamaku berlangsung cepat tanpa kesan, dilakukan di jok belakang mobil yang mungkin bisa diintip anak-anak. Robby, sudah lama aku memimpikan saat pertama kaliku adalah denganmu, dengan orang yang paling aku sayangi, kakakku yang manis Robby."
"Ya, kakakku yang baik. Memang itu yang aku maksudkan. Maksudku aku tidak ingin memberikan keperawananku kepada Jimmy. Aku bermaksud memberikannya kepada seseorang yang benar-benar memperdulikan aku dan lembut dan menjadikannya benar-benar sempurna. Aku tidak ingin saat pertamaku berlangsung cepat tanpa kesan, dilakukan di jok belakang mobil yang mungkin bisa diintip anak-anak. Robby, sudah lama aku memimpikan saat pertama kaliku adalah denganmu, dengan orang yang paling aku sayangi, kakakku yang manis Robby."
Selesai
mengatakan itu Christy langsung memeluk lehernya erat-erat.
"Oh, Robby, kamu baru tahukan? Apa yang kau pikirkan tentang aku sekarang!"
Robby mengelus-elus punggung Christy dengan penuh kasih sayang. Kemudian membisikkan ditelinganya,
"Apa yang aku pikirkan adalah kau lebih jujur dari pada aku, yang sebenarnya juga mempunya perasaan yang sama."
Christy menarik tubuhnya dan memandang tajam wajahku. "Maksudmu kamu juga punya perasaan yang sama denganku?"
"Oh Tuhan, Christy, sekali lagi, aku sebenarnya sudah mencoba untuk memendam dalam-dalam perasaanku tapi setiap kali selalu gagal. Masyarakat mengatakan hal itu adalah dosa bila seorang kakak mencintai adiknya sendiri, aku selalu ingin menjadi seorang kakak yang baik, tapi setiap kali kita membicarakan masalah sex, setiap kali kamu pulang kencan, hatiku selalu gelisah dan cemburu. Setiap kali kau menceritakan teman kencanmu hatiku menjerit, aku ingin bahwa itu adalah aku, aku ingin menggantikan posisi teman-teman kencanmu. Karena anggapan taboo untuk hubungan antara saudara maka aku selalu berusaha menekan perasaanku."
"Oh, Robby, kamu baru tahukan? Apa yang kau pikirkan tentang aku sekarang!"
Robby mengelus-elus punggung Christy dengan penuh kasih sayang. Kemudian membisikkan ditelinganya,
"Apa yang aku pikirkan adalah kau lebih jujur dari pada aku, yang sebenarnya juga mempunya perasaan yang sama."
Christy menarik tubuhnya dan memandang tajam wajahku. "Maksudmu kamu juga punya perasaan yang sama denganku?"
"Oh Tuhan, Christy, sekali lagi, aku sebenarnya sudah mencoba untuk memendam dalam-dalam perasaanku tapi setiap kali selalu gagal. Masyarakat mengatakan hal itu adalah dosa bila seorang kakak mencintai adiknya sendiri, aku selalu ingin menjadi seorang kakak yang baik, tapi setiap kali kita membicarakan masalah sex, setiap kali kamu pulang kencan, hatiku selalu gelisah dan cemburu. Setiap kali kau menceritakan teman kencanmu hatiku menjerit, aku ingin bahwa itu adalah aku, aku ingin menggantikan posisi teman-teman kencanmu. Karena anggapan taboo untuk hubungan antara saudara maka aku selalu berusaha menekan perasaanku."
"Oh Robby,
taboo itu adalah anggapan kuno sebelum ada alat KB, yang bisa mencegah
kehamilan. Anggapan itu mungkin untuk mencegah agar kakak tidak memperkosa
adiknya, atau juga mungkin adik memaksa kakaknya."
Christy
berhenti sesaat kemudian meneruskan kata-katanya setengah berbisik, "Aku
tidak memaksamukan Robby? Kamu tidak berbasa-basi untuk sekedar menyenangkan
diriku bukan?"
Kuraih
tangan Christy kemudian kuletakkan diatas kemaluanku.
"Rasakan
dan katakan bagaimana menurut pendapatmu."
Tangan Christy
mengusap-usap bagian menonjol di depan celana jeanku. Karena saat itu aku sudah
terangsang maka batang kemaluankupun sedang tegang maximal. Mata Christy pun
melotot, diapun berkata,
"Oohhh
Robby, punyamu keras, dan... Dan besar sekali!!!. Apa ini semua karena aku???
Aku bisa membuatmu begini???"
"Yeah, betul sekali. Melihat bayangan tubuhmu dibalik bajumu yang tipis, sentuhan dadamu saat berpelukan seperti ini dan membayangkan kalau kau nggak pakai baju, membuatku jadi begini."
"Kamu ingin melihat tubuhku telanjang kak?" bisik Christy dengan suara lembut dan mesra.
"Oh, pasti Christy, aku sudah sejak lama memimpikan meluhat tubuhmu tanpa ditutupi sehelai benangpun."
"Well, aku juga demikian," kata Christy."Aku juga sudah lama memimpikan melihat kamu telanjang, melihat 'anumu' yang sering menonjol keras di celanamu itu."
"Apa lagi yang pernah kau angankan?" kataku penasaran.
"Aku memimpikan kita berdua telanjang bulat. Kau raba seluruh tubuhku dari kepala sampai ujung kaki. Kau menciumku seperti aku adalah pacarmu, bukan sebagai adik. Kau menciumi seluruh tubuhku... Khususnya di tempat-tempat yang sangat nikmat."
"Yeah, betul sekali. Melihat bayangan tubuhmu dibalik bajumu yang tipis, sentuhan dadamu saat berpelukan seperti ini dan membayangkan kalau kau nggak pakai baju, membuatku jadi begini."
"Kamu ingin melihat tubuhku telanjang kak?" bisik Christy dengan suara lembut dan mesra.
"Oh, pasti Christy, aku sudah sejak lama memimpikan meluhat tubuhmu tanpa ditutupi sehelai benangpun."
"Well, aku juga demikian," kata Christy."Aku juga sudah lama memimpikan melihat kamu telanjang, melihat 'anumu' yang sering menonjol keras di celanamu itu."
"Apa lagi yang pernah kau angankan?" kataku penasaran.
"Aku memimpikan kita berdua telanjang bulat. Kau raba seluruh tubuhku dari kepala sampai ujung kaki. Kau menciumku seperti aku adalah pacarmu, bukan sebagai adik. Kau menciumi seluruh tubuhku... Khususnya di tempat-tempat yang sangat nikmat."
Kemudian Christy
berkata lagi dengan suara yang lebih pelan, "Kemudian aku memimpikan kau
bermain cinta denganku, dan... kau ambil keperawananku, tentunya itu akan
sangat nimat dan indah sekali."
Christy kemudian memelukku erat sekali sambil menempelkan seluruh tubuhnya, "Robby, buatlah impianku ini menjadi kenyataan."
Christy kemudian memelukku erat sekali sambil menempelkan seluruh tubuhnya, "Robby, buatlah impianku ini menjadi kenyataan."
Tanpa
menjawab lagi pertanyaan Christy, kuangkat wajahnya dan kucium bibirnya. Kucium
seperti aku mencium kekasihku, tidak seperti adikku. Bibir kami saling terbuka
dan lidah kami saling menyentuh dan mengait. Tubuh Christy langsung bereaksi,
nafasnya berpacu dengan cepat. Tanpa melepaskan ciuman kami, kini tubuhn Christy
tidur terlentang dan menarik tubuhku agar menindih tubuhnya. Seluruh permukaan
tubuh kami saling berhimpit, saling bergesek dan nafas kamipun ikut berpacu.
Kuangkat
bajunya ke atas dan buah dadanya yang kanan kuremas-remas pelan, putting payu
daranya yang mencuat itu kupilin-pilin dan kuputar-putar. Kurasakan puttingnya
semakin keras dan tegang, mulut Christy merintih dan mendesah,
memanggil-manggil namaku.
"Ooohhh
Robby, aaahhh... Robby, Robby... Enak sekali... Nikmat Robby... Ohhh."
Ciumanku
kemudian menjelajahi seluruh wajahnya, keningnya, matanya, pipinya, merambat ke
telinganya dan juga ke lehernya. Seluruh wajahnya sudah basah oleh jilatanku.
Bajunya kulepas melewati kepalanya sehingga buah dadanya terbuka sama sekali.
Sepasang bukit indah yang sudah lama kuimpikan dan kubayangkan. Memang sepasang
bukit itu benar-benar sempurna, jauh lebih indah dari yang aku bayangkan.
Bulat, kencang dan mencuat indah sekali. Puttingnya yang berwarna merah muda
tegang menantang dipuncaknya.
Ciumanku
segera mendarat disana, merayapi lembahnya dan seluruh cembungan sampai
mencapai puttingnya. Lidahku mengkait dan memutari putting kecil itu dan
kemudian kujepit dengan bibirku, kupilin-pilin dan kuhisap-hisap. Kemudian
ciumanku bergeser ke bukit satunya kuciumi seperti tadi. Suara desahan dan
rintihan Christy semakin keras, tubuhnya menggeliat setiap kali putting dadanya
suhisap-hisap.
Sambil
mengerjai sepasang bukit dadanya, tanganku juga ikut bergerilya. Selimut yang
menutupi bagian bawah tubuh Christy sudah kucampakkan. Jari-jariku kususupkan
ke dalam celananya, bahkan langsung kebalik celana dalamnya. Christy pun segera
membuka pahanya lebar-lebar mengundangku agar lebih mudah dan leluasa
menjelajagi bagian paling rahasia miliknya ini.
Akhirnya
aku tidak tahan lagi, baju bawahnya dan celana dalamnya pun aku lepas sama
sekali melewati kakinya. Seluruh kemulusan tubuh Christy pun akhirnya
terpampang nyata. Bagian segitiga dipangkal pahanya tampak cembung dan ditumbuhi
rabut pirang yang halus serta terawat rapi. Ketika jari-jariku menelusuri
celah-celah dari bibir vaginanya yang tebal, terasa hangat dan lembab.
Tangankupun basah oleh cairan lendir yang keluar dari tempat paling rahasia Christy,
dan aroma khas cairan kewanitaan Christy tercium memenuhi ruangan.
Fantasiku
dan impianku akan vagina Christy sudah menjadi kenyataan, aku benar-benar telah
menjelajahi setiap inchi tubuhnya sampai yang paling rahasia, dan kami
menikmati getaran percintaan setiap menitnya. Akupun telah membuat fantasi dan
impian Christy jadi kenyataan. Aku telah meraba dan menjelajahi seluruh
tubuhnya dan menciuminya juga. Kini aku ingin memenuhi impianku lebih lanjut
lagi, melengkapinya secara tuntas.
Pinggul Christy
sampai terangkat-angkat setiap kali jari-jariku menelusuri lembah basah di
celah-celah vaginanya. Terkadang Christy menjerit lirih saat citorisnya
kupilin-pilin. Sepertinya bagian itu adalah bagian paling peka ditubuhnya yang
sekaligus bisa memberikan rangsangan paling sensasional. Aku jadi paling sering
bermain disana. Aku ingin memberikan Christy kenikmatan yang paling sempurna,
memanjakannya dan sekaligus menyayanginya dengan sepenuh hati.
"Christy,"
bisikku, "Kamu benar-benar sangat cantik, aku tidak pernah
membayangkannya, kau gadis paling cantik yang pernah kulihat."
"Terima kasih atas pujianmu yang sangat manis ini," kata Christy, "Tapi ini cuman satu sisi saja. Aku sudah nggak pakai apa-apa sedang kamu masih pakai pakaian lengkap. Kamu sudah melihat seluruh bagian tubuhku tapi aku tidak. Sekarang saatnya kamu harus buka semua bajumu Kak."
"Terima kasih atas pujianmu yang sangat manis ini," kata Christy, "Tapi ini cuman satu sisi saja. Aku sudah nggak pakai apa-apa sedang kamu masih pakai pakaian lengkap. Kamu sudah melihat seluruh bagian tubuhku tapi aku tidak. Sekarang saatnya kamu harus buka semua bajumu Kak."
Robby
segera berdiri dan melepas semua pakaiannya, kemudian berdiri telanjang bulat
di depan Christy. Tubuhnya yang tegap atletis dan batang kemaluannya mengembang
penuh dan tegak menantang, ujung kemaluannya yang berbentuk seperti topi baja
itu mengkilat saking tegangnya. Mata Christy pun melotot memandang bagian itu.
Tangannya segera meraih dan mendekapnya. Jari-jarinya tidak muat mencakup
batang kemaluan kakaknya itu.
"Ya
Tuhan, Robby, luar biasa sekali punyamu ini, begitu keras dan sangat besar. Aku
jadi ragu-ragu apa bisa muat dimasukkan kepunyaku?"
"Milik gadis bisa mengembang cukup besar sehingga akan bisa menampungnya semua. Kau tahu kan baby juga dilahirkan melalui lubang itu, dan baby tentunya jauh lebih besar dari pada punyaku."
"Ya, aku juga mengharapkan begitu," kata Christy masih khawatir, "Tapi ingat lho, orang melahirkan itu prosesnya lain, tidak setiap saat punya wanita bisa mengembang seperti itu. Kamu harus hati-hati ya... Aku agak takut."
"Christy sayang, aku pasti akan hati-hati, aku tak ingin membuatmu menderita, kau tahu pasti itu. '
"Ya aku sangat memahaminya," kata Christy.
"Milik gadis bisa mengembang cukup besar sehingga akan bisa menampungnya semua. Kau tahu kan baby juga dilahirkan melalui lubang itu, dan baby tentunya jauh lebih besar dari pada punyaku."
"Ya, aku juga mengharapkan begitu," kata Christy masih khawatir, "Tapi ingat lho, orang melahirkan itu prosesnya lain, tidak setiap saat punya wanita bisa mengembang seperti itu. Kamu harus hati-hati ya... Aku agak takut."
"Christy sayang, aku pasti akan hati-hati, aku tak ingin membuatmu menderita, kau tahu pasti itu. '
"Ya aku sangat memahaminya," kata Christy.
Robby
kembali memeluk Christy, kini seluruh kulit tubuhnya bersentuhan dan bergesekan
secara langsung dengan tubuh mulus Christy. Christy juga membuka pahanya
lebar-lebar dan melingkarkan kakinya kepinggul Robby. Batang kemaluan Robby
dijepit diantara belahan vaginanya. Seketika tubuh kedua remaja yang sedang
dimabuk cinta itu bergetar, perasaan sensasional yang sangat nikmat mengalir
kesekujur tubuhnya. Gesekan dan gerakan kecil dari permukaan tubuh mereka sedah
menimbulkan perasaan nikmat luar biasa. Terutama Christy, batang kemaluan
kakaknya yang keras itu menekan dan mengegesek celah-celah vaginanya telah
menimbulkan kenikmatan yang begitu luar biasa. Gadis ini hampir lupa diri
dibuai kenikmatan. Tubuhnya seperti melayang-layang diangkasa.
"Ohhh,
Robby, Robby, aku nggak pernah merasakan yang seperti ini sebelumnya. Setuhan
tubuhmu memberikan kenikmatan yang teramat luar biasa. Aku benar-benar tidak
pernah merasakan kenikmatan seperti ini sebelumnya. Ini karena kamu yang
melakukan Robby, kamu telah membuat impianku terwujud, bahkan lebih dari yang
aku harapkan, dan rasanya aku benar-benar tergila-gila."
Robby
menggerakkan pinggulnya naik turun sambil menekan batang penisnya ke vagina Christy,
bibirnya keduanya saling berciuman dengan hot sekali, sementara tangan Robby
meremas dan memainkan putting buah dada Christy. Christy juga berusaha
mengimbangi gerakan tubuh Robby, digerakkan kekiri-kanan dan kadang
diangkat-angkat. Tubuh keduanya sudah dibanjiri keringat. Tiba-tiba tubuh Christy
menegang dan mengerang keras, tangannya mencengkeram pundak Robby dan
pahanyapun menjepit pinggul Robby kuat-kuat.
"Ooohhh.....
Aaahhh... Aku keluarrr, ohhh Robby aku keluarrr... Aku keluaarrr." Jerit Christy,
"Ooohhh Robby... Aaahhh!"
Robby
masih meneruskan gerakannya, sambil pelan-pelan menurunkan temponya sampai
tubuh Christy lemas terkulai. Pemuda itu sangat terharu, matanya sampai
berkaca-kaca menyaksikan adikknya mencapai orgasme yang demikian dasyat. Dia
sangat bersyukur bisa memberikan kebahagiaan dan kenikmatan buat Christy.
Diciuminya seluruh wajah adiknya yang sangat dicintainya dan disayanginya ini.
Untuk beberapa saat Christy tidak mampu berkata apa-apa, matanya tertutup
rapat, napasnya tersegal-segal dan seluruh tubuhnya terasa lemas bagai tak
bertulang lagi.
Sesaat
kemudian Christy mulai sadar kembali.
"Aku
tidak yakin ada orang lain yang bisa memberiku kenikmatan seperti ini Robby,"
katanya pelan, "Benar-benar sangat luar biasa, aku benar-benar tidak
pernah merasakan sebelumnya, aku benar-benar menyayangi dan mencintaimu Robby,"
kata Christy sambil menciumi wajah kakaknya dengan penuh kemesraan, "Tapi
inikan baru permulaan saja bukan?" katanya lembut, "Aku masih
menantikan kelanjutannya."
"Yeah, bagian pembukaan baru saja selesai," kataku.
"Biarkan aku melihatnya dulu," kata Christy. "Aku belum pernah melihatnya dengan jelas," katanya sambil tersenyum. "Kenyataannya, Jimmy adalah laki-laki pertama yang pernah kulihat 'anunya', tapi dalam keadaan gelap sehingga aku nggak bisa jelas melihatnya. Sebelum milikku kau masuki punyamu ini, paling tidak aku bisa melihat dulu seperti apa bentuknya," katanya Christy genit.
"Yeah, bagian pembukaan baru saja selesai," kataku.
"Biarkan aku melihatnya dulu," kata Christy. "Aku belum pernah melihatnya dengan jelas," katanya sambil tersenyum. "Kenyataannya, Jimmy adalah laki-laki pertama yang pernah kulihat 'anunya', tapi dalam keadaan gelap sehingga aku nggak bisa jelas melihatnya. Sebelum milikku kau masuki punyamu ini, paling tidak aku bisa melihat dulu seperti apa bentuknya," katanya Christy genit.
Christy
kemudian menggeser tubuhnya kebawah, sisi tubuhnya sebelah kiri tiduran diatas
perutku sambil menghadap kebawah, sehingga wajahnya hanya beberapa cm dari
batang penisku yang tegak mengacung langit. Tangannya kini menggenggam batang
penisku dan menggerakkannya naik turun. Kepala topi bajaku yang mengkilat itu
juga dijilati dan kadang-kadang diciuminya dengan mesra. Kini ganti Robby yang
dibuat kelojotan menikmati sensasi kenikmatan yang luar biasa.
"Oohhh...
Christy, aaahhh," desah Robby.
"Apa aku sudah melakukannya dengan benar?" tanya Christy.
"Tergantung," jawabku pendek sambil meringis menahan nikmat.
"Apa maksudmu?"
"Maksudku bila kamu ingin melihatku segera keluar disana, kamu sudah melakukannya dengan benar."
"Kamu sudah mau keluar?"
"Ya Tuhan, ya!, tapi aku ingin dengan cara lain. Aku sudah nggak tahan lagi menahannya, tapi aku ingin menumpahkannya didalam milikmu itu, aku ingin merasakan kehangatan dan jepitan liang vaginamu yang kecil itu, dan nikmatnya keluar didalam vaginamu."
"Oh, Robby, aku juga!" kata Christy sambil menindih tubuhku.
"Apa aku sudah melakukannya dengan benar?" tanya Christy.
"Tergantung," jawabku pendek sambil meringis menahan nikmat.
"Apa maksudmu?"
"Maksudku bila kamu ingin melihatku segera keluar disana, kamu sudah melakukannya dengan benar."
"Kamu sudah mau keluar?"
"Ya Tuhan, ya!, tapi aku ingin dengan cara lain. Aku sudah nggak tahan lagi menahannya, tapi aku ingin menumpahkannya didalam milikmu itu, aku ingin merasakan kehangatan dan jepitan liang vaginamu yang kecil itu, dan nikmatnya keluar didalam vaginamu."
"Oh, Robby, aku juga!" kata Christy sambil menindih tubuhku.
Sepasang
bukit dadanya yang padat mengusap dadaku, pahanya dibuka dan menjepit kedua
pahaku sehingga batang kemaluanku bergesekan dengan ketat dengan belahan
vaginanya. Kami berciuman dengan rakusnya, lidah kami saling belit dan saling
sentuh.
Tubuh Christy kembali bergetar dan mengejang, gadis ini begitu cepatnya kembali mencapai orgasme. Kurasakan cairan vaginanya yang hangat mengalir kebawah membasahi kantung kemihku.
Tubuh Christy kembali bergetar dan mengejang, gadis ini begitu cepatnya kembali mencapai orgasme. Kurasakan cairan vaginanya yang hangat mengalir kebawah membasahi kantung kemihku.
"Christy
aku tidak bisa lagi menahannya berlama-lama."
"Aku juga Robby, aku segera ingin menikmati milikmu sepenuhnya, ayo masukkan Robby."
"Christy, ini mungkin agak sakit untuk pertama kali. Kamu benar-benar sudah siap?"
"Ya tentu saja, aku wanita. Setiap wanita pasti tahu tentang itu dan aku sudah siap. Meskipun itu sakit tapi aku yakin kamu akan memberikan yang paling baik buatku, lebih baik daripada laki-laki lainnya. Katakan kepadaku apa yang sebaiknya aku lakukan, bagaimana posisiku? Aku terlentang kemudian kau melakukannya? Mungkin itu paling baik buatmu?"
"Aku juga Robby, aku segera ingin menikmati milikmu sepenuhnya, ayo masukkan Robby."
"Christy, ini mungkin agak sakit untuk pertama kali. Kamu benar-benar sudah siap?"
"Ya tentu saja, aku wanita. Setiap wanita pasti tahu tentang itu dan aku sudah siap. Meskipun itu sakit tapi aku yakin kamu akan memberikan yang paling baik buatku, lebih baik daripada laki-laki lainnya. Katakan kepadaku apa yang sebaiknya aku lakukan, bagaimana posisiku? Aku terlentang kemudian kau melakukannya? Mungkin itu paling baik buatmu?"
"Tidak,
tetap posisi seperti ini saja. Ini adalah cara terbaik buatmu untuk pertama
kali," kataku, "Bertumpulah pada lututmu sehingga penisku tepat
dibawah liang vaginamu. Kemudian turunkan pelan-pelan pinggulmu sampai kau
merasa ujung penisku masuk ke liang vaginamu. Bila merasa sakit stop dulu
beberapa saat sampai liangmu yang kecil itu mengembang menyesuaikan diri,
kemudian turunkan lagi agar masuk lebih dalam. Begitu seterusnya sampai semua
batang penisku masuk seutuhnya."
Christy
menciumku dengan mesra sambil berbisik, "Itulah yang aku mau, aku ingin
pertama kali denganmu, kamu pemuda yang baik, aku tahu kamu akan sangat
memperhatikan aku dan memberikan aku yang terbaik."
Christy
kemudian duduk bertumpu dengan lututnya, tangannya meraih batang penisku dan
menempatkan ujungnya tepat dimulut liang vaginanya yang kecil itu. Dan sambil
saling bertatapan mata, Christy pelahan-lahan menurunkan pinggulnya menduduki
penisku yang berdiri tegak.
Aku
memandangi bola mata Christy tanpa berkedip. Kulihat Christy konsentrasi
sepenuhnya. Perasaan kami sangat tegang menantikan saat-saat yang paling
bersejarah buat kami berdua. Kurasakan ujung penisku mulai menyeruak masuk ke
liang vagina Christy. Terasa sempit menjepit, dan hangat. Christy menghentikan
tekanannya sambil menarik napas dalam-dalam, kemudian menekan lagi kebawah.
Kulihat alis mata Christy agak mengernyit kesakitan, tapi tetap menekan terus
kebawah...
"Aahhh..."
desah Christy ketika ujung topi bajaku melesak masuk ke dalam liang kecil itu.
Untuk
beberapa saat kembali Christy menghentikan gerakannya. Wajahnya merah menahan
sakit. Aku juga merasa ngilu dan nikmat luar biasa ketika ujung kemaluanku
dijepit kuat-kuat.
"Sakit
sayang, stop dulu jangan dipaksa," kataku sambil mengelus-elus bukit dadanya.
Christy
menggelengkan kepala sambil senahan sakit, tapi bibirnya berusaha tersenyum.
Kemudian menekan lagi agak keras dan...
"Ohh..,"
erang Christy ketika ujung kemaluanku terasa membentur semacam penghalang
disana.
"Stop dulu sayang, itu adalah selaput perawanmu," kataku, "Agak sakit disini."
Christy cuman mengangguk kecil. Kulihat air matanya mengambang disana. Beberapa kali Christy mengambil napas dalam-dalam, kemudian menekan kuat-kuat...
"Aduhh... Ahhh, kak," jerit Christy agak keras. Kurasakan ujung kemaluanku melesak sampai separuhnya menembus selaput keperawanannya.
"Stop dulu sayang, itu adalah selaput perawanmu," kataku, "Agak sakit disini."
Christy cuman mengangguk kecil. Kulihat air matanya mengambang disana. Beberapa kali Christy mengambil napas dalam-dalam, kemudian menekan kuat-kuat...
"Aduhh... Ahhh, kak," jerit Christy agak keras. Kurasakan ujung kemaluanku melesak sampai separuhnya menembus selaput keperawanannya.
Tubuh Christy
roboh diatas dadaku. Samar-samar kudengar isak tangisnya. Aku sangat terharu...
Ya, hari ini aku telah memecah keperawanan adikku sendiri. Aku nggak bisa
mengucapkan kata-kata, hanya kubelai-belai rambutnya. Sesaat kemudian Christy
mencium bibirku sambil berbisik,
"Aku
sudah berhasil kak." Kulihat air matanya mengalir dipipinya, tapi wajahnya
riang dan berbinar-binar. Kamipun berpelukan dengan mesra.
"Ayo Christy, kita tuntaskan sekalian," bisikku, "Sekarang nggak usah ngotot, kita goyangkan saya pelan-pelan sambil ditekan sedikit-sedik, nanti akan masuk sendiri."
"Ayo Christy, kita tuntaskan sekalian," bisikku, "Sekarang nggak usah ngotot, kita goyangkan saya pelan-pelan sambil ditekan sedikit-sedik, nanti akan masuk sendiri."
Sesaat
kemudian Christy menggerakkan pinggulnya pelan-pelan sambil menekan. Aku juga
merusaha mengimbangi gerakannya sambil membelai-belai punggung dan pinggulnya.
Kembali keduanya tenggelam ke dalam buaian kenikmatan lautan birahi.
Sedikit-demi
sedikit batang kemaluan Robby menyeruak masuk ke dalam liang vagina Christy
yang kecil itu. Tampaknya Christy tidak mengalami kesakitan seperti tadi,
meskipun desahan dan rintihan masih keluar dari bibir Christy, tapi bukan
karena sakit melainkan lebih banyak karena kenikmatan yang dirasakannya.
Akhirnya tanpa mereka sadari seluruh batang kemaluan Robby tenggelam sepenuhnya
ke dalam liang vagina Christy. Kini tubuh mereka sepenuhnya saling berhimpit
dan merapat. Tidak ada lagi celah-celah ruang yang memisahkan tubuh keduanya.
"Ohh..."
desah Christy sambil menekan bukit dadanya kedada Robby. Puttingnya yang sudah
mengeras bagai kerikil itu terasa menggaruk-garuk dada bidang kakaknya. Bibir
mereka saling menghisap sambil lidahnya saling membelai. Christy kemudian
berbisik ditelinga kakaknya,
"Robby,
penismu sudah masuk semuanya. Begitu penuh dan sesak, sepertinya nggak ada lagi
ruang yang tersisa disana, Oh Robby, memang sakit sekali tadi waktu masuk, tapi
sekarang sepertinya nggak kurasakan lagi, enak sekali Robby... Begitu
nikmatnya."
Untuk
beberapa saat mereka terdiam tanpa berkata-kata, hanya gerakan-gerakan kecil
dari pinggul mereka. Pikiran mereka berdua sepertinya sedang dikonsentrasikan
kebagian kemaluannya masing-masing dimana perasaan nikmat yang tiada terkatakan
sedang mengalir ke seluruh tubuhnya. Kedua mata mereka saling bertatapan,
senyuman manis Christy yang penuh rahasia menghiasi wajahnya yang imut dan
cantik sekali. Robby merasakan betapa ketatnya jepitan liang vagina Christy.
Sehingga dengan sedikit gerakan saja sudah menimbulkan perasaan rasa nikmat
luar biasa.
Pinggul Christy
mulai digerakkan pelahan-lahan turun hampir. Robby pun mengiringinya dengan
gerakan yang seirama. Setiap kali batang penis Robby tercabut naik sekitar 2
inci, kemudian ditekan lagi ke dalam. Setiap gerakannya menimbulkan sensasi
luar biasa karena ketatnya jepitan liang vagina Christy pada penis Robby dan
juga karena permukaan kuit bagian tersebut memang paling sensitif. Cairan
kewanitaan Christy keluar semakin banyak, melumasi dinding liang vagina itu
sehingga mengurangi rasa pedih akibat gesekan, sehingga beberapa saat kemudian
tidak ada lagi rasa pedih yang dirasakan Christy. Yang ada hanyalah sensasi
kenikmatan dan kenikmatan, yang membakar seluruh tubuh mereka.
"Ohh
Robby, aku hampir tidak bisa percaya bagaimana nikmatnya ini! inikah
surga?!" guman Christy.
"Ohh, Robby, aku tahu ini akan luar biasa, aku tahu kau akan membuat keadaan ini menjadi luar biasa, tapi kenikmatan ini benar-benar jauh diatas yang aku bayangkan," kata Christy sambil meneruskan gerakannya.
"Ohh, Robby, aku tahu ini akan luar biasa, aku tahu kau akan membuat keadaan ini menjadi luar biasa, tapi kenikmatan ini benar-benar jauh diatas yang aku bayangkan," kata Christy sambil meneruskan gerakannya.
Gerakan
naik-turun tersebut makin lama semakin panjang, sehingga kemudian hampir
seluruh 7 inci batang penis Robby tercabut semua, dan kemudian ditekan lagi
hingga amblas kedasar liang vagina Christy. Nafas Christy semakin memburu, dan
sepertinya mulai agak tersegal-segal. Ini bukan hanya karena beratnya aktivitas
yang dia lakukan, tetapi karena dia semakin naik mendekati puncak orgasmenya.
Dorongan
gairah Christy yang semakin meningkat, dan tiba-tiba terdengar suara 'poop'
ketika penis Robby tercabut lepas.
"Ohhh,
jangannn!" teriak Christy setengah menangis, "Kembalikan cepaaat,
kembalikan cepaaat, ooohhh kembalikan kepadaku!"
Kudorong
tubuh Christy terlentang, kupegang kedua pahanya dan kubuka lebar-lebar
sehingga liang vaginanya terpampang jelas dihadapanku. Hatiku berdesir melihat
betapa liang itu sudah terbuka sedikit, tidak merapat seperti sebelumnya. Dan
dari liang itu tampak memeleh keluar darah segar bercampur cairan vaginanya.
"Ohhh...
Darah keperawanan adikku, aku telah mengambil keperawanan adikku sendiri."
Bathinku.
Kutarik
pinggul Christy sambil kumajukan pinggulku sehingga batang kemaluanku yang
tegang mengkilat basah oleh cairan vagiva Christy bercampur darah perawannya,
menempel tepat di gerbang liang vaginanya. Pelahan kudorong penisku masuk.
Meskipun masih cukup sulit karena sempitnya lubang itu, tapi berkat cairan
vaginanya yang licin itu penisku bisa kumasukan semua sampai terasa ujung
batang penisku menekan kuat dasar liang vagina itu. Christy merintih cukup
nyaring ketika batang penisku bergesekan ketat dengan dinding liang vaginanya.
"Ohhh,
ahhh, Robby! Terusss... Masukkan ooohhh, ya yaa terusss!"
Aku
hampir tidak percaya bahwa lubang kecil itu mampu mengembang sedemikian rupa
sehingga batang penisku bisa masuk semuanya. Kemudian kutarik lagi penisku
pelahan-lahan sampai separuh bagian dan kutekan kembali sampai amblas ke dasar liang
vagina itu, demikian terus menerus kulakukan dengan tempo semakin lama semakin
cepat.
Rintihan
dan erangan Christy semakin keras, tubuhnya menggeliat geliat mengikuti
gerakanku sambil pinggulnya terangkat-angkat setiap kali penisku kutarik.
"Ohhh,
yes, yes, ohhh, terus, terus... Aaahhh ooohhh."
Kurasakan
puncak orgasmeku sudah semakin dekat. Pikiranku juga melayang-layang. Adikku,
adikku tersayang Christy, aku sedang ML dengan adikku sendiri, kuperawani
adikku yang selama ini kusayang-sayang.
"Ohhh
apa yang sedang kulakukan?" bisik hatiku, tapi kenikmatan ini benar-benar
teramat sangat luar biasa sehingga aku tak mampu menolaknya... Aku benar-benar
tak bisa membayangkan kenikmatan yang seperti ini...
Tiba-tiba
aku dikejutkan dengan teriakan Christy yang nyaring sambil tangannya
mencengkeram punggungku. Tubuhnya bergetar dan mengejang. Sepertinya Christy
telah mencapai orgasmenya kembali. Liang vaginanya berdenyut-denyut keras
seperti meremas-remas penisku. Dan tiba-tiba penisku seperti kontak ikut terpengaruh
sehingga batang penisku ikut berdenyut-denyut. Cepat-cepat kutarik keluar
batang penisku, dan spermaku langsung menyembur keras keudara berkali-kali, dan
jatuh menimpa dada, perut, paha dan bahkan juga berhamburan diatas kasur.
Mata Christy
melotot menyaksikan semburan spermaku yang begitu dasyat. Gadis itu sampai lupa
tentang orgasmenya.
"OHH,
seperti itukah kalau pemuda orgasme???" serunya.
Dia
usap-usap cairan sperma yang ada didadanya, diperhatikannya dengan seksama
cairan putih kental dan lengket itu.
Batang
kemaluanku tetap keras dan kencang meskipun telah orgasme, bahkan sepertinya
hampir tidak berubah. Sepertinya rangsangan kenikmatan yang kurasakan membuat
gairahku begitu tinggi sehingga belum terpuaskan hanya dengan sekali orgasme.
Kembali
kupasang penisku digerbang liang vagina Christy, gairah Christy sepertinya juga
tetap tinggi, mungkin setelah melihatku orgasme adikku ini jadi semakin
bergairah. Langsung diraihnya leherku diciumi bibirku sambil memelukku
erat-erat. Segera kutindih tubuhnya dan penisku kembali amblas ke dalam liang
vagina Christy dan paha Christy juga langsung melingkar dan menjepit pahaku.
Gairahku
langsung memuncak kembali, kugerakkan pinggulku naik-turun dengan bersemangat. Christy
juga menggerakkan pinggulnya kekiri-kekanan mengimbangi gerakanku. Kembali kami
berlomba dan saling memacu gairah birahi kami. Napas kamipun ikut berpacu
semakin cepat.
Tanganku
tak tinggal diam, kugerayangi kemulusan tubuh Christy, buah dadanya
kuremas-remas dan puttingnya kupilin-pilin, membuat tubuh Christy
menggeliat-geliah semakin liar dan desahan serta rintihannya semakin nyaring
memenuhi ruangan.
Christy
semakin bersemangat mengimbangi gerakanku. Adikku sepertinya semakin lincah dan
pandai melakukan olah gerak seksual. Irama gerakannya semakin padu dengan
gerakanku. Pinggulnya kadang-kadang bergerak kekiri-kekanan, tapi kadang-kadang
juga berputar-putar atau diangkat-angkat yang pada akhirnya menimbulkan
perasaan nikmat yang semakin luar biasa.
Mulutnya
tidak hanya mendesis-desis dan mengerang-erang, tapi juga diiringi tangisan dan
jeritan-jeritan kecil yang menimbulkan sensasi suara yang bisa membangkitkan
bulu roma. Kami terus berpacu dan berpacu dalam alunan nafsu birahi. Kami
benar-benar lupa dengan keadaan sekeliling kami, melupakan siapa kami. Yang ada
hanyalah kenikmatan dan kasih sayang.
Irama
gerakan kami semakin lama semakin cepat, napas kami sudah berpacu seperti
lokomotip dan keringat kami sudah membanjiri sekujur tubuh kami. Sampai
akhirnya kembali Christy menjerit sambil menggigit pundakku, tubuh dan kakinya
mengejang dan menjepit kuat-kuat.
"Ooohhh...
Aaahhh Robbyyy... Aku keluar lagi, ooohhh aku keluar lagi."
Segera
kupercepat gerakanku, kurasakan penisku juga sudah berdenyut-denyut, aku ingin
keluar bersamanya. Dan satu menit kemudian, ketika denyutan-denyutan liang
vagina Christy belum lagi hilang, batang kemaluanku berdenyut kuat dan segera
kutekan kuat-kuat kedasar liang vagina Christy dan spermakupun menyembur kuat
beberapa kali. Kembali Christy menjerit misteris merasakan semburan spermaku
didalam dasar liang vaginanya.
"Ooohhh,
ROBBY, OH ROBBY, terus, terusss, ohhh, luar biasa ooohhh, habiskan Robby,
terus, terus ooohhh."
Aku masih
terus menggerakkan pinggulku naik-turun sampai beberapa saat setetah semprotan
spermaku berhenti, kemudian tubuhku terkulai lepas diatas tubuh Christy. Adikku
Christy sepertinya juga sudah kehabisan tenaga. Matanya tertutup rapat dengan
napas masih tersegal-segal. Penisku masih tertanam di vagina Christy.
Beberapa
saat kemudia mata Christy terbuka, dan kami saling berpandangan tanpa
berkata-kata. Diapandangnya wajahku tajam-tajam. Dimata Christy aku tetap
seperti seorang pahlawan, tapi sekarang ada lagi bayangan lain, sesuatu yang
baru yang tidak ada sebelumnya. Aku menyadari bahwa tatapan mata Christy
memancarkan cinta kasih yang begitu mendalam, dan penuh kemesraan. Hatiku
berdesir melihat tatapan mata itu. Sorot mata yang tidak pernah kulihat seumur
hidupku. Akupun berbisik,
"Christy,
benar-benar luar biasa, lebih dari yang pernah kubayangkan."
Christy
menganguk sambil tersenyum manis sekali. Diraihnya leherku dan kamipun
berciuman dengan mesra sekali. Tanpa melepaskan ciumannya, didorongnya tubuhku
kesamping, dan kini gantian Christy yang menindih tubuhku. Pinggulnya digerakkan
naik-turun sehingga celah-celah vaginanya menjepit dan mengesek batang penisku,
membuat penisku bangun lagi.
"Oh,
Robby, Robby, kakakku, kekasihku. Terimakasih Robby. Terimakasih. Aku yakin ini
adalah saat yang paling bersejarah dalam hidupku, paling manis dan paling
indah. Terimakasih, kau telah memberikan yang terbaik buatku. Aku sangat
menyayangimu Robby."
Pinggul
bergerak semakin cepat, saling bergesekan dan saling menekan. Penisku sudah
kembali tegang dan membesar sepenuhnya. Christy menciumi wajahku sambil
berbisik,
"Robby,
masih sangat banyak yang harus kau ajarkan tentang sex. Akhir pekan ini
semuanya untuk kita. Maukan kau ajari aku lebih jauh tentang sex?"
Ya tentu
saja aku tidak akan menolak permintaannya. Kuhabiskan malam panjang ini diatas ranjang
bersama Christy. Kuceritakan semua yang aku ketahui tentang sex, tapi yang
terutama adalah mempraktekannya bersama. Akupun juga banyak belajar dari dia.
Malam itu benar-benar menjadi milik kami berdua.
0 komentar:
Posting Komentar