Dipaksa Tante Crot Didalem
Dipaksa Tante Crot Didalem |
Cerita Seks - Namaku Marwan, aku adalah seorang mahasiswa PTS terkenal di
Yogyakarta berusia 22 tahun dan aku kost di sebuah rumah milik seorang janda
pengusaha toko, sebut saja Tante Melisa. Usianya masih 40 tahun. Suaminya
meninggal karena komplikasi, dan dengar-dengar dari tetangga Tante Melisa itu
dulunya hostess di Surabaya.
Tante
Melisa sangat cantik dan menjaga tubuhnya sehingga dia tampak seperti berumur
30 tahun. Dia juga berpenampilan seksi, suka memakai celana kaos ketat dan
tank-top. Ceritanya berawal ketika suatu hari aku sedang onani di kamar mandi
dan ternyata lupa dikunci. Ternyata Tante Melisa menontonnya dan setelah aku
orgasme, aku kaget melihatnya.
“Wan,
kelihatannya asyik ya.. mendingan lain kali minta bantuan Tante pasti lebih
enak.”
Aku jadi malu berat dibuatnya, “Maaf Tante, saya lupa menutup pintunya.”
“Nggak apa kok Wan, kan kamu sudah dewasa dan wajar melakukannya. Tante juga sudah sering lihat yang begituan kok”, katanya sambil senyum.
Aku jadi malu berat dibuatnya, “Maaf Tante, saya lupa menutup pintunya.”
“Nggak apa kok Wan, kan kamu sudah dewasa dan wajar melakukannya. Tante juga sudah sering lihat yang begituan kok”, katanya sambil senyum.
Beberapa
hari kemudian aku disuruh bantu-bantu di tokonya dan tanpa segan-segan aku
membantunya hingga malam Tante Melisa memintaku untuk menemaninya dan aku
disuruh menginap di situ, memang di tokonya ada dua kamar di lantai dua (ruko)
dan kamar tersebut kadang ditempati Tante Melisa bersama anaknya. Tante Melisa
mengajakku makan bersama dan minum wine dan aku tidak mengerti kok aku bisa
sampai tidak sadar, mungkin dicampur obat tidur.
Paginya
Tante Melisa membangunkanku bahkan harus sampai disiram, aku disuruh
cepat-cepat pulang kost dan merahasiakan kalau aku tidur di ruko. Aku
menurutinya dan malamnya setelah toko tutup Tante Melisa mengajakku berhubungan
intim.
“Wan,
Tante minta malam ini kamu puasin Tante ya.”
Karuan
saja kutolak karena aku memang belum pernah gituan dan takut meskipun aku
sering nonton BF.
“Maaf
Tante saya nggak berani”, kataku sambil gugup. Tante Melisa mengancam dan Tante
Melisa memutar videoku sedang tidur bugil. Tante Melisa bilang tadi malam saat
tidur menelanjangiku dan merekamnya dengan Handycam.
“Tante
akan menyebarkan rekaman ini jika kamu nggak mau melayani Tante kecuali kamu
mau melakukan yang Tante minta. Percaya Tante deh, toh Tante juga menjaga nama
baik Tante jadi ini akan jadi rahasia kita berdua.”
Akhirnya
karena takut dan polos aku melayaninya. Dari situ aku tahu ternyata Tante Melisa
maniak seks, Tante Melisa pertama minta mandi Caty (dijilati tubuhnya dari ujung
kaki sampai ujung rambut) dan Tante Melisa minta aku menjilatinya liang
kewanitaannya sampai berjam-jam setiap aku berhenti Tante Melisa menjambak
rambutku dan menekan kepalaku ke liang sorganya. Pengalaman pertamaku menyentuh
wanita apalagi menjilati seluruh bagian tubuhnya, dalam keterpaksaan itu aku
sampai menangis.
“Sudah
Tante.. sudah”, sambil nafasku tersengal-sengal.
“Aghh.. jangan lepas. Teruss.. teruss!”
“Aghh.. jangan lepas. Teruss.. teruss!”
Tante
Melisa terus menjepit kepalaku dengan kedua pahanya yang kencang. Aku dapat
merasakan harumnya kemaluan Tante Melisa. Aku sendiri merasa nikmat sekaligus
takut. Dia menyuruhku tidur di sofa dan Tante Melisa menduduki wajahku sehingga
aku dipaksa menjilati kelamin dan anusnya.
“Aghh..
enak sekali Wan”, katanya sambil memutar-mutar pantatnya di atas wajahku yang
sudah basah karena cairan kewanitaannya. Pantatnya yang hangat dan kencang itu
menindih wajahku sehingga aku sampai susah bernafas. Jika Tante Melisa tidak
merasa puas atas pelayananku ia suka sekali menampar, mencakar, menjambak,
meludahi. Setelah itu Tante Melisa mengambil posisi 69 dan kami saling
mengoral.
“Ayo
Wan, kamu bisa lebih panjang lagi”, katanya sambil menarik-narik kemaluanku dan
memelintir pelirku. Aku yang kesakitan tapi merasakan sensasi yang luar biasa.
Dalam mengoral, Tante Melisa seperti singa yang tidak diberi makan 3 hari.
Sangat buas dan Tante Melisa mempermainkannya dengan sangat cekatan terampil,
kadang menarik terus memutar kadang mengocoknya dengan cepat terus perlahan.
Bahkan
pernah Tante Melisa mengencingi wajahku sambil membuka mulutku.. lalu aku
disuruh menjilat air kencingnya yang tercecer di lantai. Entah kenapa lama-lama
aku malah menyukai mungkin aku termasuk sado masochocist.
Suatu
hari entah dari mana Tante Melisa membawa alat-alat untuk seks sado masochist,
ada bola penyumpal mulut terus seperti kuas penggelitik, cemeti dari kulit,
pengikat leher seperti anjing, CD kulit yang berlobang di bagian depannya dan
pakaian seperti pasukan Romawi dulu.
Dia
menelanjangi dan mengikatku sambil merangkak Tante Melisa berteriak-teriak memecutiku
dan menendang pantatku persis seperti anjing, dia sebar makanan di lantai dan
menyuruhku memungut dengan mulut bahkan menjilati ludah dan kencingnya di
lantai.
Di
bagian batang kemaluanku dia mengikatkan sebuah karet gelang yang ada
kerincingnya sehinga setiap kali merangkak berbunyi nyaring. “Ayo.. ayo kalau
kamu mau jadi anjing Tante yang setia harus nurut yang Tante perintahkan!”
Tante Melisa kadang memperlakukanku seperti kuda, dengan mengikat leherku dan
menunggangi punggungku sambil memecut pantatku.
Sering
juga Tante Melisa yang maniak seks memasukkan sebagian pisang susu ke liang
kewanitaannya dan menyuruhku mengambil dan memakannya dengan mulut. Untuk
menyumpal mulutku agar aku tidak mengerang keras biasanya Tante Melisa memakai
CD-nya atau Carefree Panty Shield.
Aku
tidak pernah punya kesempatan menggunakan batang kemaluanku, paling Tante Melisa
suka sekali mengocoknya bahkan Tante Melisa pernah mengocokku sampai orgasme 4
kali dalam satu malam. Sampai batang kemaluanku lecet dan perih dan tangan Tante
Melisa juga sampai pegal-pegal.
Tante
Melisa sangat merawat batang kemaluanku, buktinya setiap habis main selalu dia
merendam dengan air hangat dan kadang dengan teh basi katanya agar batang
kemaluanku selalu kuat dan siap kapan saja.
“Masak
cuman bisa dua kali.. nih rasakan!” katanya sambil menyentil ujung kemaluanku.
“Aduh.. ampun Tante..” pintaku memelas.
“Aduh.. ampun Tante..” pintaku memelas.
Itulah
yang sering terjadi jika Tante Melisa yang maniak seks memaksaku orgasme
berkali-kali. Dalam mengocok Tante Melisa juga kadang pakai sarung tangan, pakai
foam/shampoo, odol, pakai supit untuk mie dll, biasanya Tante Melisa mengocokku
sambil minta dioral seks atau menjilati puting dan ketiaknya.
0 komentar:
Posting Komentar