Gadis-Gadis Bali Yang Luar Biasa
Gadis-Gadis Bali Yang Luar Biasa |
Bandar Ceme - Di bulan Juli 2004, Saya dan Budi berangkat ke Bali untuk
menghadiri seminar investasi yang diadakan oleh sebuah perusahaan sekuritas
ternama di Indonesia. Seminar diadakan di sebuah hotel megah di Nusa Dua.
Seminar ini tak hanya mengundang peserta dalam negeri tetapi juga peserta dari
luar negeri. Budi adalah teman baik saya dari SMA, dan kebetulan sekarang kita
bekerja di satu perusahaan. Bersama Budi, dari SMA kita telah banyak
mengeksplorasi tentang wanita dan seks. Budi is the master in seducing women.
Nama saya Arthur dan ini kisahku.
Selasa
Saya
dan Budi telah check in di hotel tempat seminar diadakan. Kami diberi satu
kamar untuk berdua. Waktu menunjukkan pukul 13 siang, kami memutuskan untuk
menyewa mobil dan pergi jalan-jalan ke Kuta. Saya banyak menghabiskan waktu
untuk foto-foto obyek yang menarik, sedangkan Budi lebih senang keluar masuk
toko mencari souvenir.
Rabu
Jam 8
pagi seminar telah dimulai. Pesertanya cukup banyak, saya taksir ada sekitar 80
orang. Untuk hari ini akan ada 4 session. Saya melihat makalah seminar cukup
banyak dan menarik. Sambil mendengarkan seminar, tak lupa saya mencari-cari
yang cantik. Mata saya tertuju pada seorang wanita Chinese yang cantik berambut
panjang yang duduk 1 meter dari saya. Rambutnya di beri high light warna merah
tua. Ia mengenakan blazer dan rok selutut berwarna biru tua. Sekali-sekali ia
menguap lalu minum kopi. Selesai session pertama, ada istirahat 15 menit. Saya
memakai kesempatan ini untuk kenalan dengan wanita itu.
“Bagus
ya topiknya tadi” kata saya membuka pembicaraan.
“Iya, menarik kok. Pembicaranya juga bagus cara membawakannya”
“Nama saya Arthur” kata saya sambil memberikan kartu namaku
“Oh iya, saya Tiwi” katanya sambil mengeluarkan kartu namanya.
“Iya, menarik kok. Pembicaranya juga bagus cara membawakannya”
“Nama saya Arthur” kata saya sambil memberikan kartu namaku
“Oh iya, saya Tiwi” katanya sambil mengeluarkan kartu namanya.
Rupanya
Tiwi bekerja di perusahaan sekuritas saingan perusahaan tempat saya bekerja
“Kamu
sendiri saja ke seminar ini?” tanya saya.
“Iya, tadinya teman saya mau datang tapi last minute ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda”
“Iya, tadinya teman saya mau datang tapi last minute ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda”
Tak
lama Budi menghampiri saya diikuti oleh 1 pria dan 1 wanita. Dua-duanya
Chinese.
“Arthur,
kenalin nih teman saya dari Singapore. Dulu saya kuliah bareng dengannya” kata Budi
sambil menunjuk ke pria itu.
“Halo, saya Arthur”
“Saya Benry” kata si pria.
“Saya Carin” kata si wanita.
“Halo, saya Arthur”
“Saya Benry” kata si pria.
“Saya Carin” kata si wanita.
Kami
lalu saling berkenalan dan bertukar kartu bisnis. Benry dan Carin bekerja di
perusahaan sekuritas di Singapore. Carin manis sekali. Tingginya sekitar 165 cm
dan dadanya yang membusung terlihat jelas dibalik kemeja tanpa lengan yang ia
kenakan. Rambutnya yang pendek membuat penampilannya bertambah menarik.
Sedangkan Tiwi, tingginya sekitar 170 cm. Tatapan mata Tiwi agak-agak nakal
sehingga saya sempat berpikir ia akan mudah saya ajak tidur.
Session
kedua pun kembali dimulai dan berakhir jam 12 siang. Saya, Budi, Benry, Carin
dan Tiwi makan siang bersama di coffee shop hotel. Kami memakai kesempatan ini
juga untuk berkenalan dengan peserta lainnya. Lumayan untuk memperluas net
work. Session ketiga dan keempat berjalan dengan menarik dan banyak menambah
ilmu. Seminar hari ini berakhir jam 5 sore.
“Arthur,
kamu kan orang Indonesia, kemana kamu bisa membawa kami makan enak? Saya sudah
bosan dengan makanan hotel” tanya Benry.
“Kita ke Jimbaran saja atau ke Legian, disana banyak restaurant” sahut saya. Kita berlima pun berangkat ke Jimbaran untuk makan malam.
“Kita ke Jimbaran saja atau ke Legian, disana banyak restaurant” sahut saya. Kita berlima pun berangkat ke Jimbaran untuk makan malam.
Kamis
Gadis-Gadis Bali Yang Luar Biasa |
Cerita Seks - Seminar
pun kembali dimulai jam 8 pagi. Topiknya yang menarik membuat waktu berjalan
dengan cepat. Tak terasa seharian penuh telah terlewatkan di ruang seminar.
Selesai seminar, saya menawarkan untuk ke Kuta untuk melihat matahari terbenam,
teman-teman pun setuju. Hari ini Tiwi terlihat cukup seksi, ia mengenakan rok
mini ketat berwarna biru muda dan kemeja tanpa lengan berwarna putih. Di Kuta
ia menyempatkan untuk beli sandal karena dari hotel ia mengenakan sepatu hak. Carin
pun terlihat tambah manis. Ia mengenakan celana panjang ketat warna coklat muda
dan kemeja tanpa lengan warna putih. Carin ikut membeli sandal di Kuta karena
ia lupa membawa sandal dari Singapore. Selesai melihat matahari terbenam, kita
bersantai di Hard Rock Café lalu makan malam ke Warung Made.
Jum’at
Hari
terakhir seminar banyak diisi oleh tanya jawab dari peserta. Seminar berakhir
jam 4 sore karena panitia memberi kesempatan bagi peserta rapat untuk menikmati
sunset di Kuta. Sebuah bis telah disiapkan untuk membawa peserta kesana. Kami
berlima ikut ke Kuta tetapi lebih memilih naik mobil sendiri daripada naik bis.
Selesai melihat sunset, kami berlima menyelusuri toko-toko di sepanjang Kuta. Carin,
Benry, Tiwi dan Budi sibuk berbelanja. Tiwi rupanya belum pernah ke Bali
sehingga ia senang sekali jalan-jalan ke Kuta. Jika sedang jalan ramai-ramai, Carin
terlihat kecil mungil karena saya dan Budi tingginya 185 cm, Benry sekitar 180
cm dan Tiwi sekitar 170 cm.
Bali
semakin malam, kami memutuskan untuk makan malam di daerah Legian. Restaurant
Maccaroni menjadi pilihan kami. Beberapa peserta seminar ikut bergabung makan
bersama kami. Tak henti-hentinya kami bercanda dan tertawa-tawa. We had a good
time. Selesai makan, kami berlima melanjutkan ke M-Bar-Go yang terletak satu
jalan dengan Maccaroni. Peserta rapat yang bergabung dengan kami lebih memilih
untuk kembali jalan-jalan di sepanjang Legian.
Musik
berdentum-dentum dimainkan oleh DJ. Suasana cukup ramai tetapi tidak terlalu
padat. Enak lah pokoknya untuk bersantai. Kami memesan minuman beralkohol dan
melanjutkan obrolan sambil menonton film yang diputar di jumbo screen. Jam
23:00, saya terpaksa harus mengajak teman-teman pulang karena si Budi
kelihatannya sudah mabuk berat, Tiwi dan Carin mukanya merah dan mereka
tertawa-tawa melihat Budi yang mabuk.
Saya
memang sengaja tidak minum terlalu banyak karena tidak ada niat mabuk malam
itu. Setelah membayar minuman, saya membopong Budi keluar, Carin bersandar pada
Tiwi dan Benri mengikuti dari belakang. Untung mobil diparkir tidak jauh dari
club. Di mobil, Budi tak henti-hentinya nyanyi dan tertawa. Tiwi, Carin dan Benri
ikut tertawa melihat kelakukan Budi.
Setiba
di hotel, saya menghentikan mobil depan lobby dan menyerahkan mobil ke petugas
valet parking. Kembali saya bopong Budi. Carin berjalan sambil setengah memeluk
Benri sambil mengeluh kepalanya yang sakit. Tiwi kelihatannya biasa saja
padahal saya tau ia juga mabuk. Kami berlima naik lift dan saya menarik nafas
lega karena tidak ada anggota peserta di lobby hotel. Lift berhenti di lantai
3, Benri dan Carin keluar karena kamar mereka di lantai 3. Saat pintu lift
tertutup, Tiwi berseru sambil membuka-buka tasnya
“Shit,
kunci kartu gue mana ya?”
“Wah jangan-jangan tadi jatuh waktu tas kamu ditaro di kursi di club” kata saya.
“Argh, harus minta dibukain nih sama resepsionis” ujar Tiwi.
“Telepon dari kamar saya saja” saya menawarkan.
“Wah jangan-jangan tadi jatuh waktu tas kamu ditaro di kursi di club” kata saya.
“Argh, harus minta dibukain nih sama resepsionis” ujar Tiwi.
“Telepon dari kamar saya saja” saya menawarkan.
Pintu
lift terbuka di lantai 4, kembali saya membopong Budi yang sudah tak sadarkan
diri, Tiwi membantu saya membuka pintu kamar. Begitu masuk kamar, saya langsung
menjatuhkan Budi di tempat tidur. Tiwi membuka pintu balkon dan melihat keluar
“Wah
enak sekali kalian dapat kamar menghadap laut”
“Lumayanlah, kecil-kecilan” kata saya sekenanya.
“Lumayanlah, kecil-kecilan” kata saya sekenanya.
Saya
berdiri di belakang Tiwi lalu memegang kedua bahunya sedangkan Tiwi tetap melihat
kearah laut.
“Enak
ya mendengar suara ombak” kata Tiwi.
Tiwi
lalu merapatkan punggungnya ke dada saya dan saya merangkul Tiwi dari belakang.
Dengan perlahan, saya mencium kepala Tiwi lalu turun ke kuping kiri. Tiwi
mendongakkan kepalanya sehingga saya bisa bebas mencium lehernya yang putih.
Kemudian Tiwi menoleh ke saya lalu mencium bibirku.
“Ummhh
Arthur, you are so sexy” kata Tiwi.
Sambil
tetap merangkul Tiwi, tangan saya menggapai ke pinggir pintu balkon dan
mematikan lampu balkon supaya tidak ada yang memperhatikan kami. Tangan saya
mulai menjelajahi seluruh pantat Tiwi yang padat kemudian meraba-raba dadanya
yang sekal. Tak henti-hentinya Tiwi melenguh. Tangan Tiwi pun ikut meremas
kontolku dari balik celana. Lalu saya menarik Tiwi kembali ke kamar dan
mendorongnya ke tempat tidur. Kembali kita berciuman ditempat tidur.
Tangan
Tiwi dengan cepat membuka kemeja dan celana panjangku sedangkan saya langsung
membuka baju, BH, rok mini dan celana dalamnya. Tubuh Tiwi yang putih dan
telanjang bulat membuat nafsuku membara. Dengan gemas saya meremas payudaranya
yang berukuran 32B sambil menghisap putingnya. Nafas Tiwi memburu dengan cepat
apalagi saat saya mulai beralih ke vaginanya. Tiwi bagaikan kuda liar saat
klitorisnya saya jilat. Tak henti-hentinya saya menjilat seluruh vagina dan
selangkangannya. Saya membalikkan tubuh Tiwi untuk bergaya 69.
Di
pantat kiri Tiwi ada tattoo kupu-kupu kecil berwarna pink, saya tersenyum
melihatnya. Dalam posisi 69, dengan rakus Tiwi menggenggam kontolku dan mulai
menghisapnya. Saya pun membalas dengan menjilat anus dan vaginanya. Goyangan
pantat Tiwi terasa semakin keras saat dijilat vaginanya sehingga harus saya
tahan pantatnya dengan kedua tangan saya. Tiba-tiba Tiwi melepaskan genggaman
tangannya dari kontol saya dan melenguh dengan keras, rupanya ia mengalami
orgasme. Vaginanya yang sudah basah menjadi tambah basah dari cairan
orgasmenya.
Kemudian
Tiwi nungging dan bersandar dipinggir tempat tidur Budi. Saya mengikuti
kemauannya, saya merenggangkan kakinya dan mengarahkan kontolku ke vaginanya.
Dengan penuh gairah saya setubuhi Tiwi yang seksi. Tiwi rupanya tidak diam saja
saat disetubuhi. Tangannya menggapai ke celana Budi dan membuka risletingnya
kemudian menurunkan celana Budi. Tiwi mengeluarkan kontol Budi dari balik
celana dalamnya lalu mulai meremas kontol Budi.
Saya
memperhatikan Tiwi yang mulai mengulum kontol Budi yang masih lemas sedangkan Budi
tertidur tanpa menyadari ada wanita cantik yang sedang menghisap kontolnya. Tak
henti-hentinya payudara Tiwi saya remas dan pencet putingnya. Tak berapa lama
kemudian, Tiwi kembali mengalami orgasme. Saya mengganti gaya ke gaya
missionary. Kaki Tiwi saya rentangkan dan kembali kontolku mengisi vaginanya
yang sudah becek. Suara clipak-clipuk terdengar dengan keras tiap kali kontol
saya keluar masuk vagina Tiwi.
Tujuh
menit menggenjot Tiwi, saya merasakan akan ejakulasi. Saya percepat gerakanku
dan tak lama kontolku memuntahkan peju didalam vagina Tiwi. Dengan
terengah-engah saya mengeluarkan kontolku lalu menindih Tiwi dan mencium
bibirnya. Kami berciuman beberapa menit dan saya baru menyadari ternyata Budi
sudah berdiri disamping kami
“Wah,
ter.. ternya.. ta.. ka.. kalian sudah mm.. mulai duluan” kata Budi dengan
tergagap dan sedikit sempoyongan.
“Tenang Budi, kamu dapat giliran kok” kata Tiwi sambil tertawa lalu menghampiri Budi.
“Tenang Budi, kamu dapat giliran kok” kata Tiwi sambil tertawa lalu menghampiri Budi.
Sambil
berlutut di tempat tidur, Tiwi meremas kontol Budi yang perlahan mulai berdiri.
Budi memejamkan matanya menikmati Tiwi yang mulai menghisap kontolnya. Setelah
puas menghisap kontol, Tiwi berdiri ditempat tidur kemudian mencium Budi.
Dengan kasar Budi menggendong Tiwi sambil menciumnya. Kemudian Tiwi dibaringkan
ditempat tidur dalam posisi doggy style dan Budi langsung menyetubuhi Tiwi.
Kelihatannya pengaruh alkohol membuat Budi menjadi sedikit kasar. Sambil
menggenjot vagina Tiwi, tak henti-hentinya Budi menampar pantat Tiwi sambil
berkata
“Satisfy
me, bitch, suck my dick”
Sekali-sekali
rambutnya yang panjang dijambak sehingga kepala Tiwi sampai menoleh kebelakang
lalu Budi mencium bibirnya. Tiwi kelihatannya justru semakin liar mendapat
perlakukan kasar dari Budi. Saya kemudian berlutut didepan Tiwi lalu
menyodorkan kontolku. Tiwi menyambut kontolku lalu mulai mengulumnya. Setiap
kali Budi menyodokkan kontolnya dalam vagina Tiwi dengan keras, kontol saya
otomatis ikut tersodok ke mulut Tiwi. Tapi beberapa kali kuluman Tiwi terlepas
karena Budi suka menarik rambutnya. Tapi karena Tiwi tidak protes, maka saya
biarkan saja.
Budi kemudian menarik punggung Tiwi sehingga punggung Tiwi tegak. Saya menjilat dan menghisap seluruh payudara Tiwi. Tapi itu tidak bertahan lama karena tangan Budi menjalar keseluruh tubuh Tiwi. Akhirnya saya mengambil bir di mini bar lalu duduk dikursi menikmati adegan seksual yang liar itu. Beberapa kali Tiwi melenguh pertanda ia mengalami orgasme tapi Budi tidak berhenti sedikit pun.
Budi kemudian menarik punggung Tiwi sehingga punggung Tiwi tegak. Saya menjilat dan menghisap seluruh payudara Tiwi. Tapi itu tidak bertahan lama karena tangan Budi menjalar keseluruh tubuh Tiwi. Akhirnya saya mengambil bir di mini bar lalu duduk dikursi menikmati adegan seksual yang liar itu. Beberapa kali Tiwi melenguh pertanda ia mengalami orgasme tapi Budi tidak berhenti sedikit pun.
Tiwi
kemudian melepaskan dirinya dan mendorong Budi untuk duduk ditempat tidur. Tiwi
duduk dipangkuan Budi dan mulai menggoyang pinggulnya. Pinggul dan pantat Tiwi
terlihat merah karena ditampar Budi. Tak henti-hentinya Tiwi berceracau
disetubuhi Budi. Akhirnya tidak lama kemudian Budi ejakulasi. Budi memegang
pinggul Tiwi dan meremasnya dengan keras. Tiwi pun kembali orgasme lalu mereka
berdua berebahan ditempat tidur dengan lemas.
Tiba-tiba
telepon berbunyi..
“Halo,
ini Benri, sudah tidur kalian?” tanya Benri.
“Belum, kita lagi bersenang-senang. Ada Tiwi disini” jawab saya.
“Wah, habis seks ya?” tanya Benri dengan semangat.
“Hehehe, begitulah. Kamu tidur ya? Atau jangan-jangan habis seks dengan Carin” tanya saya menduga-duga.
“Saya ditempat Carin. Saya ketempat kalian deh” kata Benri.
“Belum, kita lagi bersenang-senang. Ada Tiwi disini” jawab saya.
“Wah, habis seks ya?” tanya Benri dengan semangat.
“Hehehe, begitulah. Kamu tidur ya? Atau jangan-jangan habis seks dengan Carin” tanya saya menduga-duga.
“Saya ditempat Carin. Saya ketempat kalian deh” kata Benri.
Waduh,
ternyata Benri baru selesai menyetubuhi Carin. Saya menceritakan ke Tiwi
percakapan tadi. Tiwi tertawa lalu pergi ke kamar mandi. Tak lama kemudian,
pintu bel kamar berbunyi dan saya bukakan. Tampak Benri mengenakan celana
pendek dan kaos sedangkan Carin mengenakan kaos tidur yang panjang hingga ke
dengkul. Dari balik bajunya terlihat ia tidak memakai BH.
“Wah,
kalian abis pesta pora nih” kata Benri sambil tertawa melihat saya yang
telanjang dan Budi yang juga telanjang tapi tidak sadarkan diri.
“Kamu juga nih abis pesta dengan Carin” kata saya. Carin pun ikut tertawa. Mata Carin terus tertuju pada kontolku yang sudah berdiri.
“Mana Tiwi?” tanya Benri.
“Di kamar mandi” jawabku.
“Kamu juga nih abis pesta dengan Carin” kata saya. Carin pun ikut tertawa. Mata Carin terus tertuju pada kontolku yang sudah berdiri.
“Mana Tiwi?” tanya Benri.
“Di kamar mandi” jawabku.
Benri
mengetuk pintu kamar mandi lalu masuk kedalam. Terdengar suara Tiwi dan Benri
tertawa-tawa kemudian hening.
“Kelihatannya
mereka sudah mulai” kata saya kepada Carin.
Carin
menghampiri diriku lalu mencium bibirku. Saya langsung membalasnya dan kita
saling berpagutan. Tanganku mulai mengangkat kaos yang dipakai Carin dan
membukanya. Kemudian saya melihat tubuh Carin yang telanjang bulat. Payudaranya
besar sekali, ukuran 36C. Tubuhnya yang ramping terlihat indah dan bulu
kemaluannya hanya disisakan sedikit didaerah vaginanya.
Dengan
gemas, saya menghisap payudaranya sambil jongkok didepan Carin. Carin meremas
kepalaku menahan gairah. Lalu ciumanku turun ke perut Carin dan ke vaginanya. Carin
mengangkat satu kakinya sehingga dengan mudah saya menjilat vaginanya. Tercium
bau sabun di daerah vagina Carin. Syukurlah Carin masih sempat membersihkan
dirinya setelah bersetubuh dengan Benri. Saya membuka bibir vagina Carin dan
menyedot vaginanya. Carin mengerang dengan penuh nikmat.
Puas
melahap vaginanya, saya mengangkat tubuh Carin. Kaki Carin melingkar
dipinggangku dan saya memasukkan kontolku ke vaginanya. Dalam posisi
menggendong, saya menyandarkan punggung Carin ke dinding lalu saya mulai
menggenjot Carin. Payudara Carin yang besar meliuk ke kiri dan kanan mengikuti
irama goyangan. Tak henti-hentinya saya mencium bibirnya yang merah dan mungil.
Benar-benar gemas aku dibuatnya.
Dari
dalam kamar mandi, terdengar suara Tiwi yang melenguh. Carin pun ikut melenguh
tiap kali kontol saya menghunjam ke vaginanya. Posisi ini hanya bertahan
beberapa menit karena cukup berat menggendong Carin sambil menyetubuhinya. Saya
duduk di kursi dan Carin duduk dipangkuanku menghadap saya. Vagina Carin terasa
mendenyut-denyut di ujung kepala kontolku.
Dengan
enerjik, Carin menggoyang pinggulnya naik turun sambil merangkul kepalaku. Saya
menghisap payudaranya yang besar sambil menggigit putingnya. Tangan kananku
meraih ke anusnya dan saya memasukkan jari telunjukku ke anusnya. Tampaknya ini
membuat Carin semakin liar. Carin terus menerus menghujamkan kontolku sampai ia
mencapai orgasme. Di saat yang sama saya pun ejakulasi. Carin duduk terkulai
lemas dipangkuanku. Saya menggendong Carin ketempat tidur lalu kita berdua
tertidur sambil berpelukan.
Sabtu
Telepon
berbunyi jam 6:30. Saya memang meminta ke operator untuk dibangunkan jam 6:30
karena hari ini akan ada tur. Saya melihat Carin masih tidur telanjang bulat
dalam pelukan saya. Tiwi dan Benri tidur dikarpet beralaskan comforter tempat
tidur. Mereka pun masih telanjang bulat. Budi masih tidur dalam posisi sama.
Saya membangunkan mereka semua untuk siap-siap pergi tur. Berhubung Tiwi, Carin
dan Benri belum pernah ke Bali, maka mereka dengan semangat langsung kembali ke
kamar masing-masing untuk bersiap. Jam 8:00, kami berempat sudah di restaurant
untuk sarapan. Budi tidak ikut karena kepalanya masih sakit.
Tur
menggunakan 2 buah bis. Tujuan pertama adalah ke Tanah Lot, lalu ke Ubud,
Kintamani lalu menonton pertujukkan Kecak. Saat sedang menonton tari Kecak,
saya menerima SMS dari Budi
“Gue
lagi di Kuta nih. Kenalan sama cewek bule. Cuantik banget. Sekarang lagi di
kamar hotel si cewek di Kuta. Have fun ya di tur karena gue juga sedang having
fun”
Saya
tertawa melihatnya. Tur berjalan dengan menyenangkan. Saya memfoto banyak obyek
yang menarik. Tak lupa saya memfoto Tiwi dan Carin sebagai modelku. Jam 18:00,
tur akhirnya tiba kembali di hotel. Semua peserta terlihat senang dan puas.
Di
lobby hotel, Benri buru-buru naik taksi karena ia mau ke Legian untuk beli
beberapa cinderamata yang tidak sempat dia beli. Dia menawarkan ke kita untuk
ikut tapi kita semua capek. Akhirnya Benri pergi sendiri naik taksi ke Legian.
“Mau
ngapain nih malam ini? Malam terakhir” tanya saya.
“Saya capek banget, pengen bubble bath” kata Carin.
“Saya juga, enak nih kalau berendam air hangat” kata Tiwi.
“Kita bertiga berendam aja yuk” saya menawarkan dengan semangat. Tiwi dan Carin tertawa lalu kita menuju ke kamar Carin.
“Saya capek banget, pengen bubble bath” kata Carin.
“Saya juga, enak nih kalau berendam air hangat” kata Tiwi.
“Kita bertiga berendam aja yuk” saya menawarkan dengan semangat. Tiwi dan Carin tertawa lalu kita menuju ke kamar Carin.
Kamar
Carin walaupun single bed tetapi kamarnya sedikit lebih besar karena terletak
di ujung gang. Bath tub diisi air hangat oleh Carin dan dituang sabun bubble.
Kita bertiga lalu membuka baju dan berendam ke bath tub. Ukuran bath tubnya
terlalu pas untuk kita bertiga apalagi tubuh saya yang tinggi. Carin duduk
dipangkuan saya sementara saya berselonjor di bath tub sedangkan Tiwi duduk
diujung bath tub.
Kontol
saya yang berdiri sekali-sekali terlihat menyembul dari balik air. Payudara Carin
pun terlihat setengah menyembul dari balik air. Tiwi terlihat sedang menikmati
air hangat. Ia mengikat rambutnya keatas. Kaki kanan saya menyelip ketengah
kaki Tiwi dan sekali-sekali saya menggelitik selangkangan Tiwi dengan jempol
kaki. Tiwi kegelian lalu meremas biji saya. Carin tertawa-tawa melihat tingkah
kita berdua.
Tangan
kiri saya pun mulai meremas payudara Carin dengan gemas. Carin mulai memejamkan
matanya menikmati remasan tanganku sementara tangan kanannya dengan perlahan
mengocok kontolku. Gairah saya kembali bangkit, saya menarik Carin keatas dan
medudukkannya diujung bath tub. Saya membuka kakinya dan mulai menjilat
vaginanya. Saya dalam posisi nungging didepan Tiwi.
Tiwi
kemudian menyelinapkan tangannya dari antara kakiku dan meremas kontolku. Wah
nikmat sekali rasanya merasakan tangan Tiwi yang mengocok kontolku sambil
menjilat vagina Carin. Tiba-tiba kenikmatan saya semakin bertambah saat Tiwi
membuka lipatan pantatku danmenjilat anusku, gairahku terasa meningkat dengan
pesat dan saya serasa seperti terbang di awang-awang. Masih dalam posisi
menungging, saya terus menjilat vagina dan anus Carin, Carin menikmati itu
semua sambil meremas payudaranya.
“Balik
dong badannya” kata Tiwi.
Saya
membalikkan tubuhku sehingga saya kembali berselonjoran di bath tub, Tiwi
membungkukkan tubuhnya dan mulai menghisap kontolku. Carin mengangkang didepan
mukaku dan menyodorkan vaginanya ke mulutku. Langsung kembali saya jilat
vaginanya. Posisi ini berlangsung sekitar 5 menit. Tiwi kemudian mengangkang
dipinggulku lalu memasukkan kontolku ke vaginanya.
Air
dan buih meluap keluar bath tub saat Tiwi mulai mengocok kontolku dalam
vaginanya. Carin pun memerosotkan tubuhnya sehingga ia duduk diatas perutku dan
saya bisa mencium payudaranya. Tangan Tiwi meraih ke punggung Carin lalu
memijit punggung Carin. Carin tersenyum saat dipijit Tiwi. Kemudian dengan
nakalnya tangan Tiwi menyusuri punggung dan pantat Carin lalu menyelinapkan
tangannya ke vagina Carin. Carin buru-buru mengangkat pantatnya dan berkata
“Aduh
maaf Tiwi, tapi saya belum pernah bercinta dengan wanita” kata Carin.
“Just go with the flow, jangan dilawan” kata Tiwi.
“Just go with the flow, jangan dilawan” kata Tiwi.
Saya
mendudukkan kembali Carin di perutku lalu kembali mencium payudaranya. Mata Carin
terpejam dengan erat saat tangan Tiwi mulai masuk ke selangkangannya dan
memainkan klitorisnya. Carin menggigit bibirnya tiap kali jari Tiwi menyentuh
vaginanya. Tak lama tangan Tiwi tidak lagi berada di vagina Carin karena Tiwi
sendiri sudah semakin liar menggoyang pinggulnya. Carin rebahan di sampingku
lalu memeluk tubuhku sambil menyaksikan Tiwi yang bagaikan kuda liar beraksi
diatas kontolku. Beberapa menit kemudian saya ejakulasi bersamaan dengan Tiwi.
Setelah seluruh peju saya keluar dalam vagina Tiwi, Tiwi keluar dari bath tub
lalu membersihkan vaginanya kemudian kembali masuk ke bath tub.
Carin
belum mendapat giliran. Saya meminta Carin keluar dari bath tub lalu nungging
dengan bersandar pada wastafel. Payudara Carin yang besar terlihat
menggelantung dengan indah. Saya berdiri dibelakang Carin lalu mulai
menyetubuhinya. Carin mendesah-desah dengan penuh nikmat saat kontoku keluar
masuk vaginanya. Tiwi ikut keluar dari bath tub lalu jongkok dibawah Carin. Ia
meraih payudara Carin dam mulai meremasnya. Mulut Carin terbuka lebar menikmati
kocokan dari kontol dan remasan dari Tiwi.
Tubuh
kami bertiga yang basah dan penuh sabun membuat suasana menjadi tambah erotis.
Dengan rakus, Tiwi melahap kedua buah dada Carin dan kelihatannya Carin sudah
mulai terbuka dengan Tiwi. Ia membalas dengan membelai-belai kepala Tiwi.
Karena pegal dengan posisi ini, saya minta mengubah posisi. Saya menarik Carin
dan Tiwi keluar dari kamar mandi. Carin saya dudukkan ditepi tempat tidur.
Kakinya saya buka lebar dan kembali kontolku menghunjam ke vaginanya. Tiwi tak
kalah asyik, ia berbaring di sebelah Carin dan perlahan mulai mencium bibir Carin.
Carin tidak beraksi dan membiarkan Tiwi mencium bibir sambil meremas
payudaranya.
Beberapa
menit berlalu dan Carin mulai membalas ciuman Tiwi. Keduanya saling berpagutan
dan french kiss. Tiwi lalu berlutut diatas muka Carin dan menyodorkan vaginanya
ke Carin. Carin meremas pantat Tiwi dan mulai menjilat vagina Tiwi. Nafas Tiwi
terdengar memburu menahan nafsu. Pemandangan indah ini membuat saya semakin
bergairah sehingga saya ejakulasi. Carin rupanya telah orgasme berkali-kali
saat disetubuhi di kamar mandi dan ketika sedang menjilat vagina Tiwi.
Butuh Bandar Online terpercaya ?
BalasHapusYuk join aja menjadi member Di TogelPelangi
Menyediakan permainan ;
Togel
Live dd48red blue
serta memberikan prediksi terakurat
DISKON Pemasangan :
4D ; 66%
3D : 59%
2D : 29%
Support 4 Bank terbaik :
BCA
MANDIRI
BNI
BRI
Hot Promosi Jackpot Super Lucky
Promo New Member
Komisi Referal 1%
Daftar sekarang bos : www.togelpelangi.com/daftar
Info dan contact :
BBM D8E23B5C
LINE togelpelangi
No telp.dan W.a +85581569708
Silahkan bos